{57} Al-Hadid / الحديد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحشر / Al-Hasyr {59} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah المجادلة (Wanita Yang Mengajukan Gugatan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 58 Tafsir ayat Ke 9.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلَا تَتَنَاجَوْا بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُولِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ ﴿٩﴾
yā ayyuhallażīna āmanū iżā tanājaitum fa lā tatanājau bil-iṡmi wal-‘udwāni wa ma’ṣiyatir-rasụli wa tanājau bil-birri wat-taqwā, wattaqullāhallażī ilaihi tuḥsyarụn
QS. Al-Mujadilah [58] : 9
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Tetapi bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali.
Wahai orang-orang yang membenarkan Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang mengamalkan syariat-Nya, apabila kalian berbincang satu sama lain secara rahasia, maka janganlah membicarakan pembicaraan yang mengandung dosa, mengandung permusuhan terhadap yang lain, atau mengandung pembangkangan terhadap perintah Rasulullah. Berbincanglah tentang hal-hal yang mengandung kebaikan, ketaatan, dan kebajikan. Takutlah kepada Allah dengan melakukan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hanya kepada-Nya semata semua amal perbuatan, perkataan kalian akan dikembalikan. Dia akan memperhitungkannya untuk kalian dan memberi balasan setimpal atas hal itu.
Kemudian dalam firman berikutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mendidik hamba-hamba-Nya yang beriman agar janganlah mereka menjadi seperti orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. (Al-Mujadilah: 9)
Yakni sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengerti dari kalangan kaum kuffar Ahli Kitab, dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka dalam kesesatannya dari kalangan orang-orang munafik.
Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (Al-Mujadilah: 9)
Yaitu lalu Dia memberitahukan kepada kalian semua amal perbuatan dan ucapan kalian, Allah telah mencatatnya atas kalian dan akan membalaskannya terhadap kalian.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Bahz dan Affan, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Hammam, dari Qatadah, dari Safwan ibnu Muharriz yang mengatakan bahwa aku sedang memegang tangan Ibnu Umar saat ada seorang lelaki menghadap jalannya, lalu lelaki itu bertanya, “Apakah yang pernah engkau dengar dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang pembicaraan rahasia kelak di hari kiamat?” Ibnu Umar menjawab, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya Allah mendekat kepada seorang mukmin, lalu meletakkan naungan-Nya kepada orang mukmin itu dan menutupinya dari penglihatan manusia. Lalu Allah memeriksa semua dosanya dan berfirman kepadanya, “Tahukah kamu dosa anu? Tahukah kamu dosa anu? Tahukah kamu dosa anu?” Dan manakala semua dosanya telah disebutkan dan diakuinya serta dia merasa dalam dirinya bahwa pastilah dirinya akan binasa, maka Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah menutupi dosa-dosamu ketika di dunia, dan Aku mengampuninya bagimu di hari ini.” Kemudian diberikanlah kepadanya kitab catatan amal-amal kebaikannya. Dan adapun orang-orang kafir dan orang-orang munafik, maka para saksi mengatakan, “Mereka adalah orang-orang yang mendustakan Tuhan mereka. Ingatlah, laknat Allah menimpa orang-orang yang zalim.”
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahih masing-masing melalui Qatadah.
8-9. “Pembicaraan rahasia” adalah pembicaraan antara dua orang atau lebih yang membahas kebaikan atau keburukan. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman agar membicarakan kebaikan ketika berbicara secara rahasia. Kebaikan adalah kata menyeluruh untuk seluruh kebaikan, ketaatan, menunaikan hak-hak Allah, hak-hak sesama manusia, takwa, dan lainnya. Dan yang dimaksud dalam ayat ini dengan penggunaan kata menyeluruh adalah agar menjauhi seluruh keharaman dan dosa. Orang Mukmin pasti menunaikan perintah ilahi ini. Tidaklah anda melihatnya berbisik-bisik atau berbicara kecuali membahas sesuatu yang bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah dan menjauhkan mereka dari murkaNya.
Adapun orang-orang durjana dan pendosa saling memandang rendah perintah-perintah Allah serta berbisik-bisik dengan dosa dan permusuhan serta mendurhakai Rasulullah, seperti halnya orang-orang munafik. Itulah kebiasaan mereka dan kondisi mereka bersama Rasulullah. Allah berfirman, “Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagaimana yang ditentukan Allah untukmu.” Maksudnya mereka merahasiakan pembicaraan yang dibeberkan oleh Allah Yang Mengetahui hal yang ghaib dan nyata, yaitu pembicaraan mereka, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu.” Maksudnya mereka meremehkan hal itu dengan berdalih tidak disegerakannya azab dan hukuman untuk mereka dengan alasan pembicaraan mereka itu tidak terlarang.
Allah berfirman seraya menjelaskan bahwa Dia memberi tangguh bukan melalaikan, “Cukuplah bagi mereka Neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali.” Maksudnya, cukuplah Neraka adalah seburuk-buruk tempat kembali.” Maksudnya cukuplah Neraka Jahanam bagi mereka yang mencakup berbagai macam siksaan dan kesengsaraan untuk mereka; siksaan-siksaan itu meliputi dan menyakitkan mereka, dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. Mereka yang disinggung tersebut adalah orang-orang munafik yang menampakkan keimanan dan mengungkapkan kata-kata tersebut kepada Rasulullah yang menurut mereka menginginkan kebaikan padahal mereka berdusta. Atau yang dimaksud dalam ayat ini adalah ahli kitab, yaitu orang-orang yang ketika memberi ucapan salam kepada Rasulullah menyatakan, “AsSammu ‘alaika ya Muhammad,” maksudnya adalah “Matilah kau Muahammad!”
Allah lalu mengingatkan orang-orang beriman agar tidak mengikuti kebiasaan yahudi mengadakan pembicaraan rahasia kecuali untuk kebaikan. Wahai orang-orang yang beriman! apabila kamu terpaksa mengadakan atau terlibat dalam pembicaraan rahasia, maka perhatikanlah, janganlah kamu membicarakan perbuatan dosa, perencanaan, cara maupun strategi; dan jangan pula membahas permusuhan, kebencian, dan fitnah; dan jangan pula membicarakan perbuatan yang tergolong durhaka kepada rasul, namun, jika terpaksa mengadakan atau terlibat dalam pembicaraan rahasia, maka bicarakanlah tentang perbuatan kebajikan meliputi perdamaian, dan kerukunan hidup beragama, dan penguatan takwa kepada Allah. Dan bertakwalah kepada Allah, wahai seluruh umat dengan menjaga kesinambungan iman dan ibadah, serta amal saleh, yang kepada-Nya kamu akan dikumpulkan kembali pada hari kiamat untuk mempertanggung jawabkan hidup di hadapan Allah. 10. Orang beriman dilarang mengadakan pembicaraan rahasia karena pembicaraan rahasia itu karakter setan dalam menghasut manusia membangkitkan permusuhan dan kebencian. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu termasuk perbuatan setan dalam membujuk manusia mengikuti strateginya: berpaling dari Allah, mengikuti dorongan rendah dan membawa manusia kepada jurang kemaksiatan agar orang-orang beriman itu setelah tertipu strategi setan menyesal dan bersedih hati, sedang pembicaraan rahasia itu tidaklah memberi bencana sedikit pun kepada mereka, orang-orang beriman, kecuali dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal, menyerahkan hidup dan kehidupannya lahir batin setelah merencanakan secara optimal dan berusaha secara maksimal.
Al-Mujadilah Ayat 9 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mujadilah Ayat 9, Makna Al-Mujadilah Ayat 9, Terjemahan Tafsir Al-Mujadilah Ayat 9, Al-Mujadilah Ayat 9 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mujadilah Ayat 9
Tafsir Surat Al-Mujadilah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)