{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 21.
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ ۚ وَلَوْلَا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ ۗ وَإِنَّ الظَّالِمِينَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ ﴿٢١﴾
am lahum syurakā`u syara’ụ lahum minad-dīni mā lam ya`żam bihillāh, walau lā kalimatul-faṣli laquḍiya bainahum, wa innaẓ-ẓālimīna lahum ‘ażābun alīm
QS. Asy-Syura [42] : 21
Apakah mereka mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka yang tidak diizinkan (diridai) Allah? Dan sekiranya tidak ada ketetapan yang menunda (hukuman dari Allah) tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim itu akan mendapat azab yang sangat pedih.
Ataukah untuk orang-orang yang menyekutukan Allah itu ada sesembahan dalam perbuatan syirik dan sesat mereka, yakni sesembahan yang membuat syariat agama dan kemusyrikan yang tidak diizinkan Allah? Jikalau sekiranya bukan karena ketetapan dan takdir Allah untuk menangguhkan siksaan mereka bahwa Dia tidak menyegerakan siksaan itu di dunia, tentu siksaan itu sudah disegerakan kepada mereka. Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah akan mendapatkan siksaan yang pedih dan menyakitkan pada hari Kiamat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah? (Asy-Syura: 21)
Yakni mereka tidak mau mengikuti apa yang telah disyariatkan oleh Allah kepadamu berupa agama yang lurus, bahkan mereka mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh setan-setan mereka dari kalangan jin dan manusia, seperti mengharamkan apa yang dihalalkan bagi mereka, misalnya hewan bahirah, saibah, wasilah, dan ham. Dan mereka menghalalkan memakan bangkai, darah, berjudi, dan kesesatan-kesesatan lainnya. Itulah kejahilan yang batil yang telah mereka ada-adakan di masa Jahiliahnya, seperti menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal, dan melakukan penyembahan-penyembahan yang batil yang mengusahakan harta yang haram.
Di dalam kitab sahih disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Aku melihat Amr ibnu Luhay ibnu Qam’ah menyeret ususnya di dalam neraka.
Dikatakan demikian karena dia adalah orang yang pertama mengadakan peraturan hewan saibah. Dia adalah salah seorang raja di kalangan Bani Khuza’ah, dialah orang yang mula-mula menetapkan hal-hal tersebut. Dia pulalah yang mendorong orang-orang Quraisy menyembah berhala. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah), tentulah mereka telah dibinasakan. (Asy-Syura: 21)
Yaitu niscaya hukuman di segerakan kepada mereka sekiranya tidak ada ketetapan yang terdahulu yang memberikan masa tangguh bagi mereka sampai hari kiamat.
Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih. (Asy-Syura: 21)
Yakni siksaan yang sangat menyakitkan di dalam neraka Jahanam, dan seburuk-buruk tempat kembali adalah neraka Jahanam.
Allah جَلَّ جَلالُهُ menyampaikan bahwa kaum musyrikin telah mengambil sekutu-sekutu (sembahan-sembahan) yang mereka cintai dan mereka percayai, mereka dan para sekutu itu sama dalam kekafiran dan perbuatan-perbuatan kufur. (Mereka) adalah setan-setan dari bangsa manusia yang mengajak kepada kekafiran شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ “yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah,” berupa syirik, bid’ah-bid’ah, mengharamkan apa-apa yang dihalalkan oleh Allah dan menghalalkan apa-apa yang telah diharamkan oleh Allah serta hal-hal yang serupa dengannya yang menjadi tuntutan hawa nafsu mereka. Padahal Agama itu hanya apa-apa yang telah disyariatkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ agar dipatuhi oleh manusia dan mereka mendekatkan diri kepadaNya dengannya. Hukum asalnya adalah dilarang bagi setiap orang membuat suatu aturan apa pun (syariat) yang tidak bersumber dari Allah dan dari RasulNya. Lalu bagaimana dengan orang-orang fasik yang bersekutu dengan bapak-bapak mereka, sedangkan mereka menganut kekafiran?!
وَلَوْلا كَلِمَةُ الْفَصْلِ لَقُضِيَ بَيْنَهُمْ “Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan, tentulah mereka telah dibinasakan.” Artinya, kalau saja bukan karena ketetapan ajal yang telah ditentukan Allah sebagai pemisah antara berbagai golongan itu, dan bahwasanya Dia akan menangguhkan mereka kepadanya, tentu telah diputuskan di antara mereka pada saat itu juga dengan memberikan kebahagiaan kepada orang yang berpegang kepada kebenaran dan membinasa-kan orang yang berada pada kesesatan, karena penyebab untuk dibinasakan sudah ada. Namun, di hadapan mereka dan di hadapan setiap orang zhalim sudah ada azab pedih yang telah menanti di akhirat.
Apakah mereka yang melakukan usaha untuk kepentingan dunia semata dan melupakan akhiratnya mempunyai sesembahan selain Allah yang menetapkan aturan agama bagi mereka, sehingga mereka mengikuti apa yang mereka anggap telah ditetapkan sesembahan itu yang sesungguhnya tidak di izinkan atau di ridai Allah’ dan sekiranya tidak ada ketetapan yang pasti dari Allah yang menunda datangnya hukuman itu akibat perbuatan syirik, maksiat, dan keingkaran mereka terhadap hari kiamat itu, tentulah hukuman di antara mereka telah dilaksanakan. Dan sungguh, orang-orang zalim, yaitu orang-orang kafir itu akan mendapat azab yang sangat pedih di akhirat kelak. 22. Kamu, wahai nabi Muhammad dan siapa pun juga, akan melihat orang-orang zalim itu di hari kiamat kelak sangat ketakutan atas segala sesuatu, karena perbuatan dosa dan kejahatan, yang telah mereka lakukan di dunia, dan azab Allah pasti menimpa mereka. Ini adalah kerugian yang amat besar yang di peroleh oleh orang-orang kafir. Dan engkau juga dapat melihat orang-orang yang beriman kepada Allah dan keniscayaan kiamat itu dan mewujudkan keimanan mereka dengan mengerjakan kebajikan akan berada di dalam taman-taman surga dengan segala kenikmatannya. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi tuhan sebagai balasan atas ketaatan mereka. Yang demikian itu adalah karunia yang besar yang di anugerahkan Allah kepada mereka.
Asy-Syura Ayat 21 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 21, Makna Asy-Syura Ayat 21, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 21, Asy-Syura Ayat 21 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 21
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)