{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 18.
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِهَا ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ ۗ أَلَا إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ لَفِي ضَلَالٍ بَعِيدٍ ﴿١٨﴾
yasta’jilu bihallażīna lā yu`minụna bihā, wallażīna āmanụ musyfiqụna min-hā wa ya’lamụna annahal-ḥaqq, alā innallażīna yumārụna fis-sā’ati lafī ḍalālim ba’īd
QS. Asy-Syura [42] : 18
Orang-orang yang tidak percaya adanya hari Kiamat meminta agar hari itu segera terjadi, dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa Kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya Kiamat itu benar-benar telah tersesat jauh.
Orang-orang yang tidak beriman itu meminta supaya hari Kiamat disegerakan karena ketidaktahuan dan olok-olokan mereka. Sedangkan orang-orang yang beriman merasa takut akan kedatangannya karena mereka mengetahui bahwasanya kedatangannya adalah benar, tidak ada keraguan padanya. Ketahuilah bahwa orang-orang yang bertengkar tentang datangnya hari Kiamat itu benar-benar berada dalam kesesatan yang jauh dari kebenaran.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan. (Asy-Syura: 18)
Mereka mengatakan,
“Bilakah janji hari kiamat itu? Jika kamu memang orang-orang yang benar.” (Saba: 29)
Dan sesungguhnya mereka mengatakan seperti ini hanyalah semata-mata karena mendustakannya, menganggap mustahil kejadiannya, kafir, dan ingkar terhadapnya.
Dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya. (Asy-Syura: 18)
Yakni khawatir dan takut terhadap kejadiannya.
dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar. (Asy-Syura: 18)
akan terjadi dan pasti, karenanya mereka bersiap-siap untuk menyambut nya dengan melakukan amal saleh sebagai bekalnya.
Telah diriwayatkan pula melalui berbagai jalur yang cukup banyak hingga mencapai derajat mutawatir di dalam hadis-hadis sahih, hasan, sunan, dan musnad, yang menurut salah satu teksnya menyebutkan:
bahwa pernah ada seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan suara yang keras di saat beliau berada di dalam suatu perjalanannya. Lelaki itu menyeru Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ seraya berkata, “Hai Muhammad.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab dengan suara yang sama, “Ya!” Lelaki itu bertanya, “Bilakah hari kiamat itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ balik bertanya, “Celakalah kamu, sesungguhnya hari kiamat itu pasti terjadi, lalu apakah yang telah engkau persiapkan untuk menyambutnya?” Maka lelaki itu menjawab, “Kecintaan kepada Allah dan rasul-Nya.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Engkau (akan dihimpunkan bersama dengan) orang yang engkau cintai.
Dan sabda Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam sebuah hadis:
Seseorang itu (akan dihimpunkan bersama dengan) orang yang disukainya.
Hadis ini mutawatir tanpa diragukan lagi. Dalam hadis ini Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak menjawabnya dengan jawaban tentang waktunya, melainkan memerintahkan kepada lelaki itu agar membuat persiapan untuk menyambut kedatangan hari kiamat itu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah pentang terjadinya kiamat itu. (Asy-Syura: 18)
Mereka membantah tentang keberadaannya dan menganggap mustahil akan kejadiannya.
benar-benar dalam kesesatan yang jauh. (Asy-Syura: 18)
Yakni berada di dalam kebodohan yang nyata, karena sesungguhnya Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi mampu menghidupkan kembali orang-orang mati dan itu lebih mudah bagi-Nya. Sebagaimana yang disebutkan di dalam firmarf-Nya:
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikannya (menghidupkannya) kembali, dan menghidupkan kembali itu lebih mudah bagi-Nya. (Ar-Rum: 27)
Tafsir Ayat:
يَسْتَعْجِلُ بِهَا الَّذِينَ لا يُؤْمِنُونَ بِهَا “Orang-orang yang tidak beriman kepada Hari Kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan,” sebagai sikap keras kepala dan mendustakan serta menentang Allah. وَالَّذِينَ آمَنُوا مُشْفِقُونَ مِنْهَا “Dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya,” maksudnya, mereka takut karena mereka beriman kepadanya dan karena mereka mengetahui apa-apa yang ada pada Hari Kiamat itu, seperti pembalasan terhadap amal perbuatan, dan takutnya mereka karena mereka mengenal Allah, mereka khawatir kalau amal-amal perbuatan mereka tidak bisa menyelamatkan mereka dan tidak bisa membahagiakan. Maka dari itu Allah berfirman, وَيَعْلَمُونَ أَنَّهَا الْحَقُّ “Dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar,” yang tak ada keraguan padanya dan tidak ada pula kebimbangan. أَلا إِنَّ الَّذِينَ يُمَارُونَ فِي السَّاعَةِ “Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah terhadap terjadinya kiamat,” setelah mereka meragukannya, mereka membantah para rasul dan para pengikutnya karena mereka membenarkannya. Maka mereka benar-benar dalam sikap menyelisihi بَعِيدٍ “yang jauh.” Artinya, suatu sikap menentang dan sikap membantah yang sama sekali tidak dekat kepada kebenaran, bahkan sangat-sangat jauh dari kebenaran. Dan sikap jauh yang mana yang lebih jauh daripada orang yang mendustakan negeri yang merupakan negeri yang sesungguhnya?! Yaitu negeri yang diciptakan untuk keabadian dan kekekalan, yaitu negeri pembalasan yang di situ Allah menampakkan keadilan dan karuniaNya. Dan sesungguhnya negeri dunia ini bila dibandingkan dengan negeri akhirat adalah seperti seorang pengendara yang beristirahat di siang hari di bawah naungan pohon, kemudian ia meneruskan perjalanan dan meninggalkannya. Dunia ini hanyalah negeri penyeberangan dan numpang lewat, bukan tempat untuk selama-lamanya. Mereka hanya membenarkan negeri yang akan sirna nan fana ini yang bisa mereka lihat dan mereka saksikan saja, dan mereka mendustakan negeri akhirat yang sangat banyak sekali informasi tentangnya yang disampaikan oleh Kitab-kitab suci ilahi, oleh para Rasul dan para pengikutnya, yang mana mereka adalah manusia yang paling sempurna akalnya, paling dalam ilmunya, dan paling tinggi kecerdasan dan pemahamannya.
Orang-orang yang tidak percaya akan adanya hari kiamat meminta de-ngan mengolok-olok agar hari itu segera terjadi jika memang betul ada dan akan datang, sedangkan orang-orang yang beriman kepada keniscayaan adanya hari akhir itu merasa takut kepadanya karena aneka ragam siksanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah akan terjadi dan kedatangannya merupakan satu hal yang pasti. Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu dan meragukan kedatangannya benar-benar telah tersesat jauh dari kebenaran. 19. Ayat ini menggambarkan beberapa sifat Allah. Sifat-sifat itu adalah bahwa Allah mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya dengan melimpahkan banyak rahmat dan kebaikan kepada mereka dengan sangat mudah; dia memberi rezeki, yakni berbagai anugerah kenikmatan kepada siapa yang dia kehendaki tanpa diskriminasi sesuai dengan upaya dan kemaslahatan mereka tanpa dia memperhitungkan sejauh mana kebaikan hamba itu terhadap-Nya dan dia mahakuat terhadap segala anugerah-Nya sehingga tidak ada yang dapat menahan pemberian-Nya, mahaperkasa terhadap segala keinginannya sehingga tidak ada yang dapat menghalanginya.
Asy-Syura Ayat 18 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 18, Makna Asy-Syura Ayat 18, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 18, Asy-Syura Ayat 18 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 18
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran