{56} Al-Waqi’ah / الواقعة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المجادلة / Al-Mujadilah {58} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hadid الحديد (Besi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 57 Tafsir ayat Ke 11.
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ ﴿١١﴾
man żallażī yuqriḍullāha qarḍan ḥasanan fa yuḍā’ifahụ lahụ wa lahū ajrung karīm
QS. Al-Hadid [57] : 11
Barangsiapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat ganda untuknya, dan baginya pahala yang mulia,
Barang siapa yang berinfak di jalan Allah dengan mengharap ridha Allah dari hati tanpa disebut-sebut dan meyakini yang diberikan, Tuhan akan melipatgandakan pahala dan balasannya. Hanya milik-Nya balasan yang mulia, yaitu surga.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik. (Al-Hadid: 11)
Menurut Umar ibnul Khattab, makna yang dimaksud ialah membelanjakan harta untuk keperluan jalan Allah. Menurut pendapat yang lain, untuk keperluan anak-anak. Menurut pendapat yang benar, makna ayat ini umum mencakup semuanya. Maka tiap-tiap orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah dengan niat yang ikhlas dan tekad yang benar telah termasuk ke dalam makna umum ayat ini. Untuk itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan memperlipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya. (Al-Hadid: 11)
Seperti yang disebutkan dalam ayat lainnya:
dengan lipat ganda yang banyak. (Al-Baqarah: 245)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan dia akan memperoleh pahala yang banyak. (Al-Hadid: 11)
Yakni pahala yang baik dan rezeki yang memukaukan, yaitu surga kelak di hari kiamat.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnu Khalifah, dari Humaid Al-A’raj, dari Abdullah ibnul Haris, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya. (Al-Hadid: 11) Abud Dahdah Al-Ansari berkata, “Wahai Rasulullah, apakah Allah menghendaki pinjaman dari kita?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Benar, hai Abud Dahdah.” Abu Dahdah berkata, “Wahai Rasulullah, kemarikanlah tanganmu.” Maka Abud Dahdah menjabat tangan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu berkata, “Sesungguhnya aku pinjamkan kepada Tuhanku kebun kurmaku.” Dia mempunyai kebun kurma berisikan enam ratus tangkal kurma, dan Ummu Dahdah bertempat tinggal di dalam kebun itu bersama anak-anaknya. Lalu Abud Dahdah datang dan memanggil istrinya, “Hai Ummu Dahdah.” Istrinya menjawab, “Labbaik.” Abud Dahdah berkata, “Keluarlah kamu, sesungguhnya kebun ini telah kupinjamkan kepada Tuhanku.”
Menurut riwayat yang lain, saat itu juga Ummu Dahdah berkata kepada Abud Dahdah, “Beruntunglah bisnismu, hai Abud Dahdah,” lalu Ummu Dahdah memindahkan semua barang dan anak-anaknya dari kebun itu, sedangkan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Betapa banyaknya pohon kurma yang berbuah subur di dalam surga milik Abu Dahdah.
Menurut lafaz yang lain disebutkan:
Betapa banyak pohon kurma yang berjuntai buahnya berupa intan dan yaqut milik Abud Dahdah di dalam surga.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ menganjurkan untuk berinfak di jalanNya, sebab aktivitas jihad bergantung pada tersedianya dana serta harta untuk mempersiapkan jihad, seraya berfirman, مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا “Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ pinjaman yang baik,” yaitu infak yang baik yang diberikan secara ikhlas semata karena Allah جَلَّ جَلالُهُ dan demi mengharap ridhaNya yang berasal dari harta halal yang diberikan secara suka rela. Inilah di antara kemuliaan Allah جَلَّ جَلالُهُ yang menyebut infak dengan pinjaman, padahal harta yang dibelanjakan itu adalah harta Allah جَلَّ جَلالُهُ dan manusia pun milikNya. Allah جَلَّ جَلالُهُ menjanjikan pahala yang berlipat ganda padanya dan Dialah Yang Mahamulia lagi Maha Pemberi. Pahala yang dilipatgandakan tersebut berlaku di Hari Kiamat, yaitu suatu hari yang masing-masing orang terlihat dengan jelas kefakirannya yang amat memerlukan balasan baik meski sedikit.
Untuk mendorong agar manusia gemar bersedekah, Allah menetap-kan bahwa barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, berupa kebajikan atau sedekah kepada orang lain, maka Allah akan mengembalikannya dengan jumlah yang berlipat ganda untuknya. Dan selain itu, baginya akan dikaruniakan pahala yang mulia dari Allah. 12. Usai menerangkan fadilah berinfak di jalan Allah, melalui ayat berikut Allah menjelaskan balasan di akhirat bagi orang yang berinfak. Ingatlah pada hari ketika engkau akan melihat orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan di akhirat, betapa cahaya mereka yang terang bersinar di depan dan di samping kanan mereka sebagai balasan atas kebajikan dan kepatuhan mereka. Dikatakan kepada mereka, ‘pada hari ini ada berita gembira untukmu. Allah menganugerahkan kepadamu surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dengan air, susu yang tidak berubah rasa, khamr yang lezat, dan madu. Mereka semua kekal di dalamnya. Demikian itulah anugerah dan kemenangan yang agung dari Allah. ‘.
Al-Hadid Ayat 11 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hadid Ayat 11, Makna Al-Hadid Ayat 11, Terjemahan Tafsir Al-Hadid Ayat 11, Al-Hadid Ayat 11 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hadid Ayat 11
Tafsir Surat Al-Hadid Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)