{40} Ghafir / غافر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشورى / Asy-Syura {42} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fussilat فصلت (Yang Dijelaskan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 41 Tafsir ayat Ke 30.
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ ﴿٣٠﴾
innallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ tatanazzalu ‘alaihimul-malā`ikatu allā takhāfụ wa lā taḥzanụ wa absyirụ bil-jannatillatī kuntum tụ’adụn
QS. Fussilat [41] : 30
Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Sesunggunya orang-orang yang berkata : Rabb kami adalah Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya. Kemudian mereka beristiqamah di atas syariat-Nya, maka para malaikat turun kepada mereka saat kematian dan berkata kepada mereka: Jangan takut mati dan apa yang sesudahnya, jangan bersedih atas perkara-perkara dunia yang kalian tinggalkan, dan berbahagialah dengan surge yang telah dijanjikan kepada kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, ” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. (Fushshilat: 30)
Yakni mereka ikhlas dalam beramal hanya karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, yaitu dengan menaati apa yang telah diperintahkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada mereka.
Al-Hafiz Abu Ya’la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Jarrah, telah menceritakan kepada kami Salam ibnu Qutaibah atau Qutaibah Asy-Sya’iri, telah menceritakan kepada kami Suhail ibnu Abu Hazim, telah menceritakan kepada kami Sabit, dari Anas ibnu Malik r.a. yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan ayat berikut kepada kami, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. (Fushshilat: 30) Sesungguhnya ada segolongan manusia yang telah mengucapkannya, tetapi setelah itu kebanyakan dari mereka kafir. Maka barang siapa yang mengucapkannya dan berpegang teguh kepadanya hingga mati, berarti dia telah meneguhkan pendiriannya pada kalimah tersebut.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Imam Nasai di dalam kitab tafsirnya, juga Al-Bazzar, dan Ibnu Jarir, dari Amr ibnu Ali Al-Fallas, dari Muslim ibnu Qutaibah dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari ayahnya, dari Al-Fallas dengan sanad yang sama.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Amir ibnu Sa’id, dari Sa’id ibnu Imran yang mengatakan bahwa ia pernah membaca ayat berikut di hadapan sahabat Abu Bakar As-Siddiq r.a., yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, ” kemudian mereka meneguhkan pendiriannya. (Fushshilat: 30) Lalu Abu Bakar mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan melalui hadis Al-Aswad ibnu Hilal yang mengatakan bahwa Abu Bakar r.a. pernah mengatakan, “Bagaimanakah menurut kalian makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, ” kemudian mereka meneguhkan pendiriannya?” (Fushshilat: 30) Maka mereka menjawab, “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendiriannya dengan menghindari dari perbuatan dosa. Maka Abu Bakar r.a. berkata, “Sesungguhnya kalian menakwiIkannya bukan dengan takwil yang sebenarnya. Lalu mereka berkata, “Tuhan kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, tidak menoleh kepada Tuhan lain kecuali hanya Allah.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, As-Saddi, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdullah Az-Zahrani, telah menceritakan kepada kami Hafs ibnu Umar Al-Aqdi, -dari Al-Hakam ibnu Aban, dari Ikrimah yang menceritakan bahwa Ibnu Abbas pernah ditanya mengenai suatu ayat di dalam Kitabullah yang paling ringan. Maka Ibnu Abbas membaca firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, ” kemudian mereka meneguhkan pendiriannya. (Fushshilat: 30) dalam bersaksi bahwa tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah.
Az-Zuhri mengatakan bahwa Umar r.a. membaca ayat ini di atas mimbarnya, kemudian mengatakan, “Demi Allah, mereka meneguhkan pendiriannya karena Allah dengan taat kepada-Nya, dan mereka tidak mencla-mencle seperti musang.”
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, ” kemudian mereka meneguhkan pendiriannya. (Fushshilat: 30) dalam menunaikan hal-hal yang difardukan oleh-Nya.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah. Qatadah mengatakan bahwa Al-Hasan selalu mengatakan dalam doanya, “Ya Allah, Engkau adalah Tuhan kami, maka berilah kami istiqamah (keteguhan dalam pendirian).”
Abul Aliyah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: kemudian mereka meneguhkan pendiriannya. (Fushshilat: 30) Yakni mengikhlaskan ketaatan dan beramal karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim, telah menceritakan kepada kami Ya’la ibnu Ata, dari Abdullah ibnu Sufyan, dari ayahnya, bahwa seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, perintahkanlah kepadaku suatu perintah dalam Islam, yang kelak aku tidak akan bertanya lagi kepada seorang pun sesudahmu.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Katakanlah, “Tuhanku ialah Allah, ” kemudian teguhkanlah pendirianmu! Lelaki itu bertanya, “Lalu apakah yang harus kupelihara?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengisyaratkan ke arah lisannya (yakni menjaga mulut).
Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Syu’bah, dari Ya’la ibnu Ata dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid ibnu Harun, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Sa’d, telah menceritakan kepadaku Ibnu Syihab, dari Abdur Rahman ibnu Ma’iz Al-Gamidi, dari Sufyan ibnu Abdullah As-Saqafi yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah suatu perkara kepadaku yang kelak akan kujadikan pegangan.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Katakanlah, “Tuhanku ialah Allah, ” kemudian teguhkanlah pendirianmu! Kemudian aku bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang engkau sangat khawatirkan terhadap diriku?” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memegang ujung lisannya dan bersabda, “Ini” (yakni jaga lisanmu).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Ibnu Majah melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Imam Muslim di dalam kitab sahihnya —juga Imam Nasai—telah mengetengahkannya melalui hadis Hisyam ibnu Urwah, dari ayahnya, dari Sufyan ibnu Abdullah As-Saqafi yang menceritakan bahwa ia pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, katakanlah suatu urusan kepadaku tentang Islam, yang kelak aku tidak akan menanyakannya kepada seorang pun sesudah engkau.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Katakanlah, “Aku beriman kepada Allah, ” kemudian teguhkanlah pendirianmu. hingga akhir hadis.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
maka malaikat akan turun kepada mereka. (Fushshilat: 30)
Mujahid, As-Saddi, Zaid ibnu Aslam, dan anaknya mengatakan bahwa yang dimaksud ialah di saat mereka menjelang kematiannya, para malaikat itu turun kepada mereka dengan mengatakan:
Janganlah kamu merasa takut. (Fushshilat: 30)
Mujahid, Ikrimah, dan Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah janganlah kamu takut dalam menghadapi kehidupan masa mendatang di akhirat.
dan janganlah kamu merasa sedih. (Fushshilat: 30)
terhadap urusan dunia yang kamu tinggalkan, seperti urusan anak, keluarga, harta benda, dan utang; karena sesungguhnya Kami akan menggantikanmu dalam mengurusnya.
dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (Fushshilat: 30)
Para malaikat menyampaikan berita gembira kepada mereka akan lenyapnya semua keburukan dan akan memperoleh semua kebaikan.
Hal ini sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Al-Barra r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya para malaikat berkata kepada roh orang mukmin, “Keluarlah engkau, hai jiwa yang baik, dari tubuh yang baik yang sebelumnya engkau huni, keluarlah engkau menuju kepada ampunan dan nikmat serta Tuhan yang tidak murka.”
Menurut pendapat lain, para malaikat turun kepada mereka di saat mereka dibangkitkan dari kuburnya. Demikianlah menurut apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Ibnu Abbas dan As-Saddi.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zur’ah, telah menceritakan kepada kami Abdus Salam ibnu Mazhar, telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Sulaiman yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sabit membaca surat Ha Mim As-Sajdah. Dan ketika bacaannya sampai pada firman-Nya: Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Tuhan kami ialah Allah, ” kemudian mereka meneguhkan pendiriannya, maka malaikat akan turun kepada mereka. (Fushshilat: 30) Maka dia berhenti dari bacaannya, kemudian berkata bahwa telah sampai suatu berita kepada kami yang menyebutkan bahwa seorang mukmin ketika dibangkitkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dari kuburnya, ada dua malaikat menyambutnya. Kedua malaikat itu yang dahulunya selalu bersamanya ketika di dunia. Lalu keduanya mengatakan kepadanya, “Janganlah kamu takut dan jangan pula bersedih.” dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah di janjikan Allah kepadamu. (Fushshilat: 30) Maka Allah menenteramkan rasa takutnya dan menyenangkan hatinya, dan tiada suatu peristiwa besar yang terjadi di hari kiamat yang ditakuti oleh manusia melainkan hal itu bagi orang mukmin merupakan penyejuk hatinya berkat petunjuk Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepadanya, dan berkat amal perbuatannya selama di dunia.
Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa para malaikat itu menyampaikan berita gembira kepada orang mukmin saat menjelang kematiannya dan saat ia dibangkitkan dari kuburnya.
Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Pendapat ini bila dibandingkan dengan semua pendapat yang telah disebutkan di atas merupakan pendapat yang sangat baik dan memang kenyataannya demikian.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan tentang para kekasihNya, dan di dalamnya terkandung pemberian semangat kepada mereka dan himbauan untuk meneladani mereka, seraya berfirman, إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, ‘Rabb kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka,” maksudnya, mengakui, mengucapkan dan ridha dengan rububiyah Allah جَلَّ جَلالُهُ serta berserah diri kepadaNya, lalu mereka istiqamah di atas jalan yang lurus itu, baik secara teori maupun praktik, maka mereka memperoleh berita gembira di dalam kehidupan dunia ini dan di akhirat nanti. تَتَنزلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ “Maka malaikat akan turun kepada mereka.” Maksudnya, para malaikat yang mulia. Kedatangan para malaikat itu kepada mereka silih berganti seraya menyampaikan berita gembira kepada mereka saat menjelang kematian, أَلَا تَخَافُوا “Janganlah kamu merasa takut” terhadap perkara yang akan kalian hadapi, وَلَا تَحْزَنُوا”dan janganlah kamu merasa sedih” atas apa-apa yang telah berlalu. Segala yang tidak dikehendaki yang telah berlalu dan yang akan datang disingkirkan dari mereka. وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ “Dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu,” karena ia sudah pasti untuk kalian, dan janji Allah جَلَّ جَلالُهُ itu pasti ditepati.
Pada ayat-ayat yang lalu telah dijelaskan adanya teman-teman bagi para pendurhaka yang menjerumuskan mereka ke dalam neraka, maka pada ayat-ayat berikut disajikan kebalikan dari itu, yakni orang-orang beriman yang bersaksi bahwa Allah adalah tuhan mereka. Sesungguhnya orang-orang beriman yang berkata, ‘tuhan kami adalah Allah, ‘ kemudian mereka bermohon kepada Allah agar meneguhkan pendirian mereka beristikamah dalam hidup, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka yang akan menjadi teman mereka dengan berkata, ‘janganlah kamu merasa takut menghadapi masa datang, dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu melalui rasul-Nya. ’31. Demikianlah para malaikat menenangkan orang-orang beriman dan membuat mereka lebih merasa nyaman. Para malaikat itu berkata, ‘kami, atas perintah Allah, menjadi pelindung-pelindungmu dan akan selalu siap membantu kamu dalam kehidupan dunia dan demikian pula dalam kehidupan akhirat. Maka di dalamnya, yakni di dalam surga ini, kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dalam bentuk berbagai kenikmatan, dan memperoleh apa saja yang pernah kamu minta dulu di dunia.
Fussilat Ayat 30 Arab-Latin, Terjemah Arti Fussilat Ayat 30, Makna Fussilat Ayat 30, Terjemahan Tafsir Fussilat Ayat 30, Fussilat Ayat 30 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fussilat Ayat 30
Tafsir Surat Fussilat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)