{42} Asy-Syura / الشورى | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الدخان / Ad-Dukhan {44} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Az-Zukhruf الزخرف (Perhiasan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 43 Tafsir ayat Ke 58.
وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ ۚ مَا ضَرَبُوهُ لَكَ إِلَّا جَدَلًا ۚ بَلْ هُمْ قَوْمٌ خَصِمُونَ ﴿٥٨﴾
wa qālū a ālihatunā khairun am huw, mā ḍarabụhu laka illā jadalā, bal hum qaumun khaṣimụn
QS. Az-Zukhruf [43] : 58
Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami atau dia (Isa)?” Mereka tidak memberikan (perumpamaan itu) kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar.
Wahai Muhammad, orang-orang musyrik kaummu berkata, “Apakah tuhan-tuhan yang kami sembah lebih baik ataukah Isa yang disembah kaumnya? Apabila Isa di dalam neraka, tentu kami dan tuhan-tuhan kami pun berada bersamanya.” Tidaklah mereka membuat perumpamaan ini kecuali karena hendak berdebat. Mereka adalah kaum yang suka berdebat secara batil.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau dia?” (Az-Zukhruf: 58)
Qatadah mengatakan bahwa orang-orang Quraisy mengatakan, “Tuhan-tuhan kami lebih baik daripada dia.”
Qatadah mengatakan bahwa Ibnu Mas’ud r.a. membaca ayat ini dengan bacaan berikut:
Dan mereka berkata, “Manakah yang lebih baik, tuhan-tuhan kami atau ini?”
Yang mereka maksudkan adalah Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Firman selanjutnya:
Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja. (Az-Zukhruf: 58)
Yakni dengan tujuan membantah, padahal mereka mengetahui bahwa Isa tidak termasuk ke dalam pengertian ayat, karena ungkapannya memakai kata yang ditujukan kepada yang tidak berakal alias benda mati, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah umpan Jahanam. (Al-Anbiya: 98)
Kemudian khitab ini ditujukan kepada orang-orang Quraisy, dan mereka tiada lain hanyalah penyembah berhala-berhala dan tandingan-tandingan yang mereka ada-adakan. Mereka sama sekali bukan penyembah Al-Masih, dan itu tidak mungkin termasuk ke dalam pengertian ini. Karena itulah maka ucapan mereka tiada lain hanya semata-mata sebagai bantahan dari mereka, bukan berarti mereka meyakini kebenarannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir, telah menceritakan kepada kami Hajjaj ibnu Dinar, dari Abu Galib, dari Abu Umamah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tidak sekali-kali suatu kaum sesat sesudah mendapat petunjuk yang telah ada di kalangan mereka, melainkan akan diwariskan kepada mereka suka berbantah. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (Az-Zukhruf: 58)
Imam Turmuzi, Imam Ibnu Majah, dan Ibnu Jarir telah meriwayatkan hadis ini melalui Hajjaj ibnu Dinar dengan sanad yang sama. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih, kami tidak mengenalnya melainkan melalui riwayat Hajjaj ibnu Dinar. Demikianlah menurut apa yang dikatakannya.
Hadis yang semisal diriwayatkan pula melalui jalur lain dari Abu Umamah r.a. dengan sedikit tambahan. Untuk itu Ibnu Abu Hatim mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Humaid ibnu Iyasy Ar-Ramli, telah menceritakan kepada kami Muammal, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ibnu Makhzum, dari Al-Qasim ibnu Abdur Rahman As-Sami, dari Abu Umamah r.a. —Hammad mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apakah Abu Umamah me-rafa’-kan hadis ini atau tidak—disebutkan: Tidak sekali-kali suatu umat sesat sepeninggal nabinya, melainkan mula-mula kesesatan yang dilakukannya ialah mendustakan takdir. Dan tidak sekali-kali suatu umat sesat sepeninggal nabinya, melainkan mereka akan diberi berbantah-bantahan (suka membantah kebenaran). Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (Az-Zukhruf: 58)
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman, dari Ubadah ibnu Abbad, dari Ja’far, dari Al-Qasim, dari Abu Umamah r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menemui orang-orang yang saat itu sedang berbantah-bantahan mengenai Al-Qur’an. Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ marah dengan kemarahan yang sangat sehingga seakan-akan seperti dituangkan cuka pada wajah beliau Saw, lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Janganlah kalian mengadukan sebagian Kitabullah dengan sebagian yang lain. Karena sesungguhnya tidak sekali-kali suatu kaum sesat, melainkan diberikan kepada mereka suka membantah. Kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu, melainkan dengan maksud membantah saja, sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. (Az-Zukhruf: 58)
Tafsir Ayat:
وَقَالُوا أَآلِهَتُنَا خَيْرٌ أَمْ هُوَ “Dan mereka berkata, ‘Manakah yang lebih baik sesembahan-sesembahan kami atau dia?’,” yakni, Nabi Isa ‘alaihissalam, di mana mereka dilarang untuk menyembah semuanya (termasuk Nabi Isa), serta kebersamaan mereka dalam ancaman bagi yang menyembah mereka. Saat itu turun juga Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُون
“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al-Anbiya`: 98).
Sisi kezhaliman hujjah mereka adalah karena mereka berkata, “Sudah menjadi ketetapan bagi kami dan bagimu, wahai Muhammad bahwa Isa adalah salah seorang hamba Allah جَلَّ جَلالُهُ yang mendekatkan diri, yang memiliki kesudahan yang baik, lantas mengapa kau samakan antara Isa dengan patung dalam larangan penyembahan tersebut semuanya, andai hujjahmu benar tentu tidak ditentang, lantas mengapa kau juga berkata,
إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُون
“Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahanam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al-Anbiya`: 98).
Nash ayat ini menurut mereka mencakup patung-patung dan Nabi Isa, ini tidak lain adalah kontradiksi dan kontradiksinya dalam hujjah menunjukkan bahwa ia batil. Inilah puncak syubhat yang mereka yakini, mereka yang bergembira karenanya dan me-reka juga menghadang dan saling memberi kabar gembira. Tapi –alhamdulillah– syubhat tersebut adalah yang paling lemah dan batil karena penyamaan antara larangan untuk menyembah Isa dan larangan untuk menyembah patung adalah karena penyembahan merupakan hak Allah جَلَّ جَلالُهُ semata, dan tidak berhak bagi salah satu pun makhluk, tidak pula para malaikat yang mendekatkan diri, tidak pula para nabi yang diutus dan tidak pula makhluk lain selain mereka. Syubhat macam apa dalam menyamakan larangan penyembahan Nabi Isa dan lainnya?
Dan mereka berkata, ‘manakah yang lebih baik tuhan-tuhan kami, berupa berhala-berhala yang kami sembah atau dia, yakni isa” mereka tidak memberikannya, yakni perumpamaan itu, kepadamu, Muhammad, melainkan dengan maksud membantah saja, bukan untuk menunjukkan kebenaran keyakinan mereka, tetapi untuk memelesetkan apa yang disampaikan kepada mereka. Bahkan sebenarnya mereka adalah kaum yang suka bertengkar. 59. Lalu Allah menunjukkan kepada mereka bahwa dia, yaitu isa, tidak lain hanyalah seorang hamba, bukan tuhan seperti keyakinan orang-orang nasrani, yang kami berikan nikmat ke nabian kepadanya dan kami jadikan dia sebagai contoh pelajaran yang sangat mengagumkan bagi bani israil, baik yang hidup pada masa isa maupun yang sesudahnya.
Az-Zukhruf Ayat 58 Arab-Latin, Terjemah Arti Az-Zukhruf Ayat 58, Makna Az-Zukhruf Ayat 58, Terjemahan Tafsir Az-Zukhruf Ayat 58, Az-Zukhruf Ayat 58 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Az-Zukhruf Ayat 58
Tafsir Surat Az-Zukhruf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran