{40} Ghafir / غافر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشورى / Asy-Syura {42} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fussilat فصلت (Yang Dijelaskan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 41 Tafsir ayat Ke 26.
وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَـٰذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ ﴿٢٦﴾
wa qālallażīna kafarụ lā tasma’ụ lihāżal-qur`āni walgau fīhi la’allakum taglibụn
QS. Fussilat [41] : 26
Dan orang-orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) Al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan (mereka).”
Orang-orang kafir saling berwasiat di antara mereka: Jangan mendengarkan Al-Qur’an ini dan jangan menaatinya, jangan tunduk kepada perintah-perintahnya. Buatlah kegaduhan dengan meninggikan siulan, suara dan teriakan kalian di depan Muhammad bila dia membaca Al-Qur’an, agar kalian bisa mengalahkannya, lalu dia akan menghentikan bacaannya, maka kita mengalahkannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan orang-orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al-Qur’an ini.” (Fushshilat: 26)
Mereka saling berpesan di antara sesamanya agar jangan taat kepada Al-Qur’an dan jangan tunduk kepada perintah-perintah yang terkandung di dalamnya.
dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya. (Fushshilat: 26)
Yakni apabila Al-Qur’an dibacakan, janganlah kamu mendengarkannya.
Mujahid mengatakan bahwa makna walghaufihi ialah buatlah hiruk pikuk dengan tepuk tangan, suitan, dan bicara keras terhadap Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bila ia sedang membaca Al-Qur’an. Orang-orang Quraisylah yang melakukan hal ini.
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya. (Fushshilat: 26) Maksudnya, celalah dia.
Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ingkarilah dia dan musuhilah dia.
supaya kamu dapat mengalahkan. (Fushshilat: 26)
Demikianlah sikap orang-orang yang bodoh dari kalangan orang-orang kafir dan orang yang mengikuti jejak mereka manakala mendengar Al-Qur’an. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman supaya bersikap berbeda dari hal tersebut. Untuk itu Dia berfirman:
Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al-A’raf: 204)
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang sikap berpalingnya orang-orang kafir dari al-Qur`an dan saling pesan-memesan mereka untuk hal ini, seraya berfirman, وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ “Dan orang-orang yang kafir berkata, ‘Janganlah kamu mendengar al-Qur`an ini’.” Maksudnya, palingkanlah pendengaran kalian darinya. Jangan sekali-kali kalian menoleh kepadanya, atau mendengarkannya dan mendengarkan orang yang datang membawanya. Lalu jika kebetulan kalian telah mendengarnya atau kalian telah mendengar ajakan kepada hukum-hukum yang dikandungnya, maka berbuatlah sia-sia padanya. Maksudnya, ucapkanlah perkataan yang tidak ada gunanya padanya. Sebab sesungguhnya di dalamnya terkandung hal yang berbahaya. Jangan kalian berikan kesempatan, dengan kemampuan kalian, kepada seseorang untuk membicarakan al-Qur`an itu kepada kalian, membacakan lafazh-lafazh dan makna-maknanya.
Inilah bahasa oral mereka, sedangkan bahasa realitas mereka adalah sikap berpaling dari al-Qur`an ini. لَعَلَّكُمْ “Supaya kamu,” yakni, jika kalian melakukan semua itu, تَغْلِبُونَ “dapat mengalahkan.”
Ini adalah sebuah kesaksian dari musuh. Kebenaran yang paling jelas adalah kebenaran yang diberikan kesaksiannya oleh musuh. Sebab, mereka tidak menentukan kemenangan mereka terhadap orang yang membawa kebenaran kecuali pada kondisi berpaling dari kebenaran itu dan saling berpesan untuk berpaling darinya. Mafhum (arti) perkataan mereka adalah bahwa jika mereka tidak berkata yang sia-sia tentangnya, dan justru mendengarkan dan mengarahkan perhatian kepadanya, maka mereka tidak akan bisa mengalahkan. Hal itu karena kebenaran pasti menang, tidak akan bisa dikalahkan. Hal ini diketahui oleh mereka yang berpegang kepada kebenaran dan oleh musuh-musuhnya.
Contoh dari teman-teman para pendurhaka itu dapat dilihat pada perbuatan orang-orang yang melarang mendengarkan bacaan Al-Qur’an. Dan orang-orang yang kafir berkata satu sama lain di antara sesama mereka, ‘janganlah kamu mendengarkan dengan cara apa pun bacaan Al-Qur’an ini, dan buatlah kegaduhan terhadapnya dengan cara berteriak-teriak atau bertepuk tangan sehingga bacaan itu tidak bisa didengar, agar dengan berbuat kegaduhan itu kamu dapat mengalahkan bacaan Al-Qur’an itu. 27. Menanggapi saran para pendurhaka itu kepada teman-temannya agar membuat kegaduhan ketika Al-Qur’an sedang dibacakan, maka Allah akan menimpakan azab kepada mereka. Firman Allah, ‘maka sungguh, akan segera kami timpakan azab yang keras serta siksa yang pedih kepada orang-orang yang kafir itu, dan di samping itu sungguh akan kami beri balasan kepada mereka dengan seburuk-buruk balasan di akhirat nanti terhadap apa yang telah mereka kerjakan di dunia.
Fussilat Ayat 26 Arab-Latin, Terjemah Arti Fussilat Ayat 26, Makna Fussilat Ayat 26, Terjemahan Tafsir Fussilat Ayat 26, Fussilat Ayat 26 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fussilat Ayat 26
Tafsir Surat Fussilat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)