{40} Ghafir / غافر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشورى / Asy-Syura {42} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fussilat فصلت (Yang Dijelaskan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 41 Tafsir ayat Ke 23.
وَذَٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ أَرْدَاكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٢٣﴾
wa żālikum ẓannukumullażī ẓanantum birabbikum ardākum fa aṣbaḥtum minal-khāsirīn
QS. Fussilat [41] : 23
Dan itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu (dugaan itu) telah membinasakan kamu, sehingga jadilah kamu termasuk orang yang rugi.
Itulah dugaan buruk kalian, dugaan kalian terhadap Rabb kalian, ia mencelakakan kalian dan yang membuat kalian masuk neraka. Maka di hari ini kalian termasuk orang-orang yang merugi pada diri dan keluarganya.
Dugaan yang tidak benar ini adalah keyakinan kalian, karena kalian meyakini bahwa Allah tidak mengetahui banyak tentang apa yang kalian perbuat. Hal inilah yang merusak dan membinasakan diri kalian di hadapan Tuhan kalian.
maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Fushshilat: 23)
Yakni kelak di tempat pemberhentian di hari kiamat, kalian merugikan diri kalian sendiri dan keluarga kalian.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Ammar, dari Abdur Rahman ibnu Yazid, dari Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa pada suatu hari ia menutupi dirinya dengan kain kelambu Ka’bah di Ka’bah, lalu datanglah tiga orang lelaki, yaitu seorang Quraisy dan dua orang iparnya dari kabilah Saqif, atau seorang Saqif bersama dua orang Quraisy saudara iparnya. Mereka berperut buncit semuanya, tetapi pengetahuan mereka minim sekali. Lalu mereka mengatakan suatu pembicaraan yang terdengar kurang jelas oleh Abdullah ibnu Mas’ud (yang sedang bersembunyi di balik kain kelambu Ka’bah). Salah seorang dari mereka mengatakan, “Bagaimanakah pendapat kalian, apakah Allah mendengar perkataan kita sekarang ini?” Yang lain menjawab, “Sesungguhnya bila kita keraskan suara kita, Dia mendengarnya. Tetapi bila kita tidak mengeraskannya, Dia tidak mendengarnya.” Yang lainnya lagi mengatakan, “Bila Dia mendengar sesuatu dari pembicaraan kita, berarti Dia mendengar semuanya.” Abdullah ibnu Mas’ud melanjutkan kisahnya, bahwa lalu ia menceritakan peristiwa itu kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. (Fushshilat: 22) sampai dengan firman-Nya: termasuk orang-orang yang merugi. (Fushshilat: 23)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dari Hannad, dari Abu Mu’awiyah dengan sanad yang semisal.
Imam Ahmad, Imam Muslim, dan Imam Turmuzi telah mengetengahkannya pula melalui hadis Sufyan Ats-Tsauri, dari Al-A’masy, dari Imarah ibnu Umair, dari Wahb ibnu Rabi’ah, dari Abdullah ibnu Mas’ud dengan lafaz yang semisal.
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah meriwayatkannya pula melalui hadis kedua Sufyan (Sufyan Ats-Tsauri dan Sufyan ibnu Uyaynah), keduanya dari Mansur, dari Mujahid, dari Abu Ma’mar, dari Abdullah ibnu Sakhbarah, dari Ibnu Mas’ud r.a.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Bahz ibnu Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sehubungan dengan makna firman-Nya: dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. (Fushshilat: 22) Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya kamu dipanggil pada hari kiamat dalam keadaan mulut yang tersumbat dan mula-mula anggota tubuh seseorang dari kamu yang berbicara adalah paha (kaki) dan tangannya.
Ma’mar mengatakan bahwa lalu Al-Hasan membaca firman-Nya: Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu. (Fushshilat: 23) Kemudian Al-Hasan mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman, “Aku selalu bersama hamba-Ku menurut dugaannya terhadap-Ku, dan Aku selalu bersamanya bila dia menyeru-Ku.” Kemudian Al-Hasan diam seraya merenungkannya, lalu mengatakan, “Ingatlah, sesungguhnya amal perbuatan manusia itu menurut prasangka mereka terhadap Tuhan mereka. Adapun orang mukmin, maka dia berbaik prasangka terhadap Tuhannya, karenanya ia beramal baik. Adapun orang kafir dan orang munafik, keduanya berburuk prasangka terhadap Allah, karena itu keduanya beramal buruk.” Kemudian Al-Hasan mengatakan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman: Kamu sekali-kali tidak dapat bersembunyi dari persaksian pendengaran, penglihatan, dan kulitmu terhadapmu. (Fushshilat: 22) sampai dengan firman-Nya: Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu. (Fushshilat: 23), hingga akhir ayat.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami An-Nadr ibnu Ismail Al-Qas alias Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Laila, dari Abu Zubair, dari Jabir r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Jangan sekali-kali seseorang dari kalian mati, melainkan dalam keadaan berbaik prasangka kepada Allah. Karena sesungguhnya ada suatu kaum yang menjadi binasa karena buruk prasangka mereka kepada Allah. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman: Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Tuhanmu, prasangka itu telah membinasakan kamu, maka ‘ jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi. (Fushshilat: 23)
Prasangka ini menjadi sebab kebinasaan dan kesengsaraan kalian. Maka dari itu Allah berfirman, وَذَلِكُمْ ظَنُّكُمُ الَّذِي ظَنَنْتُمْ بِرَبِّكُمْ “Dan yang demikian itu adalah prasangkamu yang telah kamu sangka terhadap Rabbmu,” yaitu prasangka buruk, di mana kalian berprasangka terhadapnya sesuatu yang sangat tidak layak dengan kebesaranNya أَرْدَاكُمْ “dan ia telah membinasakan kamu” maksudnya, mencelakakan kalian, فَأَصْبَحْتُمْ مِنَ الْخَاسِرِينَ “maka jadilah kamu termasuk orang-orang yang merugi,” merugikan diri mereka, keluarga, dan agama mereka sendiri, disebabkan amal-amal perbuatan yang diakibatkan oleh prasangka buruk kalian terhadap Rabb kalian. Maka pastilah ketetapan azab dan kesengsaraan terhadap kalian, maka kekekalan abadi di dalam azab itu pun menjadi pasti terhadap kalian, azab yang tidak akan pernah dihentikan sesaat pun terhadap kalian.
Dan sungguh itulah dugaan buruk-Mu yang telah kamu sangkakan terhadap tuhan yang telah berbuat baik kepada-Mu, dan sekarang ternyata dugaan itulah yang telah membinasakan kamu, sehingga jadilah kamu termasuk dalam kelompok orang yang rugi, 24. Agar terasa betapa besar murka Allah terhadap musuh-Musuh-Nya itu, maka pembicaraan tidak ditujukan kepada mereka, karena mereka tidak layak lagi untuk diajak bicara, tetapi dikatakan bahwa meskipun mereka bersabar atau menahan rasa pedih atas azab neraka, maka memang yang pantas nerakalah yang menjadi tempat tinggal mereka, dan jika mereka minta belas kasihan agar diampuni dan diringankan siksanya, maka mereka itu tidak termasuk orang yang pantas dikasihani untuk diberi ampunan dan keringanan siksa.
Fussilat Ayat 23 Arab-Latin, Terjemah Arti Fussilat Ayat 23, Makna Fussilat Ayat 23, Terjemahan Tafsir Fussilat Ayat 23, Fussilat Ayat 23 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fussilat Ayat 23
Tafsir Surat Fussilat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran