{45} Al-Jatsiyah / الجاثية | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | محمد / Muhammad {47} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahqaf الأحقاف (Bukit-Bukit Pasir) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 46 Tafsir ayat Ke 4.
قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الْأَرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ ۖ ائْتُونِي بِكِتَابٍ مِنْ قَبْلِ هَـٰذَا أَوْ أَثَارَةٍ مِنْ عِلْمٍ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ ﴿٤﴾
qul a ra`aitum mā tad’ụna min dụnillāhi arụnī māżā khalaqụ minal-arḍi am lahum syirkun fis-samāwāti`tụnī bikitābim ming qabli hāżā au aṡāratim min ‘ilmin ing kuntum ṣādiqīn
QS. Al-Ahqaf [46] : 4
Katakanlah (Muhammad), “Terangkanlah (kepadaku) tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan dari bumi atau adakah peran serta mereka dalam (penciptaan) langit? Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (Al-Qur’an) ini atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu), jika kamu orang yang benar.”
Wahai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang kafir itu, “Apakah kalian tidak memperhatikan tuhan-tuhan dan patung-patung yang kalian sembah dari selain Allah? Perlihatkanlah kepadaku bahagian manakan di bumi ini yang mereka ciptakan ataukah mereka mempunyai andil dalam penciptaan langit bersama Allah? Datangkanlah kepadaku kitab suci yang turun dari Allah sebelum Al-Qur’an ini atau peninggalan ilmu pengetahuan orang-orang dahulu jika kalian adalah orang-orang yang benar sebagaimana kalian sangkakan.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Katakanlah. (Al-Ahqaf: 4)
kepada orang-orang musyrik yang menyembah Allah dengan yang lainNya.
Terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu sembah selain Allah; perlihatkanlah kepadaku apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini. (Al-Ahqaf: 4)
Maksudnya, tunjukkanlah kepadaku tempat di bumi ini yang mereka (sembahan-sembahanmu) ciptakan secara tersendiri.
atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit? (Al-Ahqaf: 4)
Yakni tiada andil bagi mereka, baik di langit maupun di bumi barang sedikit pun. Sesungguhnya kerajaan ini dan pengaturan kesemuanya hanyalah berada di tangan kekuasaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, lalu mengapa kalian menyembah Dia bersama yang lain-Nya yang kalian persekutukan dengan-Nya? Siapakah yang memberi petunjuk kalian melakukan hal itu? Dan siapakah yang menyeru kalian melakukannya? Apakah dia telah memerintahkan kepada kalian untuk melakukannya? Ataukah hal tersebut adalah sesuatu yang kalian buat-buat dari diri kalian sendiri? Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
Bawalah kepadaku Kitab yang sebelum (Al-Qur’an) ini. (Al-Ahqaf: 4)
Artinya, datangkanlah sebuah kitab dari kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada nabi-nabi, yang di dalamnya terkandung perintah bagi kalian untuk menyembah berhala-berhala ini.
atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu). (Al-Ahqaf: 4)
Yakni bukti yang terang yang menunjukkan jalan yang kamu tempuh itu.
Jika kamu orang-orang yang benar. (Al-Ahqaf: 4)
yakni tidak ada bukti bagi kamu baik yang bersifat dalil naqli maupun dalil ‘aqli yang menunjukkan hal tersebut, karena itu ulama lain membacanya “أَوْ أثَرَة مِنْ عِلْمٍ” artinya atau ilmu yang benar yang kamu dapatkan dari seseorang sebelum kamu. Sebagaimana yang dikatakan Mujahid berkenaan dengan firman-Nya: atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu). (Al-Ahqaf: 4) Atau seseorang yang menemukan suatu pengetahuan.
Al-Aufi mengatakan dari Ibnu Abbas r.a. artinya: Atau bukti yang membenarkannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Sufyan, dari Safwan ibnu Salim, dari Abu Salamah ibnu Abdur Rahman dari Ibnu Abbas r.a. Sufyan mengatakan, “Saya tidak mengetahui selain dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ atau pengetahuan dan peninggalan (orang-orang dahulu), yakni berupa prasasti.
Abu Bakar ibnu Iyasy mengatakan, atau sisa peninggalan dari pengetahuan.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, atau sesuatu penemuan yang dikeluarkan, lalu dijadikan sebagai pegangan.
Ibnu Abbas r.a.. Mujahid, dan Abu Bakar ibnu Iyasy telah mengatakan pula sehubungan dengan makna firman-Nya: atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu). (Al-Ahqaf: 4) Yakni berupa prasasti.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: atau peninggalan dari pengetahuan (orang-orang dahulu). (Al-Ahqaf: 4) Yaitu ilmu yang khusus; dan semua pendapat yang telah disebutkan di atas pengertiannya berdekatan, dan merujuk kepada apa yang telah kami katakan, yakni pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah.
