{51} Adh-Dhariyat / الذاريات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النجم / An-Najm {53} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Thur الطور (Bukit) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 52 Tafsir ayat Ke 21.
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ ﴿٢١﴾
wallażīna āmanụ wattaba’at-hum żurriyyatuhum bi`īmānin alḥaqnā bihim żurriyyatahum wa mā alatnāhum min ‘amalihim min syaī`, kullumri`im bimā kasaba rahīn
QS. At-Thur [52] : 21
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.
Orang-orang beriman dan keturunan-keturunan mereka yang ikut dengan keimanannya, kami pertemukan dengan keturunan mereka di sebuah tempat yang berada di surga, meskipun amalan mereka tidak sampai seperti amalan ibu-bapaknya. Di tempat itu, dengan keberadaan anak- cucunya membuat tenang hati ibu-bapaknya, mereka dikumpulkan dengan sebaik-baiknya keadaan. Kami tidak mengurangi pahala amalan mereka. Setiap orang terikat dengan amalan mereka, tidak menanggung dosa orang lain.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang karunia dan pemberian-Nya kepada makhluk-Nya, juga kebaikan-Nya, bahwa orang-orang mukmin itu apabila anak cucu mereka mengikuti mereka dalam hal keimanan, maka anak cucu mereka itu akan diikutkan kepada mereka dalam kedudukan yang sama, sekalipun anak cucu mereka masih belum mencapai tingkatan amal mereka. Demikian itu agar hati dan pandangan para ayah merasa sejuk dengan berkumpulnya mereka bersama anak-anak mereka, sehingga mereka dapat bergabung bersama-sama dalam keadaan yang sebaik-baiknya dari segala segi. Yaitu Allah telah melenyapkan kekurangan dari amal dan menggantinya dengan amal yang sempurna, tanpa mengurangi amal dan kedudukan yang sempurna, mengingat adanya kesamaan di antara mereka. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. (At– Thur: 21)
As-Sauri telah meriwayatkan dari Amr ibnu Murrah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah benar-benar mengangkat anak cucu orang mukmin menjadi sederajat dengannya, sekalipun amal mereka berada di bawahnya agar dengan keberadaan mereka bersama hatinya menjadi senang. Kemudian Ibnu Abbas membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikit pun dari pahala amal mereka. (Ath-Thur: 21)
Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama. Hal yang semisal telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir melalui hadis Syu’bah, dari Amr ibnu Murrah dengan sanad yang sama.
Al-Bazzar meriwayatkannya dari Sahl ibnu Bahr, dari Al-Hasan ibnu Hammad Al-Warraq, dari Qais ibnur Rabi’, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa’id, dari Ibnu Abbas secara marfu’. Lalu ia mengetengahkannya, kemudian ia mengatakan bahwa As-Sauri meriwayatkan hadis ini dari Amr ibnu Murrah, dari Sa’id, dari Ibnu Abbas secara mauquf.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Abbas ibnul Walid ibnu Yazid Al-Bairuni, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Sa’id, telah menceritakan kepadaku Syaiban, telah menceritakan kepadaku Lais, dari Habib ibnu Abu Sabit Al-Asadi, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan orang-orang yang beriman dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka. (Ath-Thur: 21) Bahwa mereka adalah keturunan orang mukmin yang mati dalam keadaan beriman. Sekalipun kedudukan ayah dan bapak mereka lebih tinggi daripada mereka, mereka tetap dihubungkan dengan ayah-ayah mereka, tanpa mengurangi pahala amal ayah-ayah mereka barang sedikit pun.
Al-Hafiz Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Husain ibnu Ishaq At-Tusturi, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdur Rahman ibnu Gazwan, telah menceritakan kepada kami Syarik, dari Salim Al-Aftas, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menurutnya Ibnu Abbas pasti dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Disebutkan: Apabila seseorang masuk surga, maka ia ditanyai tentang kedua orang tuanya, istrinya, dan anak-anaknya. Maka dikatakan, “Sesungguhnya mereka masih belum dapat mencapai derajatmu.” Maka ia berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah beramal untuk diriku dan juga untuk mereka, ” maka diperintahkan agar mereka dihubungkan (digabungkan) bersamanya. Setelah itu Ibnu Abbas r.a. membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. (Ath-Thur: 21), hingga akhir ayat.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan ayat ini, bahwa orang-orang yang anak cucunya beriman, lalu mengerjakan amal ketaatan kepada-Ku, maka Aku akan menghubungkan keturunan mereka dengan mereka di dalam surga, begitu pula anak-anak kecil mereka.
Pendapat ini merujuk kepada tafsir yang pertama, karena pada tafsir yang pertama dijelaskan hal yang lebih gamblang daripada ini. Hal yang sama telah dikatakan oleh Asy-Sya’bi, Sa’id ibnu Jubair, Ibrahim, Qatadah, Abu Saleh, Ar-Rabi’ ibnu Anas, Ad-Dahhak, dan Ibnu Zaid; pendapat inilah yang dipilih oleh Ibnu Jarir.
Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Us’man ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Fudail, dari Muhammad ibnu Us’man, dari Zazan, dari Ali yang mengatakan bahwa Khadijah pernah bertanya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang dua orang anaknya yang telah mati di masa Jahiliyah. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Keduanya berada di dalam neraka.” Tetapi ketika beliau melihat roman muka yang tidak enak pada wajah Khadijah r.a., maka beliau bersabda, “Seandainya engkau melihat kedudukan keduanya, niscaya engkau akan marah terhadap keduanya.” Khadijah r.a. bertanya, “Lalu bagaimanakah dengan anak-anakku yang darimu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: (Mereka) berada di dalam surga. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya orang-orang mukmin itu dan anak-anak mereka berada di dalam surga. Dan sesungguhnya orang-orang musyrik itu dan anak-anak mereka berada di dalam neraka. Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan. (Ath-Thur: 21), hingga akhir ayat.
Ini merupakan karunia dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى kepada para anak berkat amal bapak-bapak mereka. Adapun mengenai karunia Allah kepada para bapak berkat doa anak-anak yang saleh, maka dalilnya telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad. Disebutkan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Asim ibnu Abun Nujud, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah benar-benar meninggikan derajat hamba yang saleh di dalam surga, lalu si hamba bertanya, “Ya Tuhanku, dari manakah semuanya ini buatku?” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawab, “Berkat permohonan ampun anakmu untukmu.”
Sanad hadis ini sahih, mereka tidak mengetengahkannya dari jalur ini, tetapi mempunyai syahid di dalam kitab Sahih Muslim dari Abu Hurairah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda:
Apabila anak Adam meninggal dunia, terputuslah amal perbuatannya, kecuali tiga hal, yaitu sedekah yang mengalir (pahalanya), atau ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Ath-Thur: 21)
Setelah menerangkan tentang karunia yang telah diberikannya, yaitu derajat keturunan ditinggikan sampai mencapai derajat para bapak, tanpa amal kebaikan yang mengharuskannya. Maka Allah menceritakan perihal keadilan-Nya, yaitu bahwa Dia tidak menghukum seseorang karena dosa orang lain. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya. (Ath-Thur: 21)
Yakni tergantung kepada amal perbuatannya sendiri, tidak menanggung dosa orang lain, baik bapaknya sendiri ataupun anaknya sendiri. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya, kecuali golongan kanan, berada di dalam surga, mereka tanya-menanya, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa. (Al-Muddatstsir: 38-41)
Inilah di antara penyempurna kenikmatan penduduk surga, yakni, Allah جَلَّ جَلالُهُ mempertemukan mereka dengan keturunan mereka yang seiman, mereka dipertemukan karena keimanan dari ayah-ayah mereka sehingga keturunan mereka menjadi pengikut ayah-ayah mereka karena keimanan. Lebih dari itu, karena keturunan mereka ikut serta karena keimanan mereka, maka keturunan mereka itu dipertemukan dengan ayah-ayah mereka di surga oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ meski amalan mereka tidak setara dengan amalan orang tua mereka sebagai balasan baik untuk orang tua mereka dan sebagai tambahan atas pahala mereka. Meski demikian, Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak mengurangi sama sekali amalan orang tua mereka. Dari sini mungkin saja orang yang salah memahami bahwa penduduk neraka akan dipertemukan Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan keturunan mereka, Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan bahwa hukum kedua tempat (surga dan neraka) tidak sama. Neraka adalah tempat keadilan dan di antara keadilan Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menyiksa seorang pun kecuali karena dosa, karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ “Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya,” artinya tergadai dengan amalannya. Orang tidak akan menanggung beban dosa orang lain dan seseorang tidak akan diberi tanggungan dosa orang lain. Paparan ini berguna untuk menghilangkan dugaan keliru di atas.
Di surga Allah akan mempertemukan orang tua dengan keturunannya yang seiman. Dan orang-orang yang beriman dan mendapat balasan surga, beserta anak cucu mereka atau ibu bapak mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, walaupun derajat keimanannya tidak serupa, akan kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di surga sebagai anugerah atas ketakwaan mereka, dan kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal kebajikan yang telah mereka perbuat di dunia. Setiap orang terikat dan akan bertanggung jawab dengan apa yang dikerjakannya, dan dia tidak akan dihukum karena dosa orang lain. 22. Dan selain itu, kami berikan pula kepada mereka tambahan berupa aneka buah-buahan yang lezat dan daging dari segala jenis hewan yang mereka inginkan.
At-Thur Ayat 21 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Thur Ayat 21, Makna At-Thur Ayat 21, Terjemahan Tafsir At-Thur Ayat 21, At-Thur Ayat 21 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Thur Ayat 21
Tafsir Surat At-Thur Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)
Jazakumullahu Khayran