{46} Al-Ahqaf / الأحقاف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الفتح / Al-Fath {48} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Muhammad محمد (Muhammad) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 47 Tafsir ayat Ke 19.
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ ﴿١٩﴾
fa’lam annahụ lā ilāha illallāhu wastagfir liżambika wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wallāhu ya’lamu mutaqallabakum wa maṡwākum
QS. Muhammad [47] : 19
Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.
Maka ketahuilah, wahai Muhammad, bahwasanya tidak ada yang berhak untuk disembah selain Allah, dan minta ampunlah atas dosa-dosamu, dan mintakanlah ampun untuk orang mukmin dan mukminat. Allah mengetahui usahamu di waktu kalian bangun di siang hari dan tempat tinggalmu untuk tidur di malam hari.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Allah. (Muhammad: 19)
Ini merupakan berita dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bahwa Dia tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia, dan bukan sebagai pemberitaan mengenai hal tersebut agar diketahui. Karena itulah di-‘ataf-kan kepadanya firman berikutnya:
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19)
Di dalam hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan dalam doanya:
Ya Allah, ampunilah bagiku semua kesalahanku, ketidaktahuanku, dan sikap berlebihan dalam urusanku, serta semua yang Engkau lebih mengetahui dariku. Ya Allah, ampunilah bagiku selorohku dan kesungguhanku, dan (juga) kekeliruanku serta kesengajaanku, yang semuanya itu ada padaku.
Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ acapkali sesudah salatnya mengucapkan doa berikut:
Ya Allah, ampunilah bagiku semua dosa yang telah kulakukan dan semua dosa yang kusembunyikan, dan semua dosa yang aku lahirkan, dan semua keberlebih-lebihanku serta semua perbuatan yang Engkau lebih mengetahuinya daripadaku. Engkaulah Tuhanku, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Engkau.
Di dalam hadis sahih disebutkan pula bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Hai manusia, bertobatlah kamu kepada Tuhanmu, karena sesungguhnya aku pun memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Asim Al-Ahwal yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abdullah ibnu Sarkhis menceritakan hadis berikut, bahwa aku datang kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu makan bersamanya dari makanannya, dan aku berkata, “Semoga Allah memberikan ampunan kepada Engkau, ya Rasulullah.” Beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Juga bagimu.” Maka aku berkata, “Aku memohon ampun buat engkau.” Beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya, juga (aku pun memohon ampun) bagimu.” Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. (Muhammad: 19) Kemudian aku memandang ke arah belikatnya yang sebelah kanan -atau belikatnya yang sebelah kiri, Syu’bah (perawi) ragu- tiba-tiba padanya terdapat sesuatu yang berupa seperti tahi lalat (cap kenabian).
Imam Muslim, Imam Turmuzi, Imam Nasai, Ibnu Jarir, dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hadis ini melalui berbagai jalur dari Asim Al-Ahwal dengan sanad yang sama.
Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la disebutkan:
telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Aun, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Matar, telah menceritakan kepada kami Abdul Gafur, dari AbuNasr, dari Abu Raja, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a., dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: bacalah oleh kalian kalimah ‘la ilaha illallah’ (tidak ada Tuhan yang wajib disembah) selain Allah, dan istigfar, perbanyaklah kalian membaca keduanya, karena sesungguhnya iblis telah mengatakan, “Sesungguhnya aku telah binasakan umat manusia dengan dosa-dosa, dan mereka membinasakanku dengan kalimah ‘la ilaha illallah’ dan istigfar. Setelah kulihat demikian, maka kubinasakan mereka dengan hawa nafsu, maka mereka mengira bahwa dirinya mendapat petunjuk.”
Di dalam atsar yang telah diriwayatkan disebutkan bahwa iblis berkata, “Demi keagungan dan kebesaran-Mu, Aku tetap akan menyesatkan mereka selama nyawa mereka masih ada di tubuh mereka.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Demi keagungan dan kebesaran-Ku, Aku terus menerus memberikan ampunan bagi mereka selama mereka memohon ampunan kepada-Ku.”
