{42} Asy-Syura / الشورى | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الدخان / Ad-Dukhan {44} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Az-Zukhruf الزخرف (Perhiasan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 43 Tafsir ayat Ke 4.
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ ﴿٤﴾
wa innahụ fī ummil-kitābi ladainā la’aliyyun ḥakīm
QS. Az-Zukhruf [43] : 4
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh) di sisi Kami, benar-benar (bernilai) tinggi dan penuh hikmah.
Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an kepada Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dengan bahasa Arab agar kalian memahami dan merenungkan makna dan bukti-buktinya. Sesungguhnya Al-Qur’an itu berada di sisi Kami di Lauhul Mahfuz benar-benar sangat berharga dan mulia, sempurna, tidak ada perselisihan dan pertentangan padanya.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuz) di sisi Kami adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Az-Zukhruf: 4)
Artinya, Al-Qur’an itu jelas kemuliaannya di kalangan mala-ul a’la (para malaikat) agar penduduk bumi memuliakan, membesarkan, dan menaatinya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, “Innahu” yakni sesungguhnya Al-Qur’an itu. Fi UmmilKitabi, yakni di Lauh Mahfuz, menurut pendapat Ibnu Abbas r.a. dan Mujahid. Ladaina yakni di sisi Kami, menurut Qatadah dan lain-lainnya. La’aliyyun, yakni mempunyai kedudukan yang besar, kemuliaan, dan keutamaan, menurut Qatadah. Hakimun, yakni muhkam (dikukuhkan) bebas dari kekeliruan dan penyimpangan.
Semuanya ini menonjolkan kemuliaan dan keutamaan Al-Qur’an, sebagaimana yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (Al-Waqi’ah: 77-80)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan. Maka barang siapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya, di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan lagi disucikan, di tangan para penulis (malaikat), yang mulia lagi berbakti. (‘Abasa: 11-16)
Berdasarkan kedua ayat ini para ulama menyimpulkan dalil, bahwa orang yang berhadas tidak boleh menyentuh mus-haf, seperti yang disebutkan di dalam sebuah hadis —jika sahih— yang menyebutkan bahwa dikatakan demikian karena para malaikat menghormati semua suhuf (kitab-kitab suci) yang antara lain ialah Al-Qur’an di alam atas, maka penduduk bumi lebih utama lagi untuk menghormatinya. Mengingat Al-Qur’an diturunkan kepada mereka dan khitab-nya ditujukan kepada mereka, maka mereka lebih berhak untuk menerimanya dengan penuh kehormatan dan kemuliaan serta tunduk patuh kepada ajarannya dengan menerima dan menaatinya, karena firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu dalam induk Al-Kitab (Lauh Mahfuz) di sisi Kami adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah. (Az-Zukhruf: 4)
Tafsir Ayat:
وَإِنَّهُ فِي أُمِّ الْكِتَابِ لَدَيْنَا “Dan sesungguhnya al-Qur`an itu dalam induk al-Kitab (Lauhil Mahfuzh) di sisi Kami,” berada di al-Mala` al-A’la di tingkat paling atas dan paling mulia, لَعَلِيٌّ حَكِيمٌ “adalah benar-benar tinggi (nilainya) dan amat banyak mengandung hikmah,” yaitu, benar-benar tinggi dalam tingkatan, kemuliaan, dan posisinya, bijksana dalam segala perintah, larangan, dan berita yang tercakup. Di dalamnya tidak ada hukum yang berseberangan dengan hikmah, keadilan, dan keseimbangan.
Dan sesungguhnya dia, yaitu Al-Qur’an itu, di dalam ummul-kit’b, yaitu kitab induk atau lau’ mahf’z, yang berada di sisi kami dan ia benar-benar bernilai tinggi dan penuh hikmah di dalamnya. ‘5. Maka apakah dengan penolakan kamu terhadap Al-Qur’an yang kami turunkan itu, wahai orang-orang kafir, akan menyebabkan kami akan berhenti menurunkan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai peringatan kepa-damu, karena kamu adalah kaum yang melampaui batas karena kebejatan dan keingkaranmu terhadapnya’ sama sekali tidak. Kami tidak akan pernah berhenti menurunkannya. ‘.
Az-Zukhruf Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti Az-Zukhruf Ayat 4, Makna Az-Zukhruf Ayat 4, Terjemahan Tafsir Az-Zukhruf Ayat 4, Az-Zukhruf Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Az-Zukhruf Ayat 4
Tafsir Surat Az-Zukhruf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)