{40} Ghafir / غافر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشورى / Asy-Syura {42} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fussilat فصلت (Yang Dijelaskan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 41 Tafsir ayat Ke 24.
فَإِنْ يَصْبِرُوا فَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ ۖ وَإِنْ يَسْتَعْتِبُوا فَمَا هُمْ مِنَ الْمُعْتَبِينَ ﴿٢٤﴾
fa iy yaṣbirụ fan-nāru maṡwal lahum, wa iy yasta’tibụ fa mā hum minal-mu’tabīn
QS. Fussilat [41] : 24
Meskipun mereka bersabar (atas azab neraka) maka nerakalah tempat tinggal mereka dan jika mereka minta belas kasihan, maka mereka itu tidak termasuk orang yang pantas dikasihani.
Bila mereka kuat menerima adzab, maka Neraka adalah tempat tinggal mereka. Bila mereka minta kembali ke dunia untuk mulai beramal shalih, maka permintaan mereka tidak akan dituruti dan alasan-alasan tidak akan diterima dari mereka.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Jika mereka bersabar (menderita azab), maka nerakalah tempat diam mereka; dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan, maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya. (Fushshilat: 24)
Yakni sama saja bagi mereka apakah mereka tahan atau tidak tahan berada di dalam neraka, tiada jalan keluar bagi mereka darinya dan tiada pula jalan selamat bagi mereka darinya. Jika mereka mengemukakan alasannya, maka tiada suatu alasan pun dari mereka yang diterima, dan tiada suatu hambatan pun yang dilenyapkan bagi mereka.
Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan. (Fushshilat: 24) Yaitu mereka meminta agar dikembalikan ke dunia, maka tiada jawaban bagi permintaan mereka.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa makna ayat ini sama dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menceritakan keadaan mereka:
Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang sesat. Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami darinya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zalim.” Allah berfirman, “Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.”(Al-Mu’minun: 106-108)
فَإِنْ يَصْبِرُوا فَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ “Jika mereka bersabar, maka nerakalah tempat diam mereka,” dan tidak akan ada kesanggupan ataupun kesabaran untuk menanggungnya. Setiap kondisi dimungkinkan untuk bisa disikapi dengan sabar, namun neraka tidak mungkin sabar atasnya. Bagaimana mungkin bisa sabar atas neraka yang panasnya makin dahsyat dan panasnya melebihi panas api di dunia sampai lebih dari tujuh puluh kali lipat, dan didihan airnya pun sangat dahsyat, bau busuk nanah yang bercampur darah yang ada di dalamnya pun makin bertambah, air dinginnya berlipat-lipat derajat, belenggu dan rantai pengikatnya pun amat sangat besar, alat-alat cambuknya besar-besar, para petugasnya sangat kasar, mereka sama sekali tidak mempunyai rasa belas kasih, dan yang terakhir adalah kemurkaan Allah Yang Mahaperkasa. Jawaban Allah ketika mereka menyeruNya dan meminta keselamatan kepadaNya adalah:
اخْسَئُوا فِيهَا وَلَا تُكَلِّمُونِ
“Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku.” (Al-Mu`minun: 108).
وَإِنْ يَسْتَعْتِبُوا “Dan jika mereka mengemukakan alasan-alasan,” maksudnya, mereka minta agar celaan dilepaskan dari mereka, lalu dikembalikan ke dunia untuk memulai amal perbuatan yang baru, فَمَا هُمْ مِنَ الْمُعْتَبِينَ “maka tidaklah mereka termasuk orang-orang yang diterima alasannya,” karena waktu sudah berlalu, mereka telah diberi usia cukup untuk mengambil pelajaran, dan mereka pun telah didatangi oleh pemberi peringatan (rasul), hujjah mereka pun sudah terputus, dan di sisi lain alasan yang mereka kemukakan adalah dusta dari mereka, sebab kalau mereka dikembalikan ke dunia, tentu mereka akan kembali melakukan apa-apa yang dilarang. Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta.
Agar terasa betapa besar murka Allah terhadap musuh-Musuh-Nya itu, maka pembicaraan tidak ditujukan kepada mereka, karena mereka tidak layak lagi untuk diajak bicara, tetapi dikatakan bahwa meskipun mereka bersabar atau menahan rasa pedih atas azab neraka, maka memang yang pantas nerakalah yang menjadi tempat tinggal mereka, dan jika mereka minta belas kasihan agar diampuni dan diringankan siksanya, maka mereka itu tidak termasuk orang yang pantas dikasihani untuk diberi ampunan dan keringanan siksa. 25. Setelah pada ayat-ayat yang lalu Al-Qur’an memberi kecaman terhadap para pendurhaka musyrikin mekah dan siapa pun yang sama dengan mereka, pada ayat-ayat berikut Al-Qur’an menjelaskan lebih jauh sebab kedurhakaan itu. Dan kami tetapkan bagi mereka para pendurhaka itu, teman-teman, yang sifat dan perangainya sama dengan mereka, yakni memuji-Muji apa saja yang ada di hadapan mereka, yakni kelezatan duniawi, dan yang ada di belakang mereka, yakni kehidupan akhirat yang mereka ingkari. Dan oleh sebab itu, tetaplah atas mereka putusan, yakni azab, bersama umat-umat yang terdahulu sebelum mereka, dari golongan jin dan manusia. Sungguh, mereka semua para pendurhaka itu, adalah orang-orang yang benar-benar menderita kerugian.
Fussilat Ayat 24 Arab-Latin, Terjemah Arti Fussilat Ayat 24, Makna Fussilat Ayat 24, Terjemahan Tafsir Fussilat Ayat 24, Fussilat Ayat 24 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fussilat Ayat 24
Tafsir Surat Fussilat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54