{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 30.
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ ﴿٣٠﴾
wa mā aṣābakum mim muṣībatin fa bimā kasabat aidīkum wa ya’fụ ‘ang kaṡīr
QS. Asy-Syura [42] : 30
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).
Wahai sekalian manusia, musibah yang menimpa kalian dalam masalah agama dan dunia disebabkan dosa dan kesalahan yang kalian lakukan. Namun, Tuhan akan memaafkan banyak kejelekan kalian sehingga kalian tidak akan disiksa karenanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. (Asy-Syura: 30)
Yakni betapapun kamu, hai manusia, tertimpa musibah, sesungguhnya itu hanyalah karena ulah keburukan kalian sendiri yang terdahulu.
Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Asy-Syura: 30)
Maksudnya, keburukan-keburukanmu. Maka Dia tidak membalaskannya terhadap kalian, bahkan Dia memaafkannya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu makhluk yang melata pun. (Fathir: 45)
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan seperti berikut:
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, tiada sesuatu pun yang menimpa seorang mukmin berupa kelelahan, kepayahan, kesusahan, dan tidak (pula) kesedihan melainkan Allah menghapuskan darinya berkat musibahnya itu sebagian dari kesalahan-kesalahan (dosa-dosa)nya, sehingga yang berupa duri yang menusuk (kaki)nya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya’qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, telah menceritakan kepada kami Ayyub yang mengatakan bahwa ia membaca di dalam kitab Abu Qilabah yang menyebutkan bahwa ayat berikut, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (Az-Zalzalah: 7-8) Diturunkan saat Abu Bakar r.a. sedang makan, lalu ia menghentikan makannya dan bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku selalu mengetahui apa yang aku kerjakan berupa kebaikan atau keburukan.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Tidakkah engkau melihat apa yang engkau lihat berupa perkara yang tidak kamu sukai (menimpa dirimu) itu merupakan beban dari sezarrah keburukan, kemudian dimasukkan ke dalam timbangan kebaikan, hingga engkau mendapatkannya di hari kiamat nanti. Lalu disebutkan Abu Idris pernah mengatakan, bahwa ia melihat hal yang semakna yang menguatkannya di dalam Kitabullah, yaitu melalui firman-Nya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Asy-Syura: 30)
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula melalui jalur lain, dari Abu Qilabah, dari sahabat Anas r.a. Ia mengatakan bahwa hadis yang pertama adalah yang paling sahih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Isa ibnut Tabba’, telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu Mu’awiyah Al-Fazzari, telah menceritakan kepada kami Al-Azhar ibnu Rasyid Al-Kahili, dari Al-Khadir ibnul Qawwas Al-Bajali, dari Abu Sakhilah, dari Ali r.a. yang mengatakan, “Maukah aku ceritakan kepada kalian tentang suatu ayat dalam Kitabullah yang paling afdal yang telah diceritakan kepada kami oleh Rasulullah Saw, yaitu firman-Nya: ‘Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)’ (Asy-Syura: 30) Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, ‘Hai Ali, aku akan menafsirkannya kepadamu: Apa saja yang menimpa kamu berupa sakit atau siksaan atau musibah di dunia, maka dikarenakan ulah tanganmu sendiri, dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Maha Penyantun dari menduakalikan siksaan-Nya di akhirat nanti. Dan apa yang dimaafkan oleh Allah di dunia, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Mahamulia dari mengulanginya sesudah memaafkannya’.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Marwan ibnu Mu’awiyah dan Abdah, dari Sakhilah yang menceritakan bahwa Ali r.a. pernah mengatakan, lalu disebutkan hal yang semisal secara marfu’.
Kemudian Ibnu Abu Hatim meriwayatkan hal yang semisal dari jalur lain secara mauquf.
Untuk itu ia mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Mansur ibnu Abu Muzahim, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id ibnu Abul Waddah, dari Abul Hasan, dari Abu Juhaifah yang menceritakan bahwa ia masuk menemui sahabat Ali ibnu Abu Talib r.a, lalu Ali r.a. berkata, “Maukah aku ketengahkan kepada kamu sekalian suatu hadis yang dianjurkan bagi orang mukmin untuk menghafalnya?” Kemudian mereka memintanya untuk mengetengahkannya, maka Ali membaca firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Asy-Syura: 30) Lalu Ali r.a. berkata, bahwa apa saja yang telah dijatuhkan oleh Allah sebagai hukuman di dunia, maka Allah Maha Penyantun dari menduakalikan hukuman-Nya kelak di hari kiamat. Dan apa saja yang telah dimaafkan oleh Allah di dunia, maka Allah Mahamulia dari mengulangi pemaafan-Nya di hari kiamat nanti.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ya’la ibnu Ubaid, telah menceritakan kepada kami Talhah (yakni Ibnu Yahya), dari Abu Burdah, dari Mu’awiyah ibnu Abu Sufyan r.a. yang mengatakan bahwa aku pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Tiada sesuatu pun yang menimpa diri seorang mukmin pada jasadnya yang membuatnya kesakitan, melainkan Allah menghapuskan karenanya sebagian dari keburukan-keburukannya.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan, dari Zaidah, dari Laits, dari Mujahid, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Apabila dosa seorang hamba banyak, sedangkan dia tidak memiliki sesuatu sebagai penghapusnya (kifaratnya), maka Allah mengujinya dengan kesedihan untuk menghapuskan dosa-dosanya itu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Abdullah Al-Audi, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Ismail ibnu Muslim, dari Al-Hasan Al Basri yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). (Asy-Syura: 30)
Bahwa ketika ayat ini diturunkan, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman)-Nya, tiada suatu lecet pun karena kayu dan tiada pula terkilirnya urat dan tiada pula tersandungnya telapak kaki melainkan karena perbuatan dosa, dan apa yang dimaafkan oleh Allah dari (penderita) nya adalah lebih banyak.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Hasyim, dari mansur, dari Al-Hasan, dari Imran ibnu Husain r.a. yang mengatakan bahwa salah seorang muridnya menemuinya, sedangkan Imran ibnu Husain saat itu sedang terkena cobaan penyakit pada tubuhnya. Lalu sebagian dari murid-muridnya mengatakan kepadanya, “Sesungguhnya kami merasa sedih dengan apa yang kami lihat menimpa dirimu.” Maka Imran ibnu Husain menjawab, “Janganlah kamu bersedih hati melihat diriku seperti ini, karena sesungguhnya apa yang kamu lihat ini karena suatu dosa, sedangkan apa yang dimaafkan oleh Allah jauh lebih banyak (daripada dosa itu).” Kemudian Imran ibnu Husain r.a. membaca firman-Nya: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. (Asy-Syura: 30)
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Abdul Hamid Al-Hamami, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Abul Bilad yang mengatakan bahwa ia pernah membacakan firman berikut kepada Al-Ala ibnu Badr, yaitu: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. (Asy-Syura: 30) Dan ia mengatakan bahwa matanya telah buta sejak ia masih kanak-kanak. Maka Al-Ala ibnu Badr menjawab, “Itu karena dosa-dosa kedua orang tuamu.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Muhammad At-Tanafisi, telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Abdul Aziz ibnu Abu Daud, dari Ad-Dahhak yang mengatakan bahwa tiadalah yang kami ketahui bila ada seseorang telah hafal Al-Qur’an, kemudian ia lupa melainkan karena suatu dosa yang dilakukannya. Kemudian ia membaca firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahanmu) (Asy-Syura: 30)
Kemudian Ad-Dahhak mengatakan bahwa maka adakah musibah yang lebih besar lagi daripada melupakan Al-Qur’an?
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa apa pun musibah yang menimpa hamba-hambaNya, pada jasad mereka, pada harta ataupun pada anak-anak mereka dan pada apa saja yang mereka cintai lagi sangat mereka sayangi, adalah akibat dosa-dosa yang mereka lakukan sendiri, dan sesungguhnya yang dimaafkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ lebih banyak dari itu. Sebab, sesungguhnya Allah tidak berbuat zhalim terhadap hamba-hambaNya, akan tetapi diri mereka sendirilah yang menzhalimi diri mereka sendiri.
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ
“Jikalau Allah menghukum manusia karena kezhalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkanNya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan.” (QS. An-Nahl: 61).
Pada ayat yang lalu, Allah telah menunjukkan beberapa kebaikan sebagai anugerah yang bersumber dari-Nya. Pada ayat ini, Allah menyatakan bahwa musibah yang kamu peroleh adalah akibat perbuatanmu sendiri. Allah berfirman, ‘dan musibah apa pun yang menimpa kamu, kapan dan di manapun, adalah di sebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri. Itu semua karena kecerobohan, kesalahan, dan kemaksiatan yang kamu lakukan sendiri, dan walaupun begitu, Allah tetap memaafkan banyak dari kesalahan-kesalahanmu itu. 31. Dan meskipun kamu memiliki kekuatan yang sangat besar, kamu tidak akan dapat melepaskan diri dari siksaan Allah, jika Allah menurunkannya untuk kalian di bumi, dan kamu tidak akan pernah memperoleh pelindung yang dapat melindungi kamu dari azab itu atau penolong yang dapat menolong kamu dari bahaya apa pun yang akan menimpamu selain Allah.
Asy-Syura Ayat 30 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 30, Makna Asy-Syura Ayat 30, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 30, Asy-Syura Ayat 30 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 30
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)