{42} Asy-Syura / الشورى | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الدخان / Ad-Dukhan {44} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Az-Zukhruf الزخرف (Perhiasan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 43 Tafsir ayat Ke 52.
أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَـٰذَا الَّذِي هُوَ مَهِينٌ وَلَا يَكَادُ يُبِينُ ﴿٥٢﴾
am ana khairum min hāżallażī huwa mahīnuw wa lā yakādu yubīn
QS. Az-Zukhruf [43] : 52
Bukankah aku lebih baik dari orang (Musa) yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?
“Bukankah aku lebih baik dari orang yang tidak ada kuasa di sisinya, orang yang dirinya meminta-minta karena lemah dan hinanya, orang yang hampir-hampir tidak mampu berbicara karena lisannya yang kelu?” Ucapan Fir’aun ini membawanya kufur, durhaka, dan menghalang-halangi dari jalan Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyitir kata-kata Fir’aun:
Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya) ? (Az-Zukhruf: 52)
As-Saddi mengatakan bahwa Fir’aun mengatakan, “Tidak, aku lebih baik daripada orang ini yang tidak dapat menjelaskan perkataannya.”
Hal yang sama dikatakan oleh sebagian ulama Nahwu Basrah, bahwa am di sini mengandung makna bal. Dan pendapat ini dikuatkan dengan adanya apa yang diriwayatkan oleh Imam Farra dari sebagian ahli qira’at, bahwa dia membacanya:
Ibnu Jarir menjawab bahwa seandainya qiraat ini benar, tentulah maknanya pun benar dan jelas, tetapi qiraat ini bertentangan dengan qiraat semua ulama yang ada di kota-kota besar Islam, karena sesungguhnya mereka membacanya seperti berikut:
Bukankah aku lebih baik daripada orang yang hina ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya). (Az-Zukhruf: 52)
dengan memakai istifham, yaitu am.
Menurut hemat kami, berdasarkan hipotesis mana pun kesimpulannya menunjukkan bahwa sesungguhnya yang dimaksud oleh Fir’aun tiada lain suatu pernyataan bahwa dirinya lebih baik dari Musa a.s. padahal kenyataannya Fir’aun dusta secara terang-terangan. Semoga laknat Allah terus menimpanya sampai hari kiamat.
Dan yang dimaksud dengan lafaz mahin, menurut Sufyan ialah rendah. Menurut Qatadah dan As-Saddi artinya lemah. Menurut Ibnu Jarir artinya tidak memiliki kerajaan, tidak memiliki pengaruh, dan tidak pula memiliki harta.
dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya). (Az-Zukhruf: 52)
Yakni hampir tidak dapat berbicara dengan fasih, karena lisannya pelat.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya). (Az-Zukhruf: 52) Maksudnya, hampir saja tidak dipahami perkataanya.
Qatadah, As-Saddi, dan Ibnu Jarir mengatakan bahwa lisan Musa pelat.
Sufyan mengatakan bahwa pada lisan Musa terdapat luka bekas bara api saat ia memakan bara api semasa kecilnya.
Dan apa yang dikatakan oleh Fir’aun la ‘natullah ini dusta dan buat-buatannya (rekayasanya) sendiri. Sesungguhnya yang mendorongnya berkata demikian hanyalah kekufuran dan keingkarannya, hal inilah yang menyebabkan dia memandang Musa a.s. dengan pandangan mata kekafiran dan kerendahan. Padahal sesungguhnya penampilan Musa a.s. sangat anggun dan mulia lagi berwibawa sehingga memukau pandangan orang-orang yang berakal sehat.
Ucapannya terhadap Musa a.s. sebagai seorang yang hina adalah dusta, justru dia sendirilah yang hina lagi rendah, baik dari segi penampilan, akhlak, maupun agamanya. Dan Musalah orang yang mulia, seorang pemimpin, benar, berbakti, lagi mendapat petunjuk. Dan ucapannya yang disitir oleh firman-Nya: dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)? (Az-Zukhruf: 52) merupakan buat-buatan dan rekayasa Fir’aun pula yang ia tuduhkan kepada Musa a.s. Karena sekalipun lisan Musa benar mengalami sesuatu akibat dari bara api yang dikunyahnya, maka sesungguhnya dia telah memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى agar Dia melepaskan kesulitan lidahnya, supaya mereka dapat memahami perkataannya, Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengabulkan permintaannya itu, seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Sesungguhnya telah diperkenankan permintaanmu, hai Musa. (Thaha: 36)
Seandainya masih ada sesuatu yang membekas pada lisannya yang tidak dimintakan olehnya agar dilenyapkan, seperti apa yang dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri, maka sesungguhnya dia telah memohon kepada Allah agar dirinya dibebaskan dari akibat kepelatan lisannya dalam tugas menyampaikan dan memberi pengertian. Karena hal-hal yang timbul dari cacat kejadian yang merupakan hal yang di luar kekuasaan seorang hamba, maka ia tidak dicela dan tidak pula dicaci karenanya. Sedangkan Fir’aun sendiri sebagai seorang yang mempunyai pengertian dan akal, dia menyadari kenyataan ini. Dan sesungguhnya tujuannya ialah hendak mengelabui rakyatnya karena mereka terdiri dari orang-orang yang tidak mengerti.
Tafsir Ayat:
أَمْ أَنَا خَيْرٌ مِنْ هَذَا الَّذِي هُوَ مَهِين “Bukankah aku lebih baik dari orang yang hina ini?” Fir’aun, semoga Allah جَلَّ جَلالُهُ memburukkannya, menghina Nabi Musa bin ‘Imran, kalimullah yang terpandang di sisi Allah جَلَّ جَلالُهُ. Artinya, aku (Fir’aun) perkasa sedangkan ia (Musa ‘alaihissalam) hina, manakah di antara kami yang lebih baik? Di samping itu لا يَكَادُ يُبِينُ “hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya),” dari dasar benaknya dengan perkataan, sebab Nabi Musa tidak bisa berbicara fasih. Ini sama sekali bukanlah cacat jika Musa bisa mengucapkan apa yang ada di benaknya meski untuk berbicara terasa berat baginya.
Bukankah dengan kehebatan, kekayaan, dan kekuasaanku itu aku lebih baik dan lebih tinggi kedudukannya dari orang yang hina ini, yaitu musa, yang tidak memiliki kekuasaan apa pun dan dia juga adalah orang yang hampir tidak dapat menjelaskan perkataannya dengan kalimat-kalimat yang baik’ tentulah aku lebih baik daripada musa. 53. Maka kalau memang musa merupakan utusan tuhan yang dikirim kepada kami, mengapa dia, yakni musa, tidak dipakaikan oleh tuhannya gelang dari emas sebagai identitasnya atau para malaikat datang bersama-sama dia untuk mengiringinya sebagai bentuk dukungan terhadap pengutusannya”.
Az-Zukhruf Ayat 52 Arab-Latin, Terjemah Arti Az-Zukhruf Ayat 52, Makna Az-Zukhruf Ayat 52, Terjemahan Tafsir Az-Zukhruf Ayat 52, Az-Zukhruf Ayat 52 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Az-Zukhruf Ayat 52
Tafsir Surat Az-Zukhruf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran