{40} Ghafir / غافر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشورى / Asy-Syura {42} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fussilat فصلت (Yang Dijelaskan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 41 Tafsir ayat Ke 37.
وَمِنْ آيَاتِهِ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ ۚ لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلَا لِلْقَمَرِ وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ ﴿٣٧﴾
wa min āyātihil-lailu wan-nahāru wasy-syamsu wal-qamar, lā tasjudụ lisy-syamsi wa lā lil-qamari wasjudụ lillāhillażī khalaqahunna ing kuntum iyyāhu ta’budụn
QS. Fussilat [41] : 37
Dan sebagian dari tanda-tanda kebesaran-Nya ialah malam, siang, mata-hari dan bulan. Janganlah bersujud kepada matahari dan jangan (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.
Di antara hujah Allah atas makhluk, bukti keesaan dan kesempurnaan kekuasaan-Nya adalah silih bergantinya malam dan siang, silih bergantinya matahari dan bulan. Semua itu berlaku di bawah pengaturan dan penundukan-Nya. Janganlah kalian bersujud kepada matahari dan bulan karena keduanya adalah makhluk yang diciptakan. Akan tetapi, sujudlah kepada Allah yang telah menciptakannya jika kalian benar-benar mau melaksanakan perintah, mendengar, dan taat kepada-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, mengingatkan kepada makhluk-Nya akan kekuasaan-Nya yang besar, dan bahwa Dia tiada tandingannya, dan Dia Mahakuasa terhadap apa yang dikehendaki-Nya.
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari, dan bulan. (Fushshilat: 37)
Yakni Dialah Yang Menciptakan malam dengan kegelapannya, siang dengan cahayanya yang terang, sedangkan keduanya silih berganti tiada henti-hentinya. Dia telah menciptakan pula matahari dengan cahayanya yang terang, dan rembulan dengan sinarnya, lalu ditetapkan-Nyalah manzilah-manzilahnya di garis edarnya masing-masing; dan perbedaan perjalanannya di langit untuk dapat diketahui kadar lamanya siang dan malam hari, juga minggu, bulan, dan tahun. Seiring dengan perjalanan tersebut, maka dapat dijelaskanlah pemecahan hak-hak, saatnya waktu-waktu untuk ibadah dan bermuamalat. Kemudian mengingat matahari dan rembulan merupakan dua benda langit yang terlihat dengan jelas dari bumi, maka Allah mengingatkan kepada manusia bahwa keduanya adalah hamba Allah juga yang berada di bawah pengaturan dan kekuasaan-Nya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi bersujudlah kepada Allah Yang Menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Fushshilat: 37)
Yakni janganlah kamu mempersekutukan-Nya, karena tiada manfaatnya bagi kamu bila kamu menyembah-Nya disertai dengan menyembah yang lain-Nya. Sesungguhnya Dia tidak mengampuni bila dipersekutukan.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan bahwa مِنْ آيَاتِهِ “di antara sebagian dari tanda-tandaNya,” yang menunjukkan kepada kemahasempurnaan kekuasaanNya, kemahaampuhan kehendakNya, kemahaluasan wewenangNya dan kasih sayangNya terhadap hamba-hambaNya dan bahwa sesungguhnya Dialah Yang Esa, tiada sekutu bagiNya. اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ “Ialah malam, siang,” yakni, siang dengan segala manfaat terangnya dan pekerjaan manusia di siang hari, sedangkan malam dengan manfaat kegelapannya dan istirahatnya manusia padanya, وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ “matahari dan bulan” yang tidak akan bisa sempurna kehidupan manusia dan badan mereka, juga badan hewan-hewan ternak mereka kecuali dengan keberadaan keduanya; dan dari kedua matahari dan bulan inilah terjadi berbagai macam maslahat yang tak terhitung.
لَا تَسْجُدُوا لِلشَّمْسِ وَلا لِلْقَمَرِ “Janganlah bersujud kepada matahari dan janganlah pula kepada bulan,” karena sesungguhnya keduanya dikendalikan dan ditundukkan dan diciptakan, وَاسْجُدُوا لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَهُنَّ “tetapi bersujudlah kepada Allah Yang menciptakannya.” Maksudnya, sembahlah Allah semata, sebab Dialah Pencipta Yang Mahaagung, dan tinggalkanlah segala bentuk penyembahan kepada selain Dia dari berbagai macam makhluk ini, sekalipun ia (selain Dia) besar bentuknya dan banyak manfaatnya. Sebab semua itu tidak berasal darinya, melainkan dari sang Pencipta yang Mahasuci yang telah menciptakannya. إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ “Jika kamu hanya kepadaNya saja menyembah.” Maka istimewakanlah Dia dengan ibadah dan murnikanlah kepatuhan hanya kepadaNya.
Al-qur’an memang kitab hidayah yang menuntun manusia agar menempuh jalan yang lurus. Setelah berbicara tentang sikap terpuji, yakni membalas keburukan dengan kebaikan, Al-Qur’an kemudian mengingatkan manusia betapa Allah itu sangat berkuasa sehingga malam, siang, matahari dan bulan dengan caranya sendiri-sendiri bersujud kepada Allah. Dengan metode observasi terhadap fenomena alam ini merupakan bentuk pengajaran yang menyentuh, bagi orang-orang yang mau mempergunakan nalarnya dengan baik. 38. Jika mereka orang-orang kafir itu masih menyombongkan diri tidak mau mengikuti tuntunan ini janganlah kecewa. Sebab, Allah tidak memerlukan penyembahan dari siapa pun dan sudah ada malaikat yang tunduk dan patuh kepada Allah. Dengan ketundukan dan kepatuhan itu, maka mereka para malaikat yang di sisi tuhanmu itu senantiasa bertasbih kepada-Nya pada malam dan siang hari, sedang mereka dalam bertasbih itu tidak pernah merasa jemu dan bosan.
Fussilat Ayat 37 Arab-Latin, Terjemah Arti Fussilat Ayat 37, Makna Fussilat Ayat 37, Terjemahan Tafsir Fussilat Ayat 37, Fussilat Ayat 37 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fussilat Ayat 37
Tafsir Surat Fussilat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54