Artinya, {قُلْ} “Katakanlah,” kepada mereka yang menyekutukan Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan patung dan sekutu yang tidak memiliki manfaat dan juga bahaya, tidak juga memiliki kehidupan, kematian dan kebangkitan. Katakanlah kepada mereka seraya menjelaskan lemahnya berhalaberhala mereka dan berhalaberhala tersebut sama sekali tidak berhak disembah, {أَرُونِي مَاذَا خَلَقُوا مِنَ الأرْضِ أَمْ لَهُمْ شِرْكٌ فِي السَّمَاوَاتِ} “Perlihatkanlah kepadaKu apakah yang telah mereka ciptakan dari bumi ini atau adakah mereka berserikat (dengan Allah) dalam (penciptaan) langit.” Artinya, apakah sesembahansesembahan selain Allah جَلَّ جَلالُهُ itu mampu menciptakan bintang di langit atau menciptakan sesuatu di bumi, apakah mereka mampu menciptakan gunung, apakah mereka yang mengalirkan sungai, apakah mereka mengembangbiakkan hewan, apakah mereka menumbuhkan pohon, apakah di antara sesembahansesembahan selain Allah جَلَّ جَلالُهُ itu membantu Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam menciptakan salah satu dari makhluk? Tentu tidak, berdasarkan pengakuan mereka sendiri, lebihlebih pengakuan yang lain. Ini merupakan dalil aqli yang jelas dan tegas yang menunjukkan bahwa penyembahan selain Allah جَلَّ جَلالُهُ adalah batil.
Selanjutnya Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan dalil naqli {ائْتُونِي بِكِتَابٍ مِنْ قَبْلِ هَذَا} “Bawalah kepadaku kitab yang sebelum (al-Qur`an) ini,” yaitu sebuah kitab yang menyerukan untuk berbuat syirik, {أَوْ أَثَارَةٍ مِنْ عِلْمٍ} “atau peninggalan dari pengetahuan,” yang diwariskan oleh para rasul yang memerintahkan hal itu. Dapat diketahui, orang-orang musyrik tidak mampu menunjukkan dalil yang menunjukkan adanya seorang rasul pun yang memerintahkan untuk berbuat syirik. Kita semua yakin bahwa semua rasul memerintahkan untuk mengesakan Allah جَلَّ جَلالُهُ dan melarang untuk berbuat syirik, dan inilah ilmu terbesar yang mereka wariskan. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman,
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولا أَنِ اُعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ}
“Dan Kami telah mengutus seorang rasul dalam tiaptiap umat agar mereka menyembah Allah dan menjauhi thaghut,” (AnNahl: 36), dan setiap rasul berkata kepada kaumnya,
{اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُمْ مِنْ إِلَهٍ غَيْرُهُ}
“Sembahlah Allah, kalian tidak memiliki sesembahan lain selainNya.” (AlA’raf: 59).
Maka dapat diketahui bahwa penolakan orang-orang musyrik tentang perbuatan syirik yang mereka lakukan sama sekali tidak berdasar pada bukti maupun dalil. Mereka hanya berlandaskan pada dugaan dusta, pendapat runtuh, serta akal yang rusak. Hal itu menunjukkan kepada kita semua akan runtuhnya dugaan, pandangan, serta akal sehat mereka melalui penelusuran terhadap kondisi mereka, ilmu dan amal, serta dengan meneliti orang-orang yang menghabiskan usia mereka dalam menyembah berhala dan sesembahan lain selain Allah جَلَّ جَلالُهُ, apakah hal itu berguna bagi mereka di dunia dan di akhirat.
Lalu Allah membantah orang-orang yang menyekutukan Allah de-ngan menyatakan bahwa mereka sesungguhnya tidak mempunyai dalil apa pun yang membenarkan keyakinannya. Katakanlah, wahai nabi Muhammad, ‘terangkanlah kepadaku wahai orang-orang musy-rik, tentang berhala-berhala atau apa saja yang kamu sembah selain Allah; perlihatkan kepadaku apa yang telah mereka ciptakan dari apa yang ada bumi ini atau adakah peran serta mereka dalam penciptaan langit dan benda-benda angkasa dengan sistemnya yang sangat teratur itu’ bawalah kepadaku kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an ini atau apa pun tulisan-tulisan yang merupakan peninggalan dari pengetahuan orang-orang dahulu yang mendukung perbuatan dan sesembahan kamu, jika kamu orang yang benar. ‘ sungguh kamu sekalian wahai orang-orang musyrikin, tidak mempunyai alasan sedikit pun tentang apa yang kamu perbuat itu. 5. Orang-orang yang menyekutukan Allah adalah orang-orang yang menempuh jalan sesat yang tidak dapat diterima oleh akal sehat. Allah menyatakan pada ayat ini ‘dan siapakah yang lebih sesat daripada orang-orang yang menyembah selain Allah, ‘ yakni tidak ada yang lebih sesat daripada orang-orang yang menyembah selain Allah yang sesembahan itu tidak dapat memperkenan’kan doanya dan mengabulkan permintaannya sampai hari kiamat dan mereka lalai dari memperhati’kan doa mereka’ berhala-berhala atau apa yang mereka sembah itu lalai dari dari memperhatikan doanya sebab mereka adalah benda-benda mati yang tidak dapat mengerti ataupun mendengar permintaannya.
Al-Ahqaf Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahqaf Ayat 4, Makna Al-Ahqaf Ayat 4, Terjemahan Tafsir Al-Ahqaf Ayat 4, Al-Ahqaf Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahqaf Ayat 4
Tafsir Surat Al-Ahqaf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran