{41} Fussilat / فصلت | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الزخرف / Az-Zukhruf {43} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syura الشورى (Musyawarah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 42 Tafsir ayat Ke 48.
فَإِنْ أَعْرَضُوا فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا ۖ إِنْ عَلَيْكَ إِلَّا الْبَلَاغُ ۗ وَإِنَّا إِذَا أَذَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنَّا رَحْمَةً فَرِحَ بِهَا ۖ وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الْإِنْسَانَ كَفُورٌ ﴿٤٨﴾
fa in a’raḍụ fa mā arsalnāka ‘alaihim ḥafīẓā, in ‘alaika illal-balāg, wa innā iżā ażaqnal-insāna minnā raḥmatan fariḥa bihā, wa in tuṣib-hum sayyi`atum bimā qaddamat aidīhim fa innal-insāna kafụr
QS. Asy-Syura [42] : 48
Jika mereka berpaling, maka (ingatlah) Kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). Dan sungguh, apabila Kami merasakan kepada manusia suatu rahmat dari Kami, dia menyambutnya dengan gembira; tetapi jika mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri (niscaya mereka ingkar), sungguh, manusia itu sangat ingkar (kepada nikmat).
Wahai Muhammad, apabila orang-orang musyrik itu berpaling dari iman kepada Allah, tidaklah Kami mengutusmu sebagai penjaga amal mereka. Yang menjadi kewajibanmu hanya menyampaikan. Sesungguhnya apabila Kami memberi rahmat kepada manusia berupa kekayaan, keluasan harta, dan sebagainya, ia akan bergembira dan senang. Namun, apabila Kami menimpakan musibah kepada mereka berupa kefakiran, penyakit, dan sebagainya akibat kemaksiatan mereka terhadap Allah, manusia itu akan durhaka karena menghitung-hitung musibah itu dan melupakan kenikmatan lainnya.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Jika mereka berpaling. (Asy-Syura: 48)
Artinya, jika orang-orang musyrik itu berpaling dari seruanmu.
maka Kami tidak mengutusmu sebagai pengawas bagi mereka. (Asy-Syura: 48)
Yakni kamu bukanlah orang yang ditugaskan untuk menguasai mereka. Dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang mendapat petunjuk (memberi taufik) siapa yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 272)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedangkan Kamilah yang menghisab amalan mereka. (Ar-Ra’d: 40)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan (risalah). (Asy-Syura: 48)
Yakni sesungguhnya . Kami menugaskanmu hanyalah untuk menyampaikan risalah Kami kepada mereka. Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan:
Sesungguhnya apabila Kami merasakan kepada manusia sesuatu rahmat dari Kami, dia bergembira ria karena rahmat itu. (Asy-Syura: 48)
Apabila manusia itu mendapat kemakmuran dan nikmat, maka dia bergembira ria karenanya.
{وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ}
Dan jika mereka ditimpa kesusahan. (Asy-Syura: 48)
Yakni berupa musim kering, paceklik, musibah, dan kesengsaraan.
(niscaya mereka ingkar) karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar (kepada nikmat) (Asy-Syura: 48)
Yaitu ingkar kepada nikmat dan kesenangan yang telah didapatkan sebelumnya, dan ia tidak mengenal kecuali hanya saat yang dijalaninya. Maka jika ia beroleh nikmat, sikapnya menjadi angkuh dan sombong; dan jika tertimpa cobaan dan kemiskinan, maka ia berputus asa dari rahmat-Nya. sebagaimana yang disebutkan dalam hadis Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang khitab-nya ditujukan kepada kaum wanita:
Hai kaum wanita, bersedekahlah, karena sesungguhnya aku melihat kalian merupakan kebanyakan penduduk neraka. Maka ada seorang wanita bertanya, “Mengapa demikian, wahai Rasulullah?” Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Karena kamu banyak mengeluh dan ingkar kepada kebaikan suamimu. Seandainya engkau berbuat baik kepada sesorang dari mereka selama setahun, kemudian kamu tidak melakukannya sehari saja, niscaya ia mengatakan, “Aku belum pernah melihatmu melakukan suatu kebaikan pun.”
Demikianlah keadaan kebanyakan kaum wanita, terkecuali orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mendapat bimbingan dari-Nya ke jalan yang benar, sedangkan dia termasuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh.
Seorang mukmin —sebagaimana yang diungkapkan oleh sabda Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ— memiliki sikap seperti berikut:
Jika mendapat kesenangan, bersyukur; dan bersyukur itu lebih baik baginya. Dan jika tertimpa musibah, bersabar; dan bersabar itu lebih baik baginya. Dan ciri khas ini tidak didapati pada seorang pun kecuali hanya pada diri orang mukmin.
Tafsir Ayat:
فَإِنْ أَعْرَضُوا “Jika mereka berpaling” dari apa yang kalian bawa setelah adanya penjelasan yang lengkap, فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا “maka Kami tidak mengutus kamu sebagai pengawas bagi mereka,” yang mengawasi perbuatan mereka dan kamu tidak akan diminta pertanggungjawaban atasnya. إِنْ عَلَيْكَ إِلا الْبَلاغُ “Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan.” Maka jika kamu telah melaksanakan kewajibanmu, maka pahala untukmu sudah ditanggung Allah. Apakah mereka memenuhi seruanmu ataupun mereka berpaling, maka perhitungan mereka adalah menjadi tanggungan Allah yang menjaga amal perbuatan mereka, yang kecil maupun yang besar, yang nampak dan yang tidak nampak.
Kemudian Allah menjelaskan kondisi manusia, yaitu bahwa apabila ia dirasakan (diberi) oleh Allah suatu rahmat berupa kesehatan badan, rizki yang berlimpah, kedudukan atau lainnya, فَرِحَ بِهَا “dia bergembira-ria karenanya.” Maksudnya, ia bergembira dengan kegembiraan yang hanya terbatas pada rahmat itu dan tidak melebihinya, dan termasuk konsekuensinya adalah merasa tenang karenanya dan berpaling dari sang pemberi karunia. وَإِنْ تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ “Dan jika mereka ditimpa kesusahan,” seperti penyakit atau kemis-kinan atau lainnya بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ فَإِنَّ الإنْسَانَ كَفُور “disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, karena sesungguhnya manusia itu amat ingkar.” Artinya, tabiatnya adalah mengingkari nikmat-nikmat yang terdahulu dan merasa murka terhadap kesusahan yang menimpanya.
Jika mereka berpaling, yaitu tidak mau menerima seruanmu untuk beriman, maka ingatlah, wahai nabi Muhammad, kami tidak mengutus engkau sebagai pengawas bagi mereka dengan memaksa mereka untuk beriman dan tidak pula mengharuskan mereka menerima seruanmu sehingga mereka beriman. Kewajibanmu tidak lain hanyalah menyampaikan risalah dan seruan tuhanmu kepada mereka. Dan sungguh, apabila kami merasakan kepada manusia suatu rahmat, yaitu hal-hal yang menyenangkan dari kami, dia menyambutnya dengan gembira; tetapi jika sebaliknya mereka ditimpa kesusahan disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, niscaya mereka ingkar. Sungguh, manusia itu salah satu sifatnya adalah sangat ingkar kepada nikmat. 49. Hanya milik Allah-lah kewenangan untuk penciptaan dan pengaturan kerajaan langit dan bumi dengan kekuasaan-Nya. Dia menciptakan apa yang dia kehendaki sesuai dengan kehendak-Nya, walaupun yang di ciptakannya itu enggan menerimanya, memberikan anak-anak ber jenis kelamin perempuan saja, tanpa anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki, dan memberikan anak-anak berjenis kelamin laki-laki saja, tanpa anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki. Demikianlah kekuasaan Allah kepada makhluk-Nya, tidak dapat mereka menolaknya.
Asy-Syura Ayat 48 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syura Ayat 48, Makna Asy-Syura Ayat 48, Terjemahan Tafsir Asy-Syura Ayat 48, Asy-Syura Ayat 48 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syura Ayat 48
Tafsir Surat Asy-Syura Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53