{49} Al-Hujurat / الحجرات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الذاريات / Adh-Dhariyat {51} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Qaf ق (Qaaf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 50 Tafsir ayat Ke 35.
لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ ﴿٣٥﴾
lahum mā yasyā`ụna fīhā wa ladainā mazīd
QS. Qaf [50] : 35
Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki, dan pada Kami ada tambahannya.
Bagi orang mukmin, mereka memperoleh apa yang ada di dalam surga dan di sisi Kami apa yang kami berikan adalah sebagai tambahan nikmat bagi mereka. Nikmat yang paling besar adalah bisa melihat wajah Allah Yang Mahamulia.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki. (Qaf: 35)
Maksudnya, apa pun yang mereka minta, maka mereka langsung mendapatkannya. Yaitu berbagai macam kesenangan dan kenikmatan, manakala mereka memintanya langsung disuguhkan kepada mereka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami Baqiyyah, dari Yahya ibnu Sa’id, dari Khalid ibnu Ma’dan, dari Kasir ibnu Murrah yang mengatakan bahwa termasuk di antara tambahan nikmat surgawi ialah sekumpulan awan melewati ahli surga, maka awan itu bertanya, “Apakah yang kalian inginkan agar aku menurunkannya bagi kalian?” Maka tiada sesuatu pun yang mereka minta, melainkan hujan menurunkannya kepada mereka. Kasir mengatakan bahwa sesungguhnya jika Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjadikan diriku menyaksikan hal tersebut, aku benar-benar akan mengatakan, “Hujanilah kami dengan bidadari-bidadari yang cantik-cantik.”
Di dalam sebuah hadis dari Ibnu Mas’ud r.a. disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya engkau benar-benar menginginkan burung di dalam surga, maka dengan serta merta burung itu terjatuh di hadapanmu dalam keadaan telah dipanggang.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Mu’az ibnu Hisyam, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Amir Al-Ahwal, dari Abu Bakar As-Siddiq r.a., dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Apabila orang mukmin menginginkan anak di dalam surga, maka masa mengandung dan masa melahirkan dan usia (yang diinginkannya) terjadi dalam saat yang sama.
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya dari Bandar, dari Mu’az ibnu Hisyam dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, dan ditambahkan dalam riwayat ini, “sesuai dengan apa yang diinginkannya.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan pada sisi Kami ada tambahannya. (Qaf: 35)
Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. (Yunus: 26)
Dalam hadis terdahulu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Suhaib ibnu Sinan Ar-Rumi telah disebutkan bahwa yang dimaksud dengan nikmat tambahan ialah memandang kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, yakni Zat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Al-Bazzar dan Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan melalui hadis Syarik Al-Qadi, dari Usman ibnu Umair Abul Yaqzan, dari Anas ibnu Malik r.a. sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: dan pada sisi Kami ada tambahannya. (Qaf: 35) Bahwa Tuhan Yang Mahaagung lagi Mahamulia menampakkan diri-Nya kepada mereka tiap hari Jumat.
Imam Abu Abdullah Asy-Syafii telah meriwayatkannya secara marfu’ maka ia mengatakan dalam kitab musnadnya, bahwa:
telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad, telah menceritakan kepadaku Musa ibnu Ubaidah, telah menceritakan kepadaku Abul Azar alias Mu’awiyah ibnu Ishaq ibnu Talhah, dari Ubaidillah ibnu Umair, bahwa ia pernah mendengar Anas ibnu Malik r.a. mengatakan bahwa Malaikat Jibril a.s. datang dengan membawa sebuah cermin putih yang padanya terdapat tahi lalat kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Noktah apakah ini?” Jibril a.s. menjawab, “Ini adalah hari Jumat, yang melaluinya engkau dan umatmu diutamakan. Orang-orang lain mengikut kepada kalian seusainya, yaitu orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani. Dan bagi kalian terdapat kebaikan padanya, dan bagi kalian terdapat suatu saat padanya yang tidak sekali-kali seorang mukmin melaluinya, sedangkan ia dalam keadaan berdoa memohon kebaikan padanya, melainkan diperkenankan baginya. Dan menurut kami (para malaikat) hari itu adalah hari tambahan.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Hai Jibril, apakah yang dimaksud dengan hari tambahan itu?” Jibril a.s. menjawab, “Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menciptakan di dalam surga Firdaus sebuah lembah yang luas, padanya terdapat bukit-bukit minyak kesturi. Apabila hari Jumat tiba, Allah menurunkan sejumlah malaikat menurut apa yang dikehendaki-Nya, dan di sekitar bukit kesturi itu terdapat mimbar-mimbar dari cahaya untuk tempat duduk para nabi. Kemudian terdapat pula mimbar-mimbar lain terbuat dari emas yang dihiasi dengan yaqut dan zabarjad untuk tempat duduk para syuhada dan orang-orang yang siddiq, mereka duduk di belakang para nabi di atas bukit-bukit kesturi tersebut. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Akulah Tuhan kalian, Aku telah menunaikan janji-Ku kepada kalian. Maka sekarang mintalah kalian kepada-Ku, niscaya akan Kupenuhi.” Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, kami memohon rida-Mu.” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Aku telah rida kepada kalian, dan untuk kalian Kuberikan semua yang kalian angan-angankan, dan Kuberikan pula sebagai tambahannya dari sisi-Ku.” Mereka menyukai hari Jumat, mengingat kebaikan yang diberikan kepada mereka dari Tuhan mereka di hari itu. Hari Jumat merupakan hari yang padanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bersemayam (berkuasa) di atas ‘Arasy, pada hari Jumat Adam diciptakan, dan pada hari Jumat pula hari kiamat terjadi.
Demikianlah menurut apa yang diketengahkan oleh Imam Syafii rahimahullah di dalam Kitabul Jumu’ah, bagian dari kitab Al-Umm-nya, dan hadis ini diriwayatkan melalui berbagai jalur dari Anas ibnu Malik r.a.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan hadis ini melalui Usman ibnu Umair, dari Anas r.a. dengan lafaz yang lebih panjang daripada ini. Telah disebutkan pula sehubungan dengan hal ini oleh atsar yang cukup panjang bersumber dari Anas ibnu Malik r.a. secara mauquf tetapi di dalamnya banyak terdapat hal-hal yang garib (aneh-aneh).
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Darij, dari Abul Haisam, dari Abu Sa’id r.a., dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya seseorang di dalam surga benar-benar duduk bersandar di dalamnya selama tujuh puluh tahun sebelum beranjak, kemudian datanglah kepadanya seorang wanita yang tingginya sama dengannya, maka ia memandang ke arah wajahnya dan pipinya lebih jernih daripada cermin, dan sesungguhnya mutiara yang terkecil yang dikenakannya dapat menerangi antara timur dan barat. Lalu wanita itu mengucapkan salam kepadanya, dan ia menjawab salamnya, lalu lelaki itu menanyainya, “Siapakah engkau?” Wanita itu menjawab, “Aku adalah termasuk tambahan (nikmat surga) itu.” Dan sesungguhnya wanita itu memakai tujuh macam perhiasan, yang paling rendahnya semisal dengan nu’man yang dari Tuba, maka pandangan matanya dapat menembusnya hingga ia dapat melihat sumsum betisnya di balik perhiasan (pakaian) yang dikenakannya itu. Dan sesungguhnya mahkota yang dikenakan oleh wanita itu, mutiara yang paling rendah daripadanya, benar-benar dapat menerangi antara timur dan barat.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abdullah ibnu Wahb, dari Amr ibnul Haris, dari Darij dengan sanad yang sama.
{لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا} “Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki,” artinya, semua yang berkaitan dengan kehendak mereka akan didapatkan di dalam surga. وَلَدَيْنَا “Dan pada sisi Kami,” di samping itu {مَزِيدٌ} “ada tambahan(nya),” yaitu pahala yang dibentangkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di benak manusia. Dan yang lebih agung serta besar dari semua kenikmatan tersebut adalah memandang WajahNya Yang Mulia, mendengarkan FirmanNya, menikmati berdekatan denganNya. Kita memohon karuniaNya ini.
Mereka di dalamnya, yakni di dalam surga, memperoleh apa yang me-reka kehendaki, berupa segala macam kenikmatan dan pada kami ada tambahannya, kenikmatan yang tidak ada taranya yang tidak pernah terlintas oleh pikiran. 36. Setelah Allah memperingatkan orang-orang kafir dan menjelaskan siksaan yang akan menimpa mereka, pada ayat ini Allah memperingatkan mereka tentang datangnya azab yang dapat disegerakan kepada mereka di dunia, sebagaimana sunah Allah terhadap para pendusta. Ayat ini menyatakan dan betapa banyak umat yang telah kami binasakan sebelum mereka, seperti kaum ‘ad, kaum Samud dan lain-lain padahal mereka lebih hebat kekuatannya daripada mereka, kaum musyrik mekah. Mereka pernah menjelajah di beberapa negeri untuk mencari rezeki. Adakah tempat pelarian dari kebinasaan bagi mereka’ sama sekali tidak. Mereka semuanya telah binasa akibat kekafiran mereka kepada Allah dan pembangkangan terhadap rasul-Nya.
Qaf Ayat 35 Arab-Latin, Terjemah Arti Qaf Ayat 35, Makna Qaf Ayat 35, Terjemahan Tafsir Qaf Ayat 35, Qaf Ayat 35 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Qaf Ayat 35
Tafsir Surat Qaf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)