{52} At-Thur / الطور | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القمر / Al-Qamar {54} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Najm النجم (Bintang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 53 Tafsir ayat Ke 38.
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ﴿٣٨﴾
allā taziru wāziratuw wizra ukhrā
QS. An-Najm [53] : 38
(yaitu) bahwa seseorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,
(Yaitu) bahwa sesungguhnya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain dan dosanya (juga) tidak akan dipikul oleh orang lain. Sesungguhnya seorang manusia tidak mendapatkan balasan selain perbuatan yang telah diusahakannya.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjelaskan apa yang telah Dia wahyukan kepada Ibrahim dan Musa yang termaktub di dalam lembaran-lembaran masing-masingnya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. (An-Najm: 38)
Yakni tiap-tiap diri yang berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri karena melakukan kekufuran atau suatu dosa, maka sesungguhnya yang menanggung dosanya adalah dirinya sendiri, tiada seorang pun yang dapat menggantikannya sebagai penanggungnya. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan jika seseorang yang berat dosanya memanggil (orang lain) untuk memikul dosanya itu, tiadalah akan dipikulkan untuknya sedikit pun meskipun (yang dipanggilnya itu) kaum kerabatnya. (Fathir: 18)
Terdapat berbagai hukum dalam lembaran-lembaran itu, di antara yang terpenting adalah yang disebutkan Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam FirmanNya, أَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى “(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya.” Artinya, setiap orang akan menanggung akibat amalannya, baik maupun buruk. Setiap orang tidak akan mendapatkan balasan apa pun dari amalan orang lain dan tidak menanggung dosa siapa pun.
وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى “Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya),” yakni, di akhirat, dan kebaikan akan dipisahkan dari keburukan, ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الأوْفَى “kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,” yaitu yang mencakup seluruh amal; amalan baik dibalas baik dan amalan buruk dibalas buruk.
Balasan adil yang membuat semua manusia mengakuinya dan memuji Allah جَلَّ جَلالُهُ atas keadilanNya bahkan penghuni neraka sekalipun pada saat dimasukkan ke dalam neraka, tapi hatinya penuh pujian terhadap Rabb mereka serta mengakui kesempurna-an hikmah Nya dan marah terhadap diri mereka sendiri. Mereka mengetahui bahwa yang menyebabkan mereka masuk ke dalam tempat kembali yang paling buruk adalah diri mereka sendiri.
Ada yang mengambil dalil dari Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” dengan berpendapat bahwa amal kebaikan yang mendekatkan diri kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak boleh dihadiahkan kepada orang yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Menurut mereka, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, Ada yang mengambil dalil dari Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, وَأَنْ لَيْسَ لِلإنْسَانِ إِلا مَا سَعَى “Dan bahwasanya seorang manusia tiada “Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,” sampainya usaha orang lain pada seseorang menafikan ayat ini. Cara pengambilan dalil ini perlu dikaji ulang, karena ayat ini menunjukkan, seseorang tidak akan mendapatkan apa pun selain yang telah dikerjakan sendiri, ini memang benar dan tidak perlu diperdebatkan, namun ayat ini tidak menunjukkan bahwa seseorang tidak mendapat manfaat dari hasil usaha orang lain jika yang bersangkutan menghadiahkannya pada yang lain. Sama seperti harta, seseorang tidak memiliki harta selain yang dimiliki, hal itu tidak mengharuskan yang bersangkutan tidak memiliki harta yang diberikan oleh orang lain kepadanya di samping harta yang dimilikinya itu.
Di antara ajaran dalam lembaran-lembaran kitab suci itu adalah bahwa seseorang yang berdosa karena perbuatan dan keingkarannya tidak akan memikul dosa orang lain dan tidak mendapat manfaat dari perbuat-an baik orang lain. 39-40. Dan diajarkan pula dalam lembaran-lembaran kitab suci itu bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan usahanya yang baik atau buruk tidak akan dihilangkan. Semua itu kelak akan diperlihatkan kepadanya sehingga ia dapat berbangga dengan kebaikannya dan malu dengan amal buruknya.
An-Najm Ayat 38 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Najm Ayat 38, Makna An-Najm Ayat 38, Terjemahan Tafsir An-Najm Ayat 38, An-Najm Ayat 38 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Najm Ayat 38
Tafsir Surat An-Najm Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)