{55} Ar-Rahman / الرحمن | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحديد / Al-Hadid {57} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Waqi’ah الواقعة (Hari Kiamat) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 56 Tafsir ayat Ke 10.
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ ﴿١٠﴾
was-sābiqụnas-sābiqụn
QS. Al-Waqi’ah [56] : 10
dan orang-orang yang paling dahulu (beriman), merekalah yang paling dahulu (masuk surga).
Golongan ketiga adalah mereka yang paling dahulu melakukan kebaikan di dunia, mereka yang paling dahulu menempati derajat utama di akhirat. Mereka adalah orang-orang yang didekatkan di sisi Allah. Tuhan memasukkan mereka ke dalam surga yang penuh kenikmatan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi’ah: 7)
Yakni kelak di hari kiamat manusia terbagi menjadi tiga golongan, suatu golongan berada di sebelah kanan ‘Arasy. Mereka adalah orang-orang yang dahulu keluar dari lambung kanan Adam, dan buku catatan amal mereka diberikan kepada mereka dari arah kanan mereka, lalu mereka digiring ke sebelah kanan. Menurut As-Saddi, golongan ini seluruhnya adalah ahli surga. Sedangkan golongan lainnya berada di sebelah kiri Arasy, mereka adalah orang-orang yang dahulunya keluar dari lambung kiri Adam; buku catatan amal mereka diberikan kepada mereka dari arah kirinya, lalu mereka digiring ke arah kiri. Mereka adalah seluruh penduduk neraka, semoga Allah melindungi kita dari perbuatan mereka. Segolongan lainnya adalah orang-orang yang paling dahulu berada di hadapan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Mereka merupakan golongan yang lebih khusus, lebih beruntung dan lebih dekat kepada-Nya daripada Ashabul yamin, mereka adalah para pemimpin Ashabul yamin. Di kalangan mereka terdapat para rasul, para nabi, para siddiqin, dan para syuhada; jumlah mereka sedikit bila dibandingkan dengan jumlah Ashabul yamin. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga). (Al-Waqi’ah: 8-10)
Pembagian mereka dalam tiga klasifikasi disebutkan pula di akhir surat ini, yaitu di saat mereka dihadirkan di hari kiamat. Hal yang semisal disebutkan juga di dalam firman-Nya:
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. (Fathir: 32), hingga akhir ayat.
Pengertian ini berdasarkan-salah satu di antara dua pendapat sehubungan dengan golongan orang-orang yang menganiaya diri mereka sendiri, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Jabir Al-Ju’fi, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi’ah: 7) Bahwa makna yang dimaksud adalah seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya: Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri, dan di antara mereka ada yang pertengahan, dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan. (Fathir: 32)
Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tiga golongan ini adalah orang-orang yang disebutkan di dalam akhir surat ini dan surat Fathir.
Yazid Ar-Raqqasyi mengatakan bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Abbas tentang makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi’ah: 7) Ibnu Abbas menjawab bahwa azwajan ialah golongan.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi’ah: 7) Yakni tiga golongan, katanya.
Menurut Maimun ibnu Mahran, tiga gelombang.
Ubaidillah Al-Ataki telah meriwayatkan dari Usman ibnu Suraqah (anak lelaki bibinya Umar ibnul Khattab) tentang makna firman-Nya: dan kamu menjadi tiga golongan. (Al-Waqi’ah: 7) Bahwa yang dua golongan masuk surga, sedangkan yang satu golongan masuk neraka.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnus Sabah, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Abu Saur, dari Sammak, dari An-Nu’man ibnu Basyir yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh). (At-Takwir: 7) Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda bahwa mereka adalah orang-orang yang bersekutu; tiap-tiap orang dari setiap kaum (golongan) mengerjakan amal perbuatan yang semisal dengan golongannya. Demikian itu karena di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah disebutkan: dan kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi’ah: 7-10) Bahwa mereka adalah para duraba (sekutu).
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Al-Barra Al-Ganawi, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan, dari Mu’az ibnu Jabal, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca firman-Nya: Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. (Al-Waqi’ah: 8-9) Lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melakukan genggaman sebanyak dua kali seraya bersabda: Golongan ini untuk surga dan aku tidak peduli, dan golongan ini untuk neraka dan aku tidak peduli.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Khalid ibnu Abu Imran, dari Al-Qasim ibnu Muhammad ibnu Aisyah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Tahukah kalian, siapakah orang-orang yang paling terdahulu menuju naungan Allah di hari kiamat? Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Yaitu orang-orang yang apabila diberi hak, menerimanya; dan apabila diminta hak, memberinya; dan mereka memutuskan hukum bagi orang lain sebagaimana hukum yang mereka berlakukan terhadap diri mereka sendiri.
Muhammad ibnu Ka’b dan Abu Hirzah alias Ya’qub ibnu Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi’ah: 10) Bahwa mereka adalah para nabi.
As-Saddi mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang menghuni surga yang tertinggi. Ibnu Abu Najih telah meriwayatkan dari Mujahid, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu(masuk surga). (A)-Waqi’ah: 10) Bahwa Yusya’ ibnu Nun adalah orang yang paling dahulu beriman kepada Musa dan orang yang beriman dari keluarga Yasin lebih dahulu beriman kepada Isa, serta Ali ibnu Abu Talib adalah orang yang paling dahulu beriman kepada Muhammad Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Harun Al-Fallas, dari Abdullah ibnu Ismail Al-Madaini Al-Bazzar, dari Sufyan ibnud Dahhak Al-Madaini, dari Sufyan ibnu Uyaynah, dari Ibnu Abu Nujaih dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan dari Muhammad ibnu Abu Hammad, bahwa telah menceritakan kepada kami Mahran, dari Kharijah, dari Qurrah, dari Ibnu Sirin sehubungan dengan makna firman-Nya: Orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi’ah: 10) Yang dimaksud adalah orang-orang yang pernah salah menghadap ke arah dua kiblat.
Ibnu Jarir telah meriwayatkannya melalui hadis Kharijah. Al-Hasan dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dulu (masuk surga). (Al-Waqi’ah: 10) Yakni dari tiap-tiap umat.
Al-Auza’i telah meriwayatkan dari Us’man ibnu Abu Saudah, bahwa ia membaca firman-Nya: Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga). Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah). (Al-Waqi’ah: 10-11) Kemudian ia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang paling dahulu berangkat ke masjid dan orang-orang yang paling dahulu keluar untuk berjihad di jalan Allah.
Semua pendapat di atas sahih, karena sesungguhnya yang dimaksud dengan sabiqin ialah orang-orang yang paling bersegera dalam mengerjakan kebaikan sebagaimana yang diperintahkan kepada mereka, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan bersegeralah kamu menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. (Ali Imran: 133)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Berlomba-lombalah kamu untuk meraih ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. (Al-Hadid: 21)
Barang siapa yang paling dahulu berbuat kebajikan di dunia ini, maka di akhirat ia termasuk orang-orang yang paling dahulu mendapatkan kemuliaan, yaitu surga, karena sesungguhnya balasan itu sesuai dengan jenis amal perbuatannya; dan sebagaimana engkau berbuat, maka engkau mendapat balasannya.
وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ “Dan orang-orang yang paling dahulu beriman. Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ),” maksudnya adalah bahwa orang-orang yang ketika di dunia paling dahulu kepada kebaikan (keimanan), mereka di akhirat adalah orang-orang yang paling dahulu masuk surga. Mereka itulah yang memiliki sifat didekatkan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ, فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ “berada dalam surga-surga kenikmatan,” di tempat yang paling tinggi, di tempat tertinggi yang tidak ada tempat lagi di atasnya. Dan mereka yang disebutkan adalah ثُلَّةٌ مِنَ الأوَّلِينَ “segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu,” maksudnya, jumlah golongan besar orang-orang terdahulu dari umat ini ataupun selain mereka. وَقَلِيلٌ مِنَ الآخِرِينَ “Dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian.” Ini menunjukkan keutamaan generasi awal umat ini secara umum daripada umat yang datang selanjutnya, karena orang-orang yang didekatkan (kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ) dari golongan pertama lebih banyak daripada golongan orang-orang yang kemudian. Dan orang-orang yang didekatkan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ adalah manusia-manusia istimewa.
7-10. Dan pada saat kiamat itu kamu, wahai manusia, akan terbagi menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan; mereka itulah orang yang beriman kepada Allah, melaksanakan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya. Alangkah mulianya golongan kanan itu karena mereka akan mendapat karunia yang dia janjikan. Dan yang kedua adalah golongan kiri, yaitu mereka yang ingkar dan berbuat kemaksiatan. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu karena mereka akan mendapat hukuman akibat kemungkarannya. Dan yang ketiga adalah orang-orang yang paling dahulu beriman pada dakwah rasulullah. Karena itu, merekalah yang paling dulu masuk surga sebagai balasan atas keimanan dan ketaatannya. 11-12. Mereka yang pertama beriman itu adalah orang-orang yang dekat kepada Allah. Sebagai balasan, mereka akan mendapat rahmat-Nya, yaitu berada dalam surga yang penuh kenikmatan sebagaimana yang dia janjikan.
Al-Waqi’ah Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Waqi’ah Ayat 10, Makna Al-Waqi’ah Ayat 10, Terjemahan Tafsir Al-Waqi’ah Ayat 10, Al-Waqi’ah Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Waqi’ah Ayat 10
Tafsir Surat Al-Waqi’ah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)