{49} Al-Hujurat / الحجرات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الذاريات / Adh-Dhariyat {51} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Qaf ق (Qaaf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 50 Tafsir ayat Ke 19.
وَجَاءَتْ سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ ﴿١٩﴾
wa jā`at sakratul-mauti bil-ḥaqq, żālika mā kunta min-hu taḥīd
QS. Qaf [50] : 19
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.
Dan datanglah kedahsyatan sakaratul maut dengan sebenar-benarnya yang tidak bisa ditolak dan tidak bisa melarikan diri darinya. Wahai manusia, hal itulah yang kamu hindari dan kamu takuti.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya. (Qaf: 19)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Hai manusia, datanglah sakaratul maut dengan sebenarnya.” Yakni Aku tampakkan kepadamu dengan meyakinkan apa yang selama ini kamu meragukannya.
Itulah yang kamu selalu lari darinya. (Qaf: 19)
Maksudnya, inilah kematian yang selama ini kamu lari darinya. Ia datang menjemputmu, maka tiada jalan lari dan tiada jalan selamat bagimu untuk menghindarinya. Ulama tafsir berbeda pendapat mengenai lawan bicara yang dimaksud oleh ayat ini, yaitu firman-Nya:
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya. (Qaf: 19)
Menurut pendapat yang sahih, orang yang diajak bicara oleh ayat ini adalah manusia itu sendiri. Menurut pendapat yang lain, dia adalah orang kafir, dan pendapat yang lainnya mengatakan selain itu.
Abu Bakar ibnu Abud Dunia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Ziad Sablan, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Abbad, dari Muhammad ibnu Amr ibnu Alqamah, dari ayahnya, dari kakeknya Alqamah ibnu Waqqas yang menceritakan bahwa Aisyah r.a. pernah mengatakan bahwa ia menjenguk ayahnya yang sedang menghadapi kematiannya, saat itu ia duduk di dekat kepala ayahnya. Dan suatu ketika Abu Bakar pingsan, maka Aisyah r.a. mengucapkan suatu bait syair: Hai orang yang air matanya selalu ditahan-tahan, sesungguhnya sesekali pasti ia akan tercurahkan (tanpa bisa ditahan). Maka Abu Bakar r.a. sadar dari pingsannya dan mengangkat kepalanya seraya mengatakan, “Hai putriku, bukan demikian, melainkan ucapkanlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.’ (Qaf: 19).”
Telah menceritakan pula kepada kami Khalaf ibnu Hisyam, telah menceritakan kepada kami Abu Syihab Al-Khayyat, dari Ismail ibnu Abu Khalid, dari Al-Bahi yang mengatakan bahwa ketika Abu Bakar r.a. sakit keras, Aisyah r.a. datang menjenguknya, lalu mengutip bait syair berikut: Demi usiamu, tiadalah kekayaan dapat memberi manfaat kepada seseorang bila di suatu hari sakaratul maut datang menjemputnya dan membuat dadanya sesak. Maka Abu Bakar r.a. membuka penutup wajahnya dan mengatakan, “Bukan demikian, tetapi ucapkanlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.’ (Qaf: 19).”
Asar ini telah diriwayatkan melalui berbagai jalur yang cukup banyak dalam sirah Abu Bakar As-Siddiq r.a. pada kisah menjelang kewafatannya.
Di dalam hadis sahih dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disebutkan bahwa ketika beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengalami sakaratul maut, maka beliau mengusap keringat dari wajahnya, kemudian bersabda:
Mahasuci Allah, sesungguhnya kematian itu benar-benar mempunyai sakarat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Itulah yang kamu selalu lari darinya. (Qaf: 19)
Ada dua pendapat mengenai takwilnya. Pertama mengatakan bahwa huruf ma dalam ayat ini adalah mausulah, yang artinya ialah yang kamu selalu lari darinya dan menjauh darinya, kini telah datang menjemput dirimu. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa huruf ma di sini adalah nafiyah, yakni inilah hal yang kamu tidak dapat melarikan diri darinya dan tidak dapat pula mengelak darinya.
Imam Tabrani mengatakan di dalam kitab Mu’jamui Kabir-nya,
telah menceritakan kepada kami Mu’ammal ibnu Ali As-Sa’ig Al-Makki, telah menceritakan kepada kami Hafs, dari Ibnu Umar Al-Haddi, telah menceritakan kepada kami Mu’az ibnu Muhammad Al-Huzali, dari Yunus ibnu Ubaid, dari Al-Hasan, dari Samurah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Perumpamaan orang yang lari dari kematian sama dengan musang yang dituntut oleh bumi untuk membayar utang, maka musang itu keluar berusaha; dan manakala telah lelah dan kecapaian, ia masuk ke dalam liangnya. Lalu bumi berkata kepadanya, “hai musang, bayarlah piutangku!” Maka musang keluar dengan nafas yang terengah-engah, ia terus berusaha dalam keadaan demikian hingga urat lehernya terputus dan matilah ia.
Artinya, orang yang lari serta mendustakan ayatayat Allah جَلَّ جَلالُهُ ini didatangi oleh {سَكْرَةُ الْمَوْتِ بِالْحَقِّ} “sakaratul maut yang sebenar-benarnya,” yang tidak bisa ditolak dan dihindari. {ذَلِكَ مَا كُنْتَ مِنْهُ تَحِيدُ} “Itulah yang kamu selalu lari dari padanya,” yang kau hindari dan lari darinya.
Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya, yakni pasti dan tidak dapat dihindari oleh siapa pun. Datangnya kematian itulah yang dahulu hendak kamu hindari. 20. Dan ditiuplah sangkakala, pada hari kiamat itulah hari yang diancamkan, hari kebangkitan manusia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Qaf Ayat 19 Arab-Latin, Terjemah Arti Qaf Ayat 19, Makna Qaf Ayat 19, Terjemahan Tafsir Qaf Ayat 19, Qaf Ayat 19 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Qaf Ayat 19
Tafsir Surat Qaf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran