{50} Qaf / ق | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الطور / At-Thur {52} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Adh-Dhariyat الذاريات (Angin Yang Menerbangkan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 51 Tafsir ayat Ke 17.
كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ ﴿١٧﴾
kānụ qalīlam minal-laili mā yahja’ụn
QS. Adh-Dhariyat [51] : 17
mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam;
Mereka orang yang selalu berbuat baik itu sedikit tidur di waktu malam. Mereka shalat dengan penuh kekhusyukan dan di akhir malam sebelum terbitnya fajar, mereka meminta ampunan kepada Allah dari dosa mereka.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjelaskan kebaikan amal perbuatan mereka melalui firman-Nya:
Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. (Adz-Dzariyat: 17)
Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan i’rab kalimat ayat ini, ada dua pendapat di kalangan mereka mengenainya. Salah satunya menyebutkan bahwa huruf ma adalah nafiyah, artinya mereka sedikit menjalani malam harinya karena mereka tidak tidur.
Ibnu Abbas r.a. telah mengatakan, bahwa tiada suatu malam pun yang mereka lalui, melainkan mereka mengambil sebagian darinya, walaupun sedikit (untuk mengerjakan salat malam hari).
Qatadah telah meriwayatkan dari Mutarrif ibnu Abdullah, bahwa sedikit sekali malam hari yang mereka lalui, melainkan mereka mengerjakan salat padanya, adakalanya dari permulaannya atau dari tengahnya.
Mujahid mengatakan, sedikit sekali mereka tidur malam hari sampai subuh tanpa mereka jalani salat tahajud.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah. Anas ibnu Malik dan Abul Aliyyah mengatakan bahwa mereka selalu mengerjakan salat (sunat) antara magrib dan isya.
Abu Ja’far Al-Baqir mengatakan bahwa mereka tidak tidur sebelum mengerjakan salat ‘atamah (isya).
Pendapat yang kedua menyebutkan bahwa ma adalah masdariyah, yang artinya mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. (Adz-Dzariyat: 17) Mereka jalani salat malam hari dengan keteguhan hati, karenanya mereka tidak tidur di malam hari kecuali hanya sedikit. Mereka mengerjakannya dengan penuh semangat hingga waktunya memanjang sampai waktu sahur, sehingga bacaan istigfar mereka dilakukan di waktu sahur.
Qatadah mengatakan bahwa Al-Ahnaf ibnu Qais telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. (Adz-Dzariyat: 17) Mereka tidak tidur kecuali sedikit. Kemudian Al-Ahnaf mengatakan bahwa dirinya bukan termasuk ahli ayat ini.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, Al-Ahnaf ibnu Qais pernah mengatakan bahwa ia membandingkan amalnya dengan amal penghuni surga, maka ia menjumpai suatu kaum yang berbeda jauh dengannya. Mereka adalah kaum yang amal perbuatan kami tidak dapat mencapai tingkatan amal mereka, mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan aku (Al-Ahnaf) membandingkan amal perbuatanku dengan amal penghuni neraka, ternyata ia menjumpai mereka adalah kaum yang tiada kebaikan pada diri mereka; mereka adalah orang-orang yang mendustakan Kitabullah dan rasul-rasul Allah, serta mendustakan adanya hari berbangkit sesudah mati. Dan aku menjumpai orang yang terbaik di antara kami adalah kaum yang mencampur amal saleh dan amal yang buruk.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa seorang lelaki dari Bani Tamim bertanya kepada Ubay r.a., “Hai Abu Usamah, ada suatu sifat yang tidak dijumpai di kalangan kami, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menyebutkan perihal suatu kaum melalui firman-Nya: ‘Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam’ (Adz-Dzariyat: 17). Dan kami, demi Allah, sedikit melakukan salat di malam hari.” Maka Ubay r.a. menjawab, “Beruntunglah bagi orang yang tidur bila mengantuk dan bertakwa kepada Allah apabila terbangun.”
Abdullah ibnu Salam r.a. mengatakan, “Ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tiba di Madinah, maka orang-orang bersegera menemuinya, dan aku termasuk salah seorang yang datang menemuinya. Ketika aku melihat wajahnya, ternyata menurut keyakinanku beliau bukanlah seorang yang pendusta. Dan kalimat yang mula-mula kudengar darinya ialah:
Hai manusia, berilah makan, hubungkanlah tali persaudaraan, sebarkanlah salam, dan salatlah di malam hari pada saat manusia lelap dalam tidurnya, niscaya kalian masuk surga dengan selamat’.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Abu Abdur Rahman Al-Habli, dari Abdullah ibnu Umar r.a. yang mengatakan bahwa sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya di dalam surga terdapat gedung-gedung yang bagian luarnya dapat dilihat dari bagian dalamnya, dan bagian dalamnya dapat dilihat dari bagian luarnya. Abu Musa Al-Asy’ari r.a. bertanya, “Wahai Rasulullah, untuk siapakah gedung-gedung itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Untuk orang yang lembut dalam tutur katanya, dan gemar memberi makan (fakir miskin), serta melakukan salat malam harinya karena Allah di saat manusia lelap dalam tidurnya.
Ma’mar mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. (Adz-Dzariyat: 17) Bahwa menurut Az-Zuhri dan Al-Hasan, keduanya sering menyebutkan bahwa mereka banyak tidur di malam harinya tanpa mengerjakan salat (sunat malam hari).
Ibnu Abbas r.a. dan Ibrahim An-Nakha’i mengatakan sehubungan dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. (Adz-Dzariyat: 17) Yakni mereka tidak tidur.
Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik, mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. (Adz-Dzariyat: 16-17) Kemudian menganggap firman berikutnya sebagai kalimat baru: Di waktu sebagian malam mereka tidak tidur dan di waktu akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah). (Adz-Dzariyat: 17-18)
Pendapat ini jauh dari kebenaran dan dianggap menyimpang.
(Jenis) kebaikan yang paling utama dalam menyembah Sang Maha Pencipta adalah shalat malam yang menunjukkan keikhlasan serta kesesuaian antara hati dan lisan. Karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُberfirman, {كَانُوا} “Mereka,” orang-orang yang berbuat baik tersebut, {قَلِيلا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ} “sedikit sekali tidur di waktu malam,” artinya, tidur mereka hanya sebentar, kebanyakan mereka melakukan ketaatan terhadap Rabb mereka antara shalat, membaca alQur`an, berdzikir, berdoa, dan menundukkan hati.
17-18. Mereka, orang-orang yang bertakwa itu, sedikit sekali tidur pada waktu malam, sebagian waktunya dipergunakan untuk melakukan kebaikan dan ibadah kepada tuhannya, dan pada akhir malam, setelah melaksanakan salat tahajud mereka melanjutkan dengan zikir dan memohon ampunan kepada Allah yang maha pengampun kepada semua makhluk-Nya yang bertobat
Adh-Dhariyat Ayat 17 Arab-Latin, Terjemah Arti Adh-Dhariyat Ayat 17, Makna Adh-Dhariyat Ayat 17, Terjemahan Tafsir Adh-Dhariyat Ayat 17, Adh-Dhariyat Ayat 17 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Adh-Dhariyat Ayat 17
Tafsir Surat Adh-Dhariyat Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran