{42} Asy-Syura / الشورى | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الدخان / Ad-Dukhan {44} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Az-Zukhruf الزخرف (Perhiasan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 43 Tafsir ayat Ke 57.
۞ وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلًا إِذَا قَوْمُكَ مِنْهُ يَصِدُّونَ ﴿٥٧﴾
wa lammā ḍuribabnu maryama maṡalan iżā qaumuka min-hu yaṣiddụn
QS. Az-Zukhruf [43] : 57
Dan ketika putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Suku Quraisy) bersorak karenanya.
Ketika kepada orang-orang musyrik itu dibuat perumpamaan Isa bin Maryam ketika mereka menentang dan mendebat Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bahwa orang-orang Nasrani itu menyembahnya, tiba-tiba kaummu gaduh dan bersorak karena gembira dan bahagia. Hal itu tiada lain ketika turun firman Allah, “Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah bahan bakar Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya.” (QS Al-Anbiya’, 21: 98). Orang-orang musyrik itu berkata, “Kami rela tuhan-tuhan kami disejajarkan dengan Isa, kemudian Allah menurunkan firman-Nya, “Sungguh, sejak dahulu bagi orang-orang yang telah ada (ketetapan) yang baik dari Kami, mereka itu akan dijauhkan (dari neraka)” (QS Al-Anbiya’, 21: 101). Dengan demikian, bisa disimpulkan bahwa yang dilemparkan ke dalam neraka adalah tuhan-tuhan yang disembah orang-orang musyrik dengan penuh kerelaan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan tentang kebandelan orang-orang Quraisy dalam kekafirannya dan kesengajaan mereka bersikap ingkar dan mendebat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Quarisy) bersorak karenanya. (Az-Zukhruf: 57)
Bukan hanya seorang telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. Mujahid, Ikrimah, As-Saddi, dan Ad-Dahhak, bahwa mereka tertawa, yakni merasa heran dengan perumpamaan tersebut. Qatadah mengatakan bahwa mereka merasa tekejut dengan perumpamaan itu, lalu tertawa. Ibrahim An-Nakha’i mengatakan bahwa mereka berpaling darinya.
Latar belakang turunnya ayat ini seperti yang diketengahkan oleh Muhammad ibnu Ishaq di dalam kitab As-Sirah disebutkan bahwa menurut berita yang sampai kepadanya, pada suatu hari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ duduk bersama Al-Walid ibnul Mugirah di dalam Masjidil Haram. Lalu datanglah An-Nadr ibnul Haris yang langsung bergabung dengan mereka di majelis itu, dan di dalam majelis tersebut terdapat banyak lelaki dari kaum Quraisy.
Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membuka pembicaraan, tetapi pembicaraannya di tentang oleh An-Nadr ibnul Haris. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membalasnya hingga mengalahkannya, lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan kepada An-Nadr ibnul Haris dan juga kepada mereka firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98), dan beberapa ayat berikutnya.
Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bangkit, dan saat itu datanglah Abdullah ibnuz Zaba’ri At-Tamimi, lalu ikut bergabung ke dalam mejelis tersebut. Maka Al-Walid ibnul Mugirah berkata kepadanya, “Demi Allah, An-Nadr ibnul Haris tidak mau berdiri untuk anak Abdul Muttalib (maksudnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) dan tidak mau pula duduk (dengannya). Sesungguhnya Muhammad menduga bahwa kita dan apa yang kita sembah selain Allah ini akan menjadi umpan neraka Jahanam.”
Abdullah ibnuz Zaba’ri berkata, “Ingatlah, demi Allah; seandainya aku menjumpainya, niscaya aku debat dia. Tanyakanlah kepada Muhammad, ‘Apakah semua yang disembah selain Allah dimasukkan ke dalam Jahanam bersama para pengabdinya?’ Kita menyembah para malaikat, orang-orang Yahudi menyembah Uzair, dan orang-orang Nasrani menyembah Al-Masih Isa ibnu Maryam.”
Maka merasa heranlah Al-Walid bersama orang-orang yang ada di dalam majelis itu terhadap ucapan Abdullah ibnuz Zaba’ri, dan mereka berpandangan bahwa Abdullah ibnuz Zaba’ri telah mendebat dan mengalahkan alasan Muhammad.
Lalu hal tersebut diceritakan kepada Rasulullah Saw, maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Barang siapa yang senang dirinya disembah selain Allah, maka dia bersama dengan orang-orang yang menyembahnya. Dan sesungguhnya yang mereka sembah itu hanyalah setan dan orang-orang yang memerintahkan kepada mereka untuk menyembahnya.
Lalu turunlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya orang-orang yang telah ada untuk mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. (Al-Anbiya: 101)
Yaitu Isa dan Uzair serta orang-orang yang disembah lainnya bersama keduanya dari kalangan para rahib dan para pendeta yang telah menjalani masa hidupnya dalam ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Lalu oleh orang-orang yang sesudah mereka dari kalangan orang-orang yang sesat, mereka dijadikan sebagai tuhan-tuhan selain Allah.
Telah disebutkan pula di dalam Al-Qur’an yang mengisahkan bahwa mereka menyembah para malaikat yang mereka anggap sebagai anak-anak perempuan Allah, yaitu melalui firman-Nya:
Dan mereka bekata, “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Mahasuci Allah Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan. (Al-Anbiya: 26)
Disebutkan pula perihal Isa a.s, bahwa dia disembah selain Allah. Maka Al-Walid dan orang-orang yang ada di dalam majelis itu merasa kagum dengan hujah dan alasan yang dikemukakan oleh Abdullah ibnuz Zaba’ri.
Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. (Az-Zukhruf: 57)
Yakni mereka menyoraki ucapanmu itu. kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya perihal Isa a.s.:
Ia tiada lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil. Dan kalau kami kehendaki. benar-benar Kami jadikan sebagai gantimu di muka bumi malaikat-malaikat yang turun temurun. Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. (Az-Zukhruf 59-61)
Yakni mukjizat-mukjizat yang telah diberikan kepadanya, seperti menghidupkan orang-orang yang mati dan menyembuhkan segala macam penyakit; hal itu sudah cukup sebagai bukti yang menunjukkan akan pengetahuan tentang hari kiamat. Dalam firman berikutnya disebutkan:
Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 61)
Ibnu Jarir menyebutkan melalui riwayat Al-Aufi, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. (Az-Zukhruf: 57) Yakni kaum Quraisy. Dan tatkala disebutkan kepada mereka firman-Nya: Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya. (Al-Anbiya: 98), hingga beberapa ayat sesudahnya. Maka orang-orang Quraisy bertanya kepada Nabi Saw, “Siapakah Ibnu Maryam itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Mereka berkata, “Demi Allah, tiada yang dikehendaki oleh orang ini melainkan agar kita menjadikannya sebagai tuhan, sebagaimana orang-orang Nasrani menjadikan Isa putra Maryam sebagai tuhan yang disembah mereka.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman: Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (Az-Zukhruf: 58)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasym ibnul Qasim, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Abu Razin, dari Abu Yahya maula Ibnu Aqil Al-Ansari yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas r.a. pernah mengatakan, “Sesungguhnya aku mengetahui suatu ayat dari Al-Qur’an (makna yang dimaksud olehnya) tiada seorang pun yang menanyakannya kepadaku. Dan aku tidak mengetahui apakah orang lain telah mengetahuinya hingga mereka tidak menanyakannya, ataukah memang mereka tidak mengetahuinya yang karenanya mereka tidak menanyakannya?” Kemudian Ibnu Abbas r.a. melanjutkan pembicaraannya dengan kami, dan ketika ia bangkit meninggalkan kami, maka kami saling mencela di antara sesama kami, mengapa kami tidak menanyakan tentang ayat itu. Lalu aku (Abu Yahya) berkata, “Akulah yang akan menanyakannya besok.” Dan pada keesokan harinya aku bertanya, “Hai Ibnu Abbas, kemarin engkau mengatakan bahwa ada suatu ayat Al-Qur’an yang tiada seorang pun menanyakannya kepadamu, sedangkan engkau tidak mengetahui apakah orang lain telah mengetahui (makna)nya ataukah mereka tidak mengetahuinya.” Aku melanjutkan pertanyaanku, “Maka ceritakanlah kepadaku tentang ayat tersebut dan ayat yang telah engkau baca sebelumnya.” Ibnu Abbas r.a. bersedia, lalu ia mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepada orang-orang Quraisy:
Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya tiada seorang pun yang disembah selain Allah terdapat kebaikan pada dirinya.
Dan orang-orang Quraisy telah mengetahui bahwa orang-orang Nasrani menyembah Isa putra Maryam dan pendapat mereka terhadap Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka mereka mengatakan, “Hai Muhammad, bukankah engkau mengira bahwa Isa putra Maryam adalah seorang nabi dan hamba Allah yang saleh? Maka jika engkau benar, dia adalah tuhan mereka seperti apa yang dikatakan oleh mereka.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. (Az-Zukhruf: 57) Aku bertanya, “Apakah arti yasiduna?” Ibnu Abbas menjawab, “Mereka tertawa karenanya.” Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang hari kiamat. (Az-Zukhruf: 61) Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah munculnya Isa putra Maryam a.s. sebelum hari kiamat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ya’qub Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Syaiban, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Abu Ahmad maula Al-Ansar, dari Ibnu Abbas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah pernah bersabda: Hai orang-orang Quraisy, sesungguhnya tiada seorang pun yang di sembah selain Allah pada dirinya terkandung kebaikan. Maka mereka mengatakan kepadanya, “Bukankah engkau meyakini bahwa Isa putra Maryam adalah seorang nabi dan hamba Allah yang saleh yang juga disembah selain dari Allah? Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan, tiba-tiba kaummu (Quraisy) bersorak karenanya. (Az-Zukhruf: 57)
Mujahid sehubungan dengan ayat ini mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, orang-orang Quraisy mengatakan, “Sesungguhnya Muhammad menginginkan agar dirinya disembah oleh kita sebagaimana Isa disembah oleh kaumnya.” Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah.
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَلَمَّا ضُرِبَ ابْنُ مَرْيَمَ مَثَلا “Dan tatkala putra Maryam (Isa) dijadikan perumpamaan,” yaitu dilarang untuk disembah dan penyembahannya disamakan seperti penyembahan terhadap patung dan sekutu-sekutu, إِذَا قَوْمُكَ “tiba-tiba kaummu (Quraisy),” yang mendustakanmu, yang مِنْه “karenanya,” yaitu karena perumpamaan yang dibuat ini, يَصِدُّونَ “mereka bersorak,” yakni, karena berkeras hati dalam memusuhimu, berteriak dan mengira bahwa mereka menang dan beruntung dalam hujjah mereka.
Setelah menjelaskan bahwa kaum nabi musa yang menentang ajaran Allah dan hukuman yang ditimpakan kepada mereka adalah pelajaran bagi orang-orang datang kemudian, Allah lalu menjelaskan pelajaran yang dapat diambil oleh nabi Muhammad dan umatnya dari kisah nabi isa. Dan ketika putra maryam, yakni nabi isa, dijadikan oleh orang-orang musyrik perumpamaan untuk menentang kebenaran ayat-ayat Allah, tiba-tiba kaummu, suku quraisy wahai nabi Muhammad bersorak gembira karenanya. 58. Dan mereka berkata, ‘manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami, berupa berhala-berhala yang kami sembah atau dia, yakni isa” mereka tidak memberikannya, yakni perumpamaan itu, kepadamu, Muhammad, melainkan dengan maksud membantah saja, bukan untuk menunjukkan kebenaran keyakinan mereka, tetapi untuk memelesetkan apa yang disampaikan kepada mereka. Bahkan sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
Az-Zukhruf Ayat 57 Arab-Latin, Terjemah Arti Az-Zukhruf Ayat 57, Makna Az-Zukhruf Ayat 57, Terjemahan Tafsir Az-Zukhruf Ayat 57, Az-Zukhruf Ayat 57 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Az-Zukhruf Ayat 57
Tafsir Surat Az-Zukhruf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)