{44} Ad-Dukhan / الدخان | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأحقاف / Al-Ahqaf {46} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Jatsiyah الجاثية (Yang Bertekuk Lutut) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 45 Tafsir ayat Ke 27.
وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۚ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَخْسَرُ الْمُبْطِلُونَ ﴿٢٧﴾
wa lillāhi mulkus-samāwāti wal-arḍ, wa yauma taqụmus-sā’atu yauma`iżiy yakhsarul-mubṭilụn
QS. Al-Jatsiyah [45] : 27
Dan milik Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya Kiamat, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan (dosa).
Hanya kepunyaan Allah kekuasaan langit yang tujuh dan bumi secara ciptaan, kepemilikan, dan penyembahan. Hari ketika Kiamat datang, orang-orang yang mati akan bangkit dari kubur untuk dihisab. Demikian pula orang-orang yang kafir kepada Allah dan mendustakan ayat-ayat dan dalil yang jelas yang dibawa para rasul.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan bahwa Dialah Yang memiliki bumi dan langit dan Yang menguasai keduanya di dunia dan akhirat. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Dan pada hari terjadinya kebangkitan. (Al-Jatsiyah: 27)
Yakni hari kiamat.
akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan. (Al-Jatsiyah: 27)
Mereka adalah orang-orang yang kafir kepada Allah, dan ingkar kepada Al-Kitab yang diturunkan kepada rasul-rasuI-Nya, yang mengandung ayat-ayat yang menerangkan dan bukti-bukti yang jelas.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa Sufyan As-Sauri datang ke Madinah, lalu ia mendengar Al-Mu’afiri berbicara yang mengundang tertawa banyak orang. Maka Sufyan As-Sauri berkata kepadanya, “Hai orang tua, tidakkah engkau mengetahui bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mempunyai suatu hari yang di hari itu akan rugilah orang-orang yang mengerjakan kebatilan?” Akan tetapi, Al-Mu’afiri tetap mengerjakan hal itu hingga meninggal dunia. Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى befirman:
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. (Al-Jatsiyah: 26)
Mereka terduduk di atas lututnya karena sangat takut dan ngeri. Menurut suatu pendapat, sesungguhnya hal ini terjadi manakala neraka Jahanam didatangkan, lalu Jahanam mengeluarkan suara gelegarnya yang hebat, maka tiada seorang pun melainkan terduduk berlutut, sehingga Nabi Ibrahim kekasih Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sendiri mengatakan, “Ya Allah, selamatkanlah diriku, selamatkanlah diriku, selamatkanlah diriku; aku tidak meminta kepada Engkau pada hari ini kecuali keselamatan diriku.” Sehingga Isa putra Maryam a.s. sendiri mengatakan, “Aku tidak meminta kepada Engkau hari ini kecuali selamatkanlah diriku. Dan aku tidak meminta kepada Engkau selamatkanlah Maryam yang telah melahirkan diriku.”
Mujahid dan Ka’bul Ahbar serta Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: tiap-tiap umat berlutut. (Al-Jatsiyah: 28) Yakni terduduk di atas lututnya.
Ikrimah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan jatsiyah ialah terpisah-pisah di tempatnya sendiri-sendiri, bukan berlutut. Tetapi pendapat pertamalah yang lebih diutamakan.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnu Yazid Al-Muqri, telah menceritakan kepada kami Sufyan ibnu Uyaynah, dari Amr, dari Abdullah ibnu Babah, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Seakan-akan aku melihat kalian (dalam mimpiku) dalam keadaan terpisah di atas sebuah bukit jauh dari neraka Jahanam.
Ismail ibnu Abu Rafi’ Al-Madani telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Ka’b, dari Abu Hurairah r.a. secara marfu’ dalam hadis mengenai sangkakala, bahwa lalu manusia terpisah-pisah, dan-umat-umat berlutut. Hal inilah yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat belutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. (Al-Jatsiyah: 28)
Pendapat ini menghimpunkan di antara kedua pendapat yang telah disebutkan di atas, dan hal ini tidaklah bertentangan dengan pendapat yang sebelumnya; hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan luasnya kekuasaanNya dan Dia sendirilah yang mengatur alam ini di seluruh waktu. Allah جَلَّ جَلالُهُ kelak, وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ “pada hari terjadinya kebangkitan,” akan mengumpulkan semua makhluk di tempat pemberhentian Hari Kiamat. Orang-orang yang berbuat kebatilan akan menuai kerugian, mereka adalah orang-orang yang mengerjakan kebatilan dengan tujuan untuk menentang kebenaran. Semua amal perbuatan mereka adalah batil karena berkaitan dengan kebatilan sehingga pada Hari Kiamat kelak akan runtuh. Suatu hari di mana kebenaran-kebenaran akan jelas di hadapan mereka sehingga mereka pun tidak mendapatkan pahala sama sekali. Yang mereka dapatkan hanyalah siksaan yang pedih.
Dan hanya milik Allah, bukan miliki siapa-siapa, kerajaan langit dan bumi, dialah yang menciptakan dan mengatur wujud seluruh alam. Dan pada hari terjadinya kiamat, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebatilan, yakni perbuatan dosa. 28. Dan pada hari itu engkau, wahai nabi Muhammad, akan melihat setiap umat, penganut agama dan kepercayaan apa pun, yang berbuat baik maupun yang berbuat jahat, berlutut di hadapan Allah untuk menghadapi hari yang dahsyat untuk di hisab dan di adili. Setiap umat dipanggil untuk menerima dan melihat buku catatan amalnya, yang baik dan yang buruk, yang besar maupun yang kecil, semuanya tercantum di dalamnya. Pada hari itu kamu di beri balasan sesuai dengan apa yang dahulu telah kamu kerjakan.
Al-Jatsiyah Ayat 27 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Jatsiyah Ayat 27, Makna Al-Jatsiyah Ayat 27, Terjemahan Tafsir Al-Jatsiyah Ayat 27, Al-Jatsiyah Ayat 27 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Jatsiyah Ayat 27
Tafsir Surat Al-Jatsiyah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.”
(HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran