{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 14.
وَمَا تَفَرَّقُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ أُورِثُوا الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ ﴿١٤﴾
wa mā tafarraqū illā mim ba’di mā jā`ahumul-‘ilmu bagyam bainahum, walau lā kalimatun sabaqat mir rabbika ilā ajalim musammal laquḍiya bainahum, wa innallażīna ụriṡul-kitāba mim ba’dihim lafī syakkim min-hu murīb
QS. Asy-Syura [42] : 14
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur’an) itu.
Tidaklah orang-orang yang menyekutukan Allah itu berpecah belah dalam masalah agama sehingga mereka terpecah menjadi beberapa sekte dan kelompok kecuali setelah datang ilmu dan tegaknya hujah atas mereka. Tiada yang mendorong mereka melakukan hal itu melainkan sikap durhaka dan keras kepala. Wahai Muhammad, kalaulah bukan karena ketetapan Allah untuk mengakhirkan siksaan atas mereka sampai batas waktu tertentu, yaitu hari Kiamat, siksa orang-orang kafir itu sudah disegerakan. Sesungguhnya orang-orang yang diwarisi Taurat dan Injil setelah orang-orang yang berselisih itu benar-benar berada dalam keraguan tentang agama dan iman sehingga mereka terjerumus ke dalam perselisihan yang tercela.
Dalam berikutnya disebutkan:
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah melainkan sesudah datangnya pengetahuan kepada mereka. (Asy-Syura: 14)
Yakni sesungguhnya sikap menentang mereka terhadap perkara yang hak justru sesudah perkara yang hak datang kepada mereka dan hujah telah ditegakkan atas diri mereka, dan tiada yang mendorong mereka bersikap demikian melainkan karena sikap mereka yang melampaui batas, ingkar lagi selalu menentang. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Kalau tidak karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulunya (untuk menangguhkan azab) sampai kepada ‘ waktu yang ditentukan. (Asy-Syura: 14)
Yaitu sekiranya tidak ada ketetapan dari Allah yang terdahulu yang memberikan masa tangguh kepada hamba-hamba-Nya bahwa hisab mereka akan dilakukan pada hari mereka dikembalikan (hari kiamat), tentulah Allah menyegerakan azab-Nya atas mereka di dunia ini secepatnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka Al-Kitab (Taurat dan Injil) sesudah mereka. (Asy-Syura: 14)
Maksudnya, generasi yang terakhir dari kalangan mereka di masa pertama Islam yang mendustakan kebenaran (yang dibawa oleh Islam).
benar-benar berada dalam keraguan yang mengguncangkan tentang kitab itu. (Asy-Syura: 14)
Yakni mereka tidak yakin dengan urusan dan iman mereka, dan sesungguhnya mereka hanya bertaklid kepada nenek moyang dan para pendahulu mereka tanpa dalil, dan tanpa keterangan. Sebenarnya mereka berada dalam kebimbangan dalam urusannya dan perpecahan yang parah.
Setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan persatuan kaum Muslimin dalam beragama dan melarang mereka berpecah belah, Dia sampaikan kepada mereka agar jangan terpedaya dengan al-Kitab yang Allah turunkan kepada mereka; sebab orang-orang Ahlul Kitab itu tidak bercerai-berai kecuali setelah Allah menurunkan kepada mereka al-Kitab yang seharusnya melahirkan persatuan. Namun mereka melakukan kebalikan dari apa yang diperintahkan oleh kitab suci mereka. Semua itu adalah karena kecongkakan dan kebencian dari mereka. Sebab mereka saling benci membenci dan saling dengki-mendengki, dan terjadilah kebencian dan permusuhan di antara mereka, dengan demikian terjadilah perpecahan. Maka waspadalah wahai kaum Muslimin untuk tidak menjadi seperti mereka.
وَلَوْلا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَبِّكَ “Kalaulah tidak karena sesuatu ketetapan yang telah ada dari Rabbmu dahulunya,” yakni, untuk penundaan azab yang membinasakan hingga waktu yang telah ditentukan, لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ “pastilah mereka telah dibinasakan.” Akan tetapi kebijaksanaan dan kelembutanNya menuntut untuk ditangguhkannya siksaan itu dari mereka.
وَإِنَّ الَّذِينَ أُورِثُوا الْكِتَابَ مِنْ بَعْدِهِمْ “Dan sesungguhnya orang-orang yang diwariskan kepada mereka al-Kitab sesudah mereka,” maksudnya, orang-orang mewarisi mereka dan mereka menjadi generasi pengganti (penerus) mereka yang berilmu di antara mereka, لَفِي شَكٍّ مِنْهُ مُرِيبٍ “benar-benar berada dalam keraguan yang menggoncangkan tentang kitab itu,” maksudnya, benar-benar berada dalam ketidakjelasan yang sangat kentara yang menjerumuskan ke dalam perselisihan, di mana para pendahulu mereka berselisih karena congkak dan keras kepala. Dan generasi selanjutnya berselisih karena ragu dan bimbang. Semua mereka sama-sama dalam perselisihan yang tercela.
Dan mereka, kaum musyrik dan ahli kitab dari umat-umat terdahulu tidak berselisih, berpecah belah, dan berkelompok-kelompok kecuali setelah datang kepada mereka ilmu, yakni pengetahuan tentang prinsip-prinsip, tuntunan-tuntunan, dan petunjuk-petunjuk kepada kebenaran yang disampaikan oleh para nabi. Perselisihan dan perpecahan di antara mereka disebabkan karena kedengkian yang terjadi antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari tuhanmu untuk menangguhkan azab bagi mereka sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman yang berat yang datang dari tuhanmu bagi mereka telah dilaksanakan dan mereka menjadi binasa de-ngan hukuman itu. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi kepada mereka kitab, yaitu taurat dan injil, setelah mereka yang berselisih dan berpecah-belah itu dan mereka hidup hingga pada zaman nabi Muhammad, benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang kitab taurat dan injil yang mereka warisi itu atau kitab Al-Qur’an dengan ajaran-ajaran islam yang dibawa oleh nabi Muhammad. 15. Karena itu, apa pun sikap mereka terhadap kamu, termasuk keraguan mereka yang mendalam terhadap ajaran-ajaran yang kamu sampaikan, serulah mereka dengan penuh kesabaran untuk beriman kepada tuhanmu dan tetaplah beriman dan berdakwah sebagaimana diperintahkan tuhanmu kepadamu Muhammad dan janganlah mengikuti keinginan mereka dalam hal apa pun dan katakanlah kepada mereka yang kafir dan ragu itu dengan tegas, ‘aku beriman kepada kitab yang diturunkan Allah dan apa yang diturunkan-Nya di dalam kitab suci-Nya dan aku diperintahkan agar berlaku adil di antara kamu sekalian. Allah adalah tuhan kami dan juga tuhan kamu, yang menciptakan, memelihara, mendidik, dan membimbing ke jalan yang benar, dan memberi balasan atas apa yang kita kerjakan. Bagi kami perbuatan kami dan kami akan mempertanggungjawabkannya dan bagi kamu perbuatan kamu dan kamu akan mempertanggungjawabkannya di hadapan-Nya. Tidak perlu lagi ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allah mengumpulkan antara kita di hari kiamat nanti dan memutuskan perbedaan di antara kita dan kepada-Nyalah kita semua kembali. ‘.
Asy-Syura Ayat 14 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 14, Makna Asy-Syura Ayat 14, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 14, Asy-Syura Ayat 14 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 14
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)