{46} Al-Ahqaf / الأحقاف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الفتح / Al-Fath {48} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Muhammad محمد (Muhammad) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 47 Tafsir ayat Ke 20.
وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا لَوْلَا نُزِّلَتْ سُورَةٌ ۖ فَإِذَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ مُحْكَمَةٌ وَذُكِرَ فِيهَا الْقِتَالُ ۙ رَأَيْتَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ ۖ فَأَوْلَىٰ لَهُمْ ﴿٢٠﴾
wa yaqụlullażīna āmanụ lau lā nuzzilat sụrah, fa iżā unzilat sụratum muḥkamatuw wa żukira fīhal-qitālu ra`aitallażīna fī qulụbihim maraḍuy yanẓurụna ilaika naẓaral-magsyiyyi ‘alaihi minal-maụt, fa aulā lahum
QS. Muhammad [47] : 20
Dan orang-orang yang beriman berkata, “Mengapa tidak ada suatu surah (tentang perintah jihad) yang diturunkan?” Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut (perintah) perang, engkau melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit akan memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. Tetapi itu lebih pantas bagi mereka.
Dan berkata orang beriman kepada Allah dan Rasulnya, “Apakah tidak ada satu surah yang turun dari Allah untuk memerangi orang kafir?” Apabila turun surah yang jelas menerangkan hukum dan disebutkan wajibnya berjihad, maka kamu akan melihat orang yang ada keraguan dan kemunafikan di dalam hati mereka terhadap agama Allah. Mereka melihat kepadamu Muhammad seperti penglihatan orang yang mau pingsan karena takut kematian. Maka yang lebih pantas bagi mereka yang dihatinya ada penyakit adalah taat kepada Allah dan berkata sesuai denga apa yang diajarkan. Apabila diwajibkan kepada mereka untuk berperang maka orang munafik itu tidak menyukainya. Kalaulah mereka membenarkan Allah dengan keimanan dan amalnya, pasti itu lebih baik bagi mereka dari pada berbuat maksiat dan menyalahi aturan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan perihal orang-orang mukmin, bahwa mereka mengharapkan agar jihad disyariatkan atas diri mereka. Tetapi setelah jihad difardukan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan Allah memerintahkannya, tiba-tiba sebagian besar dari mereka menolaknya, ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, “Tahanlah tanganmu (dari perang), dirikanlah salat, dan tunaikanlah zakat!” Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh) seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata, “Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami? Mengapa tidak engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?” Katakanlah, “Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun. (An-Nisa: 77)
Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam ayat ini:
Dan orang-orang yang beriman berkata, “Mengapa tiada diturunkan suatu surat?” (Muhammad: 20)
Yakni yang mengandung hukum perang. Dan dalam firman berikutnya disebutkan:
Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang, kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati. (Muhammad: 20)
Yaitu karena kaget, takut, dan kecut hatinya dalam menghadapi peperangan dengan musuh.
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, {وَيَقُولُ الَّذِينَ آمَنُوا} “Dan orang-orang yang beriman berkata,” karena ingin disegerakannya berbagai perintah berat, {لَوْلا نزلَتْ سُورَةٌ} “Mengapa tiada diturunkan suatu surat,” yakni, ayat yang terdapat perintah perang, {فَإِذَا أُنزلَتْ سُورَةٌ مُحْكَمَةٌ} “maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas maksudnya,” yakni, yang harus dikerjakan, {وَذُكِرَ فِيهَا الْقِتَالُ} “dan disebutkan di dalamnya (perintah) perang,” yang merupakan hal terberat bagi jiwa yang tidak akan bisa dilaksanakan oleh mereka yang memiliki lemah iman, dan karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, {رَأَيْتَ الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ يَنْظُرُونَ إِلَيْكَ نَظَرَ الْمَغْشِيِّ عَلَيْهِ مِنَ الْمَوْتِ} “kamu lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati,” karena mereka tidak menyukai perang karena terasa berat bagi mereka. Ayat ini sama seperti yang disebutkan dalam Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
{أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ قِيلَ لَهُمْ كُفُّوا أَيْدِيَكُمْ وَأَقِيمُوا الصَّلاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ فَلَمَّا كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقِتَالُ إِذَا فَرِيقٌ مِنْهُمْ يَخْشَوْنَ النَّاسَ كَخَشْيَةِ اللَّهِ أَوْ أَشَدَّ خَشْيَةً}
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka, ‘Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah Shalat dan tunaikanlah Zakat!’ Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya.” (AnNisa`: 77).
Pada ayat-ayat yang lalu disebutkan sikap orang munafik, orang kafir dan orang beriman ketika mendengar ayat-ayat Al-Qur’an tentang akidah, seperti keimanan kepada kesesaan Allah, kebangkitan dan sebagainya. Pada ayat berikut disebutkan sikap mereka pada waktu mendengar ayat-ayat Allah tentang perintah berjihad di jalan Allah. Orang-orang beriman selalu menungu-nunggu perintah berjihad, bahkan mereka ingin perintah itu dinyatakan dengan tegas. Dan orang-orang yang beriman berkata, ‘mengapa tidak ada suatu surah yang kandungannya berisi tentang perintah jihad yang diturunkan agar kami mengamalkan dan mengikuti perintahnya” sedangkan bagi orang-orang munafik, bila diturunkan ayat yang mewajibkan mereka berjihad, mereka bersikap ingkar dan penuh rasa takut. Maka apabila ada suatu surah diturunkan yang jelas maksudnya dan di dalamnya tersebut perintah perang, engkau wahai nabi Muhammad, melihat orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit kemunafikan atau lemah imannya memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan sehingga matanya terbelalak karena takut mati menimpa mereka. Tetapi itu lebih pantas bagi mereka. (catatan : sebagian ulama memaknai ‘fa awla lahum’ dengan ‘maka kecelakaanlah bagi mereka’. Ayat ini seakan-akan menyatakan orang yang demikian lebih baik mati daripada hidup tidak taat kepada perintah agama). 21. Sesungguhnya yang lebih baik bagi orang yang beriman adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan bertutur kata yang baik sebagai bukti dari keimanan mereka. Sebab apabila perintah perang ditetapkan mereka tidak menyukainya. Padahal jika benar-benar beriman kepada Allah, pastilah mereka ikut berperang di jalan Allah, dan niscaya yang demikian itu lebih baik bagi mereka.
Muhammad Ayat 20 Arab-Latin, Terjemah Arti Muhammad Ayat 20, Makna Muhammad Ayat 20, Terjemahan Tafsir Muhammad Ayat 20, Muhammad Ayat 20 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Muhammad Ayat 20
Tafsir Surat Muhammad Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran