{52} At-Thur / الطور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القمر / Al-Qamar {54} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Najm النجم (Bintang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 53 Tafsir ayat Ke 4.
إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ ﴿٤﴾
in huwa illā waḥyuy yụḥā
QS. An-Najm [53] : 4
Tidak lain (Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),
Allah bersumpah dengan bintang ketika terbenam. Muhammad sallallahu alaihi wa sallam tidak menyimpang dari jalan hidayah dan kebenaran, tetap istiqamah dan dalam kebenaran. Ucapannya tidak berasal dari kemauan hawa nafsunya. Al Qur’an dan sunnah itu tiada lain hanyalah wahyu dari Allah kepada Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (An-Najm: 4)
Yaitu sesungguhnya yang diucapkannya itu hanyalah semata-mata berdasarkan wahyu yang diperintahkan kepadanya untuk ia sampaikan kepada manusia dengan sempurna dan apa adanya tanpa penambahan atau pengurangan.
Sehubungan dengan hal ini Imam Ahmad mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Jarir ibnu Us’man ibnu Abdur Rahman ibnu Maisarah, dari Abu Umamah, bahwa dia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: “Sesungguhnya dimasukkan ke dalam surga berkat syafaat seorang lelaki yang bukan nabi sebanyak orang yang semisal dengan dua kabilah —atau salah satu dari dua kabilah— yaitu Rabi’ah dan Mudar.” Maka ada seorang lelaki yang bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah Rabi’ah itu berasal dari Mudar?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Aku hanya mengatakan apa yang harus kukatakan.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id, dari Ubaidillah ibnul Akhnas, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Abdullah, dari Yusuf ibnu Mahik, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa ia mencatat semua yang pernah ia dengar dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan maksud untuk menghafalkannya. Kemudian orang-orang Quraisy melarangku berbuat demikian. Mereka mengatakan, “Sesungguhnya kamu mencatat semua yang kamu dengar dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, padahal Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah seorang manusia yang juga berbicara di saat emosinya.” Maka aku menahan diri dari menulis, kemudian aku ceritakan hal itu kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Teruskanlah tulisanmu, maka demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, tiadalah yang keluar dari lisanku melainkan hanya hak (benar) belaka.
Imam Abu Daud meriwayatkan hadis ini melalui Musaddad dan Abu Bakar ibnu Abu Syaibah, keduanya dari Yahya ibnu Sa’id Al-Qattan dengan sanad yang sama.
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Mansur. telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Al-Lais, dari Ibnu Ajian, dari Zaid ibnu Aslum, dari Abu Saleh, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Apa yang kusampaikan kepada kalian dari sisi Allah itulah hal yang tiada keraguan padanya.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan, “Kami tidak mengetahui hadis ini diriwayatkan kecuali hanya melalui sanad ini.”
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Lais, dari Muhammad ibnu Sa’id ibnu Abu Sa’id, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: “Tiadalah yang kuucapkan melainkan benar belaka.” Sebagian sahabat bertanya.”Sesungguhnya engkau adakalanya berseloroh dengan kami, wahai Rasulullah.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Sesungguhnya aku tidak pernah mengucapkan kecuali kebenaran belaka.”
3-4. “Dan tiadalah yang diucapkannya itu (al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya,” yakni ucapannya bukanlah berdasarkan hawa nafsunya. “Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang disampaikan padanya berupa hidayah, takwa dalam dirinya dan pada yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa n-Sunnah (hadist) adalah wahyu dari Allah untuk RasulNya, sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah:
“Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu,” -An-Nisa:113
Dan sesungguhnya Muhammad terjaga dari kesalahan terhadap apa yang disampaikan dari Allah dan dari syariat, sebab perkataan beliau tidak bersumber dari hawa nafsu, namun bersumber dari wahyu.
Al-qur’an yang disampaikannya tidak lain adalah wahyu Allah yang diwahyukan kepadanya. 5-6. Wahyu yang diterimanya diajarkan kepadanya oleh jibril, malaikat yang sangat kuat, yang mempunyai keteguhan sangat hebat; maka ia menampakkan diri kepada nabi Muhammad dengan rupa yang asli, yakni bagus dan perkasa.
An-Najm Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Najm Ayat 4, Makna An-Najm Ayat 4, Terjemahan Tafsir An-Najm Ayat 4, An-Najm Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Najm Ayat 4
Tafsir Surat An-Najm Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)