{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 37.
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ ﴿٣٧﴾
wallażīna yajtanibụna kabā`iral-iṡmi wal-fawāḥisya wa iżā mā gaḍibụ hum yagfirụn
QS. Asy-Syura [42] : 37
dan juga (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah segera memberi maaf,
Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar yang dilarang Allah, menjauhi berbagai macam kemaksiatan yang sangat keji dan jelek. Apabila mereka marah kepada orang yang berbuat jelek kepadanya, mereka akan memberi maaf kejelekan itu, meninggalkan kehendak untuk membalas orang yang berbuat jelek kepadanya karena mengharap pahala dan ampunan Allah. Inilah bentuk kemuliaan akhlak.
Dan dalam firman berikutnya disebutkan:
dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji. (Asy-Syura: 37)
Penjelasan mengenai dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji telah diterangkan di dalam tafsir’surat Al-A’raf.
dan apabila mereka marah, mereka memberi maaf. (Asy-Syura: 37)
Watak mereka adalah pemaaf dan penyantun terhadap orang lain, dan bukan termasuk watak mereka sifat pendendam.
Di dalam hadis sahih telah disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ belum pernah sama sekali marah karena pribadinya, melainkan bilamana hal-hal yang diharamkan oleh Allah dilanggar.
Di dalam hadis lain disebutkan, bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
apabila menegur seseorang dari kami (para sahabat) mengatakan: Mengapa dia, semoga dia mendapat keberuntungan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zar, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Zaidah, dari Mansur, dari Ibrahim, bahwa dahulu orang-orang mukmin tidak senang bila dihina dan mereka selalu memaaf apabila dikhianati.
Tafsir Ayat:
وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الإثْمِ وَالْفَوَاحِشَ “Dan (juga bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji.” Perbedaan antara dosa-dosa besar dengan perbuatan-perbuatan keji, sekalipun semuanya merupakan dosa besar, adalah bahwa perbuatan-perbuatan keji adalah dosa-dosa yang sangat besar yang di dalam jiwa terdapat nafsu dorongan untuk melakukannya, seperti zina dan yang serupa dengannya. Sedangkan dosa-dosa besar adalah yang tidak seperti itu. Pengertian ini adalah bila keduanya disebutkan secara bersamaan. Adapun kalau masing-masing disebutkan secara terpisah (tersendiri), maka yang terakhir masuk kepada yang sebelumnya. وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ “Dan (juga bagi orang-orang yang) apabila mereka marah, mereka memberi maaf.” Maksudnya, mereka telah berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehingga sifat lembut telah menjadi karakter mereka, akhlak mulia telah menjadi tabiat mereka hingga apabila ada seseorang yang membuatnya marah dengan ucapan ataupun perbuatannya, mereka menahan kema-rahannya itu, mereka tidak melepaskannya, bahkan mereka memaafkannya. Mereka tidak membalas orang yang berbuat buruk kecuali dengan ihsan (sikap baik), memaafkan, dan berlapang dada. Maka sikap memaafkan dan berlapang dada ini melahirkan banyak maslahat dan banyak mencegah timbulnya kerusakan pada diri mereka sendiri dan pada orang lain. Ini sebagaimana FirmanNya,
ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak di-anugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Fushshilat: 34-35).
Dan juga kenikmatan-kenikmatan ukhrawi itu lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah yang disebabkan oleh karena perbuatan buruk yang di lakukan oleh orang lain terhadap mereka, segera memberi maaf atas kesalahannya itu. 38. Ayat yang lalu menjelaskan kenikmatan ukhrawi yang diperoleh oleh orang-orang yang menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar. Ayat ini juga menerangkan bahwa kenikmatan ukhrawi yang lebih baik dan lebih kekal itu juga akan diperoleh oleh orang-orang yang menerima seruan tuhan mereka. Dan kenikmatan ukhrawi itu akan di anugerahkan pula kepada orang-orang yang menerima dan mematuhi seruan tuhan melalui para rasul dan wahyu-wahyu yang di sampaikan kepada mereka dan orang-orang yang melaksanakan salat, sebagai salah satu kewajiban yang diwajibkan kepada mereka, sedang urusan mereka yang berkaitan dengan persoalan dunia dan kemaslahatan kehidupan mereka, diputuskan dengan musyawarah antara mereka. Dan yang juga menerima kenikmatan ukhrawi itu adalah mereka yang menginfakkan di jalan Allah dengan tulus dan ikhlas sebagian dari rezeki mereka, baik dalam bentuk harta maupun lainnya yang kami berikan kepada mereka.
Asy-Syura Ayat 37 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 37, Makna Asy-Syura Ayat 37, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 37, Asy-Syura Ayat 37 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 37
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53