{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 7.
وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَىٰ وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ ۚ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ ﴿٧﴾
wa każālika auḥainā ilaika qur`ānan ‘arabiyyal litunżira ummal-qurā wa man ḥaulahā wa tunżira yaumal-jam’i lā raiba fīh, farīqun fil-jannati wa farīqun fis-sa’īr
QS. Asy-Syura [42] : 7
Dan demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu dalam bahasa Arab, agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul (Kiamat) yang tidak diragukan adanya. Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka.
Dan sebagaimana Kami mewahyukan kepada para nabi sebelummu, demikian pula Kami mewahyukan Al-Qur’an yang berbahasa Arab ini kepadamu agar engkau bisa memberi peringatan kepada penduduk Mekah dan manusia sekiatarnya. Engkau pun dapat memberi peringatan akan adanya siksa pada hari ketika semua makhluk dikumpulkan, yaitu Kiamat yang kedatangannya tidak diragukan. Pada saat itu manusia ada dua kelompok. Satu kelompok berada di surga, yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti apa yang dibawa oleh nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam, sedangkan kelompok lainnya berada di neraka yang menyala. Mereka adalah orang-orang yang kafir kepada Allah dan membangkang terhadap apa yang dibawa oleh nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, bahwa sebagaimana telah Kami wahyukan kepada nabi-nabi sebelummu.
Demikianlah Kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu ini dalam bahasa Arab. (Asy-Syura: 7)
Yakni yang jelas, terang, dan gamblang.
supaya kamu memberi peringatan kepada Ummul Qura (penduduk mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekitarnya. (Asy-Syura: 7)
Maksudnya, negeri-negeri lainnya yang terletak di belahan timur dan barat, kota Mekah dinamakan Ummul Qura karena ia merupakan kota yang paling mulia, berdasarkan dalil-dalil yang akan disebutkan nanti pada tempatnya. Dan yang paling ringkas serta paling menunjukkan ke arah itu adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad.
Ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu’aib, dari Az-Zuhri, telah menceritakan kepada kami Abu Salamah ibnu Abdur Rahman yang mengatakan bahwa sesungguhnya Abdullah ibnu Abdi ibnul Hamra pernah menceritakan kepadanya hadis berikut, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda saat beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang berdiri di Al-Hazurah pasar kota Mekah: Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah benar-benar tanah Allah yang paling baik dan tanah yang paling disukai oleh Allah. Seandainya (penduduknya) tidak mengusirku darimu, niscaya aku tidak akan keluar (darimu).
Hal yang sama telah disebutkan di dalam riwayat Imam Turmuzi, Imam Nasai, dan Imam Ibnu Majah melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
serta memberi peringatan (pula) tentang hari berhimpun. (Asy-Syura: 7)
Yakni hari kiamat, karena di hari itu Allah menghimpun semua makhluk dari yang pertama sampai yang terakhir di suatu lapangan yang sangat luas.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
yang tidak ada keraguan padanya. (Asy-Syura: 7)
Tidak ada keraguan pada kejadiannya, dan bahwa hari kiamat itu pasti akan terjadi.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. (Asy-Syura: 7)
Semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
(Ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan (untuk dihisab), itulah hari (waktu itu) ditampakkan kesalahan-kesalahan. (At-Taghabun: 9)
Yakni ahli surga menyalahkan ahli neraka. Sama pula dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang takut kepada azab akhirat. Hari kiamat itu adalah suatu hari yang semua manusia dikumpulkan untuk (menghadapi) nya, dan hari itu adalah suatu hari yang disaksikan (oleh segala makhluk). Dan Kami tiadalah mengundurkannya, melainkan sampai waktu yang tertentu. Di kala datang hari itu, tidak ada seorang pun yang berbicara, melainkan dengan izin-Nya; maka di antara mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia. (Hud: 103-105)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasyim ibnul Qasim, telah menceritakan kami Laits, telah menceritakan kepadaku Abu Qabil Al-Mu’afiri, dari Syafiyyul Asbuhi, dari Abdulah ibnu Amr r.a. yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menemui kami, sedangkan di tangan beliau terdapat dua buah kitab, lalu beliau bertanya, “Tahukah kalian, apakah kedua kitab ini?” Kami menjawab, “Tidak tahu, terkecuali jika engkau menceritakannya kepada kami, wahai Rasulullah.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda seraya berisyarat kepada kitab yang ada di tangan kanannya: Ini adalah kitab dari Tuhan semesta alam yang mencatat nama-nama ahli surga lengkap dengan nama ayah dan kabilah mereka —kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang terakhir dari mereka— tiada tambahan lagi pada mereka dan tiada pula pengurangan dari jumlah mereka selamanya. Kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda seraya berisyarat ke arah kitab yang ada di tangan kirinya: Dan ini adalah kitab catatan ahli neraka, nama-nama mereka lengkap dengan nama orang tua dan kabilah mereka, kemudian digabungkan menjadi satu sampai orang yang terakhir dari mereka, tanpa ada penambahan pada jumlah mereka dan tanpa ada pengurangan dari jumlah mereka selamanya. Maka para sahabat bertanya, “Kalau begitu, buat apakah kita beramal bila segala urusannya telah dirampungkan?” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Luruskanlah dirimu dan dekatkanlah dirimu (kepada Allah), karena sesungguhnya ahli surga itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal perbuatan ahli surga, betapapun amal perbuatan yang dilakukannya sebelum itu. Dan sesungguhnya ahli neraka itu amal perbuatannya diakhiri dengan amal perbuatan ahli neraka, betapapun amal perbuatan yang telah dilakukannya sebelum itu. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berisyarat dengan telapak tangannya, lalu menggenggamkannya dan bersabda, “Selesailah sudah urusan Tuhanmu dari hamba-hamba-Nya.” Kemudian berisyarat dengan tangan kanannya dan membentangkannya seraya bersabda, “Segolongan dimasukkan ke dalam surga,” lalu berisyarat dengan tangan kirinya dan bersabda, “Dan segolongan yang lainnya dimasukkan ke dalam neraka.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan Imam Nasai, keduanya dari Qutaibah, dari Al-Laits ibnu Sa’d dan Bakr ibnu Mudar yang keduanya dari Abu Qabil, dari Syafi ibnu Mani’ Al-Asbuhi, dari Abdullah ibnu Amr r.a. dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih gharib.
Al-Baghawi mengetengahkannya di dalam kitab tafsirnya melalui jalur Bisyr ibnu Bakr, dari Sa’id ibnu Usman, dari Abuz Zahiriyah, dari Abdullah ibnu Amr r.a, dari Nabi Saw, lalu disebutkan hal yang semisal, tetapi dalam riwayat ini terdapat tambahan yang antara lain disebutkan,
“Kemudian segolongan dimasukkan ke dalam surga dan segolongan yang lain dimasukkan ke dalam neraka sebagai keputusan yang adil dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”
Ibnu abu Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Abdullah ibnu Saleh (juru tulis Al-Laits), dari Al-Laits dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Abu Qabil, dari Syafi, dari seorang lelaki sahabat Rasulullah, lalu disebutkan hal yang sama.
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Yunus, dari Ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris dan Haiwah ibnu Syuraih, dari Yahya ibnu Abu Usaid, bahwa Abu Firas pernah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Amr r.a. mengatakan, “Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى setelah menciptakan Adam, maka Dia mengibaskannya sebagaimana seseorang mengibaskan kain selimut dan dikeluarkan dari Adam semua anak cucu (keturunan) nya. Maka keluarlah darinya keturunannya seperti semut-semut kecil. Lalu Allah menggenggam mereka dua kali genggaman, dan berfirman, ‘Ini celaka dan ini bahagia,’ lalu melepaskan keduanya. Kemudian menggenggam keduanya dan berfirman, ‘Segolongan dimasukkan ke dalam surga dan segolongan yang lain dimasukkan ke dalam neraka’.” Riwayat yang mauquf ini lebih mendekati kebenaran; hanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sajalah Yang Maha Mengetahui.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdus Samad, telah menceritakan kepada kami Hammad (yakni Ibnu Salamah), telah menceritakan kepada kami Al-Jariri, dari Abu Nadrah yang menceritakan bahwa seorang sahabat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang dikenal dengan nama julukan Abu Abdullah kedatangan murid-muridnya yang mengunjunginya, mereka menemuinya dalam keadaan menangis. Maka mereka bertanya, “Apakah yang menyebabkan engkau menangis? Bukankah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepadamu, ‘Cukurlah sebagian dari kumismu, kemudian biarkanlah tumbuh jenggotmu, hingga engkau bersua denganku’?” Abu Abdullah menjawab, “Memang benar, tetapi aku pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menggenggam dengan tangan kanan-Nya sekali dan dengan tangan lainnya sekali, lalu berfirman, ‘Ini untuk ini (surga) dan ini untuk ini (neraka), dan Aku tidak peduli.’ Maka aku tidak tahu, termasuk genggaman yang manakah diriku ini.”
Hadis-hadis mengenai takdir banyak sekali didapat di dalam kitab-kitab sahih dan kitab-kitab musnad, antara lain ialah hadis Ali, Ibnu Mas’ud, Aisyah, dan sejumlah sahabat lainnya yang banyak.
Kemudian Allah menyebutkan karuniaNya kepada RasulNya dan kepada manusia pada umumnya, di mana Allah telah menurunkan قُرْآنًا عَرَبِيًّا “al-Qur`an dalam bahasa Arab,” yang sangat jelas lafazh-lafazh dan maknanya, لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى “supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura,” maksudnya, Makkah al-Mukarramah وَمَنْ حَوْلَهَا “dan penduduk sekelilingnya” dari perkampungan-perkampungan orang-orang Arab, kemudian pemberian peringatan ini terus merambat ke seluruh manusia, وَتُنْذِرَ “serta memberi peringatan pula” kepada manusia يَوْمَ الْجَمْعِ “tentang hari berkumpul,” yang pada hari itu Allah menghimpun orang-orang yang terdahulu dan yang datang kemudian. Dan kamu sampaikan kepada mereka bahwa لا رَيْبَ فِيهِ “tidak ada keraguan padanya,” dan manusia pada hari itu terbagi menjadi dua kelompok: Satu kelompok فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ “masuk surga,” yaitu orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para Rasul; dan sekelompok lagi وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ “masuk neraka” yaitu berbagai kelompok orang-orang kafir yang mendustakan.
Dan demikianlah kami wahyukan Al-Qur’an kepadamu, wahai nabi Muhammad dalam bahasa arab, yaitu bahasa yang engkau gunakan bersama kaummu agar engkau memberi peringatan kepada penduduk ibukota, yaitu kota mekah, dan penduduk negeri-negeri di sekelilingnya serta memberi peringatan tentang hari berkumpul, hari kiamat, yang tidak diragukan adanya oleh orang-orang beriman. Pada hari itu nanti segolongan di antara manusia masuk surga karena keimanan dan amal saleh yang mereka lakukan dan segolongan yang lain masuk neraka karena kekafiran dan kedurhakaan mereka terhadap Allah. 8. Dan sekiranya Allah menghendaki niscaya dia jadikan mereka satu umat saja, dengan menjadikan mereka semua beriman atau kafir seluruhnya dan tidak memberi mereka kesempatan untuk memilih. Tetapi dia memasukkan orang-orang yang dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya, yaitu surga-Nya atas dasar anugerah-Nya dan memasukkan mereka yang kafir ke dalam neraka lantaran kekafiran mereka. Dan orang-orang yang zalim, yang telah melanggar tuntunan dan menyekutukan-Nya tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun yang dapat melindungi mereka dari azab Allah dan seorang penolong pun yang dapat menolong mereka dari siksaan api neraka.
Asy-Syura Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 7, Makna Asy-Syura Ayat 7, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 7, Asy-Syura Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 7
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)