Hadis-hadis yang menceritakan keutamaan istigfar cukup banyak.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. (Muhammad: 19)
Yakni mengetahui semua tindak tanduk kalian di siang hari dan di saat kalian berada di dalam tempat tinggal kalian di malam hari. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan pada siang hari. (Al-An’am: 60)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Hud: 6)
Pendapat inilah yang dikatakan oleh Ibnu Juraij dan dipilih oleh Ibnu Jarir. Diriwayatkan pula dari Ibnu Abbas r.a. bahwa makna yang dimaksud ialah Allah mengetahui tempat kamu berusaha di dunia dan tempat tinggal kalian kelak di akhirat. As-Saddi mengatakan, bahwa Dia mengetahui tempat usaha kalian di dunia dan mengetahui tempat kalian di dalam kubur kalian. Akan tetapi, pendapat yang pertamalah yang lebih utama dan lebih kuat. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Dalam ilmu harus ada pengakuan hati dan mengetahui makna yang diharuskan oleh apa yang diketahui, dan secara sempurnanya adalah mengamalkan keharusannya. Inilah ilmu yang diperintahkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ, yaitu ilmu tentang memahaesakan Allah جَلَّ جَلالُهُ. Ilmu ini wajib hukumnya atas setiap orang dan tidak bisa gugur bagi siapa pun juga, bahkan semua orang sangat memerlukannya.
Ada beberapa cara untuk mengetahui tidak ada sesembahan kecuali Allah جَلَّ جَلالُهُ;
1. Dan ini yang paling penting, adalah merenungkan namanama dan sifat-sifat serta perbuatan Allah جَلَّ جَلالُهُ yang menunjukkan pada kesempurnaan, keagungan, serta keluhuranNya. Semua itu mengharuskan kita mencurahkan tenaga guna menuhankan dan menyembah Rabb Yang Mahasempurna, yang hanya bagiNya semua pujian, keluhuran, dan keindahan.
2. Mengetahui bahwa hanya Allah جَلَّ جَلالُهُ sendiri yang menciptakan dan mengatur, sehingga dengan demikian akan diketahui hanya Dia semata yang berhak disembah.
3. Mengetahui bahwa hanya Allah جَلَّ جَلالُهُ semata yang memberi nikmat, baik yang lahir maupun batin, baik nikmat Agama (akhirat) maupun dunia, karena hal itu mengharuskan kita untuk menggantungkan hati kita, mencintaiNya dan hanya menuhankanNya, yang tiada sekutu bagiNya.
4. Apa pun yang kita lihat dan dengar tentang pahala bagi para wali Allah جَلَّ جَلالُهُ yang menegakkan tauhid seperti pertolongan, nikmat yang disegerakan, hukuman bagi para musuh-musuhnya yang menyekutukan Allah جَلَّ جَلالُهُ, dan lainnya, karena semua itu akan mendorong kita untuk mengetahui bahwa hanya Allah جَلَّ جَلالُهُ semata yang berhak atas semua bentuk ibadah.
5. Mengetahui sifat-sifat berhala dan sekutusekutu yang disembah bersama Allah جَلَّ جَلالُهُ dan dijadikan sebagai sembahansembahan, di mana semua berhala dan sekutu itu kurang dari berbagai hal; dirinya sendiri tidak bisa berbuat apaapa dan memerlukan pertolongan dari yang lain, tidak memiliki kuasa apa pun pada dirinya dan para penyembahnya, baik memberikan manfaat maupun mara bahaya, tidak memiliki kuasa atas kematian, kehidupan dan pembangkitan. Mereka tidak bisa memberikan pertolongan kepada para penyembahnya dan sama sekali tidak bisa memberi manfaat meski sekecil biji atom pun, baik memberikan kebaikan ataupun mencegah bahaya. Mengetahui hal ini mengharuskan kita untuk mengetahui bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah جَلَّ جَلالُهُ semata, serta batilnya semua sesembahan selain Allah جَلَّ جَلالُهُ.
6. Sesuai dan sepakatnya kitabkitab suci Allah جَلَّ جَلالُهُ atas hal itu.
7. Manusiamanusia khusus adalah makhluk yang paling sempurna dari segi akhlak, akal, pandangan, kebenaran, dan ilmu, mereka adalah para rasul, nabi, ulama rabbani yang menyaksikan bahwa tidak ada sesembahan yang wajib disembah kecuali Allah جَلَّ جَلالُهُ.
8. Dalil-dalil penciptaan langit serta yang terdapat di dalamnya dan penciptaan jiwa (ufuqiyyah dan nafsiyyah) yang menunjukkan keesaan Allah جَلَّ جَلالُهُ merupakan dalil terbesar yang dengan bahasa yang ada menyerukan apa pun yang disematkan Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam penciptaan tersebut, mulai dari kelembutan ciptaanNya, kesempurnaan hikmahNya, dan keajaibankeajaiban ciptaanNya. Itulah berbagai cara yang diserukan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada para makhluknya secara berulangulang bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah جَلَّ جَلالُهُ semata. Caracara itu disebutkan Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam kitabnya dan diulangulang. Ketika seseorang merenungkan sebagiannya, pasti akan muncul keyakinan dan ilmu tentang hal itu. Lantas bagaimana jika semua Dalil-dalil tauhid dari berbagai hal terkumpul menjadi satu? Pada saat itulah keimanan seorang hamba akan semakin kokoh dan mengetahui secara yakin laksana kekokohan gunung yang tidak bisa digoncang oleh berbagai syuhbat dan khayalan. Semakin banyak dan berulangnya kebatilan serta syubhat hanya akan semakin menumbuhkembangkan serta menambah kesempurnaan iman. Demikianlah, jika engkau membaca dalil agung dan hal besar, yaitu merenungkan al-Qur`an yang agung serta merenungkan ayatayatnya. Itulah pintu terbesar untuk mengetahui tauhid yang bisa dipahami secara terperinci dan garis besar, di mana tidak akan didapatkan pada selain al-Qur`an.
Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, {وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ} “Dan mohonlah ampunan bagi dosamu,” yakni mintalah ampunan atas dosamu pada Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan melakukan amalan yang bisa mendatangkan ampunan seperti bertaubat, berdoa agar diberi ampunan, melakukan berbagai kebaikan yang bisa melebur kesalahan dan dosa, meninggalkan dosa, dan memaafkan orang-orang yang bersalah. {و} “Dan,” mintakan ampunan juga {للمؤمنين وَالْمُؤْمِنَات} “bagi (dosa) orang-orang Mukmin, lakilaki dan perempuan,” karena iman mereka, baik lelaki maupun perempuan memiliki hak, dan di antara hak mereka adalah didoakan agar dosanya diampuni. Karena Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَdiperintahkan untuk mendoakan ampunan bagi orang-orang yang beriman yang mencakup penghapusan dosa serta hukuman dari mereka, maka diharuskan juga untuk memberikan nasihat pada mereka, membuat mereka senang terhadap kebaikan seperti halnya dirinya sendiri cinta pada kebaikan, membuat mereka membenci keburukan seperti halnya dirinya tidak menyukai keburukan, memerintahkan mereka pada sesuatu yang terdapat kebaikannya untuk mereka, melarang mereka dari apaapa yang bisa membahayakan mereka, memaafkan keburukan serta aib mereka, berusaha untuk bersatu dengan mereka, agar hari mereka bisa saling menyatu sehingga rasa dengki yang bisa menyulut permusuhan dan perpecahan bisa lenyap dari hati mereka yang bisa memperbanyak dosa dan kemaksiatan.
{وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ} “Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha,” yakni, gerakgerik kalian, pergi dan kedatangan kalian {وَمَثْوَاكُمْ} “dan tempat tinggalmu,” yakni di mana kalian menetap. Allah جَلَّ جَلالُهُ mengetahui kalian, baik di kala bergerak maupun diam, sehingga akan memberikan balasan untuk kalian secara sempurna.
Setelah Allah menjelaskan bahwa kesadaran tidak lagi berguna setelah berakhirnya kehidupan dunia, maka Allah menyuruh rasul-Nya agar teguh pendirian dan agar memohonkan ampunan untuk para pengikutnya. Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas dosa orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha kamu mencari bermacam-macam keperluan hidupmu di dunia dan mengetahui tempat tinggalmu untuk beristirahat setelah engkau bekerja sepanjang hari. 20. Pada ayat-ayat yang lalu disebutkan sikap orang munafik, orang kafir dan orang beriman ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an tentang akidah, seperti keimanan kepada kesesaan Allah, kebangkitan dan sebagainya. Pada ayat berikut disebutkan sikap mereka pada waktu mendengar ayat-ayat Allah tentang perintah berjihad di jalan Allah. Orang-orang beriman selalu menungu-nunggu perintah berjihad, bahkan mereka ingin perintah itu dinyatakan dengan tegas. Dan orang-orang yang beriman berkata, ‘mengapa tidak ada suatu surah yang kandungannya berisi tentang perintah jihad yang diturunkan agar kami mengamalkan dan mengikuti perintahnya” sedangkan bagi orang-orang munafik, bila diturunkan ayat yang mewajibkan mereka berjihad, mereka bersikap ingkar dan penuh rasa takut. Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut perintah perang, engkau wahai nabi Muhammad, melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit kemunafikan atau lemah imannya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan sehingga matanya terbelalak karena takut mati menimpa mereka. Tetapi itu lebih pantas bagi mereka. (catatan : sebagian ulama memaknai ‘fa awla lahum’ dengan ‘maka kecelakaanlah bagi mereka’. Ayat ini seakan-akan menyatakan orang yang demikian lebih baik mati daripada hidup tidak taat kepada perintah agama).
Muhammad Ayat 19 Arab-Latin, Terjemah Arti Muhammad Ayat 19, Makna Muhammad Ayat 19, Terjemahan Tafsir Muhammad Ayat 19, Muhammad Ayat 19 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Muhammad Ayat 19
Tafsir Surat Muhammad Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran