{57} Al-Hadid / الحديد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحشر / Al-Hasyr {59} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah المجادلة (Wanita Yang Mengajukan Gugatan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 58 Tafsir ayat Ke 7.
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَىٰ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ ﴿٧﴾
a lam tara annallāha ya’lamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, mā yakụnu min najwā ṡalāṡatin illā huwa rābi’uhum wa lā khamsatin illā huwa sādisuhum wa lā adnā min żālika wa lā akṡara illā huwa ma’ahum aina mā kānụ, ṡumma yunabbi`uhum bimā ‘amilụ yaumal-qiyāmah, innallāha bikulli syai`in ‘alīm
QS. Al-Mujadilah [58] : 7
Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tidak ada lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari Kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Tidakkah kamu mengetahui bahwa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan bumi? Tidaklah tiga makhluk-Nya berbisik-bisik dengan pembicaraan rahasia kecuali Dia yang keempat, mengetahui dan meliputinya. Tidak juga lima kecuali Dia yang keenamnya. Tidak ada jumlah yang kurang atau pun lebih dari hitungan tersebut melainkan Dia yang Maha Mengetahui di mana pun mereka berada. Tidak ada sesuatu pun urusan mereka yang tersembunyi dari pengawasan-Nya. Kemudian pada hari Kiamat Dia akan mengabarkan kebaikan dan kejelekan yang telah diperbuat dan memberi balasan setimpal atas hal itu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Yakni tiga orang yang berbisik-bisik membicarakan suatu rahasia.
melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di mana pun mereka berada. (Al-Mujadilah: 7)
Dia Maha Melihat kepada mereka, mendengar semua pembicaraan mereka, rahasia mereka dan bisik-bisik mereka di antara sesamanya. Dan selain dari itu para malaikat yang telah ditugaskan oleh-Nya mencatat semua yang mereka rahasiakan, walaupun Allah mengetahuinya dan mendengarnya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Tidakkah mereka tahu bahwasanya Allah mengetahui rahasia dan bisikan mereka, dan bahwasanya Allah amat mengetahui segala yang gaib? (At-Taubah: 78)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Apakah mereka mengira bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka? Sebenarnya (Kami mendengar), dan utusan-utusan (malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka. (Az-Zukhruf: 80)
Karena itulah maka diriwayatkan oleh sejumlah ulama yang menyatakan adanya ijma’ (kesepakatan) sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa makna yang dimaksud ialah kebersamaan ilmu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, dan ini memang tidak diragukan lagi kebenarannya; tetapi pendengaran-Nya juga bersama-sama ilmu-Nya meliput mereka, dan penglihatan-Nya menembus mereka. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى selalu melihat makhluk-Nya, tiada sesuatu pun dari urusan mereka yang tersembunyi dari-Nya. Kemudian dalam firman selanjutnya disebutkan:
Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al-Mujadilah: 7)
Imam Ahmad mengatakan bahwa ayat ini dimulai dengan menyebut pengetahuan Allah dan diakhiri pula dengan pengetahuan-Nya.
Karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ memberitahukan luasnya pengetahuan dan penglihatanNya atas segala yang ada di langit dan di bumi, besar dan kecilnya. Dan sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ, أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلاثَةٍ إِلا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلا خَمْسَةٍ إِلا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلا أَكْثَرَ إِلا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا “tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah yang keenamnya. Dan tidak (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada.” Yang dimaksud dengan Allah bersama mereka dalam ayat ini adalah kebersamaan ilmu dan pengetahuan terhadap hal-hal yang diperbincangkan secara diam-diam oleh manusia, karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ “Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”
Selain menyaksikan segala sesuatu, Allah juga mengetahui semua pembicaraan rahasia. Tidakkah engkau perhatikan, bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, karena penglihatan Allah menembus batas-batas ruang dan waktu’ oleh sebab itu, bagi Allah, tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan dialah yang keempatnya, karena Allah ada, hadir dan terlibat dalam keseharian hamba-hamba-Nya. Dan tidak ada lima orang yang terlibat dalam pembicaraan rahasia, melainkan dialah yang keenamnya, karena Allah dekat dan terlibat dalam aktivitas manusia. Dan tidak ada yang kurang dari itu atau lebih banyak yang terlibat dalam pembicaraan rahasia, melainkan dia, pasti ada bersama mereka di mana pun mereka berada, meskipun manusia sering tidak merasakan kehadiran Allah bersama mereka, karena kalbunya yang terhijab. Kemudian dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan dengan menghadirkan catatan yang merekam seluruh jejak hidupnya. Sesungguhnya Allah maha mengetahui segala sesuatu yang dilakukan manusia termasuk pembicaraan rahasia di antara mereka. 8. Pada ayat yang lalu disebutkan bahwa tidak satu pun yang tersembunyi bagi Allah, dari bisikan sampai yang diucapkan dengan terang-terangan. Pada ayat ini dijelaskan perjanjian rahasia yang dilakukan orang-orang yahudi di madinah untuk menghancurkan islam, karena mereka tidak menyadari bahwa Allah mengetahui rahasia jahat mereka. Tidakkah engkau, Muhammad, memperhatikan orang-orang, yakni kaum yahudi di madinah, yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia untuk memusuhi islam, mencelakakan, dan berusaha membunuh rasulullah, karena mereka telah mengikat perjanjian damai dengan kaum muslim dalam piagam madinah; kemudian mereka kembali mengerjakan larangan itu dengan mengabaikan kesepakatan damai tersebut; dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan, dan durhaka kepada rasul. Mencoba memecah belah persatuan dan kesatuan kaum ansar yang dahulunya bani aus dan khazraj yang suka berperang di antara mereka. Mereka pun memancing-mancing permusuhan dengan cara berbisik-bisik sesama mereka, jika ada seorang muslim yang lewat di hadapan mereka sehingga kaum muslim merasa tidak aman jika berada di perkampungan yahudi. Dan apabila mereka datang kepadamu Muhammad, mereka mengucapkan salam dengan cara yang bukan seperti yang ditentukan Allah untukmu, yaitu dengan ucapan, ‘mudah-Mudahan kematian menimpamu wahai abul qasim. ‘rasulullah menjawab, ‘dan atas kamu juga. ‘ dan, setelah orang-orang yahudi mengucapkan salam penghinaan kepada rasulullah tersebut, mereka mengatakan pada diri mereka sendiri dengan nada menantang, ‘mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan itu” kalau benar Muhammad seorang rasul, tentu Allah akan mengabulkan jawaban Muhammad, ‘dan atas kamu juga, ‘ bencana atau kematian. Benar Allah akan mengazab setiap orang yang durhaka kepada-Nya, tetapi kapan datangnya azab itu adalah kewenangan Allah. Dia akan menimpakan azab itu bila dikehendaki-Nya, namun yang pasti adalah cukuplah bagi mereka neraka jahanam yang akan mereka masuki dengan kehinaan dan penderitaan abadi. Maka neraka itu seburuk-buruk tempat kembali di akhirat yang kekal selama-lamanya bagi orang-orang kafir.
Al-Mujadilah Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mujadilah Ayat 7, Makna Al-Mujadilah Ayat 7, Terjemahan Tafsir Al-Mujadilah Ayat 7, Al-Mujadilah Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mujadilah Ayat 7
Tafsir Surat Al-Mujadilah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)