{40} Ghafir / غافر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشورى / Asy-Syura {42} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fussilat فصلت (Yang Dijelaskan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 41 Tafsir ayat Ke 51.
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ ﴿٥١﴾
wa iżā an’amnā ‘alal-insāni a’raḍa wa na`ā bijānibih, wa iżā massahusy-syarru fa żụ du’ā`in ‘arīḍ
QS. Fussilat [41] : 51
Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong); tetapi apabila ditimpa malapetaka maka dia banyak berdoa.
Apabila Kami memberi rezeki berupa kesehatan ataupun rezeki yang lainnya kepada manusia, ia berpaling dan enggan beranjak menuju kebenaran. Jika bahaya menimpa mereka, dia banyak berdoa supaya Allah melenyapkan bahayanya. Dalam keadaan susah dia mengenal Tuhan, tetapi dalam keadaan lapang dia tidak pernah mengenal-Nya.
Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:
Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia, ia berpaling dan menjauhkan diri. (Fushshilat: 51)
Yaitu berpaling dari ketaatan, dan sombong tidak mau menuruti perintah-perintah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Maka dia berpaling (dari iman) bersama tentaranya. (Adz-Dzariyat: 39)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
tetapi apabila ia ditimpa malapetaka, maka ia banyak berdoa. (Fushshilat: 51)
Yakni memperpanjang doanya hanya karena meminta sesuatu. Dengan kata lain, dia mengucapkan doa yang panjang, padahal makna dari doanya sedikit. Sedangkan kebalikannya ialah doa yang ringkas, tetapi padat isinya. Dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Dan apabila manusia ditimpa bahaya, dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk, atau berdiri. Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui Galaunya yang sesat) seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. (Yunus: 12), hingga akhir ayat.
Tafsir Ayat:
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الإنْسَانِ “Dan apabila Kami memberikan nikmat kepada manusia,” berupa kesehatan, rizki, atau lainnya أَعْرَضَ “ia berpaling” dari Rabbnya dan dari mensyukuriNya, وَنَأَى “dan menjauhkan diri,” maksudnya, menghindarkan diri بِجَانِبِهِ “di samping-Nya,” dengan sikap takjub dan sombong. وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ “Tetapi apabila ia ditimpa malapetaka,” maksudnya, penyakit, kefakiran atau lainnya, فَذُو دُعَاءٍ عَرِيضٍ “maka ia banyak berdoa,” sangat sering sekali berdoa karena tidak mempunyai kesabaran.
Tidak ada kesabaran saat ditimpa kesusahan dan tidak ada syukur saat mendapat kelapangan, kecuali orang yang diberi hida-yah oleh Allah dan diberi karuniaNya.
Dan demikian pula halnya apabila kami berikan nikmat dan berbagai kebajikan kepada manusia, dia berpaling dari kami dengan mengingkari nikmat-nikmat itu dan menjauhkan diri dari ajaran-ajaran kami dengan sombong. Akan tetapi, apabila ditimpa malapetaka sebagai peringatan atas keingkaran dan kesombongan mereka, maka dia banyak berdoa dengan doa yang panjang. 52. Ayat ini menggambarkan kesesatan orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an. Katakanlah kepada mereka, wahai nabi Muhammad, ‘bagaimana pendapatmu jika dia, yakni Al-Qur’an, yang kamu tolak tuntunannya dan keberadaannya itu benar-benar datang dari sisi Allah, kemudian kamu mengingkarinya. Jika demikian halnya, maka siapakah yang lebih sesat daripada orang yang selalu berada dalam penyimpangan yang jauh dari kebenaran seperti keadaan kamu” pastilah tidak ada yang lebih sesat.
Fussilat Ayat 51 Arab-Latin, Terjemah Arti Fussilat Ayat 51, Makna Fussilat Ayat 51, Terjemahan Tafsir Fussilat Ayat 51, Fussilat Ayat 51 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fussilat Ayat 51
Tafsir Surat Fussilat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54