{57} Al-Hadid / الحديد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحشر / Al-Hasyr {59} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mujadilah المجادلة (Wanita Yang Mengajukan Gugatan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 58 Tafsir ayat Ke 18.
يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ ۖ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَىٰ شَيْءٍ ۚ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ ﴿١٨﴾
yauma yab’aṡuhumullāhu jamī’an fa yaḥlifụna lahụ kamā yaḥlifụna lakum wa yaḥsabụna annahum ‘alā syaī`, alā innahum humul-kāżibụn
QS. Al-Mujadilah [58] : 18
(Ingatlah) pada hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah, lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa mereka orang-orang pendusta.
Pada hari kiamat Allah akan membangkitkan mereka (orang-orang munafik) semua dari kuburan-kuburan mereka dalam keadaan hidup. Ketika dibangkitkan, mereka pun bersumpah bahwa mereka adalah orang-orang beriman, sebagaimana mereka telah bersumpah pada kalianwahai orang-orang berimanketika di dunia. Mereka mengira bahwa hal tersebut dapat bermanfaat di sisi Allah, sebagaimana mereka mendapat manfaat dari orang-orang beriman ketika di dunia. Maka ketahuilah, bahwa mereka benar-benar melampaui batas dalam kedustaan dari pada kaum yang lain.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah. (Al-Mujadilah: 18)
Yakni Allah menghimpunkan mereka semuanya di hari kiamat tanpa ada seorang pun yang tertinggal.
lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). (Al-Mujadilah: 18)
Mereka bersumpah kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bahwasanya diri mereka benar berada pada jalan petunjuk dan istiqamah, sebagaimana sumpah mereka kepada manusia ketika di dunia. Karena sesungguhnya barang siapa yang hidup dengan berpegangan pada sesuatu, maka matinya pun ia berpegang pada sesuatu itu; begitu pula saat ia dibangkitkan. Mereka mengira bahwa hal tersebut dapat memberi manfaat bagi mereka di sisi Allah, sebagaimana dapat memberi manfaat bagi mereka di mata manusia. Mereka hanya berpegang kepada hal-hal yang lahiriah. Karena itulah dafam firman berikutnya disebutkan:
dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). (Al-Mujadilah: 18)
Yakni sumpah mereka yang demikian itu kepada Tuhan mereka dapat memberi suatu manfaat bagi diri mereka. Maka dalam firman berikutnya dugaan mereka itu dibantah oleh firman-Nya:
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (Al-Mujadilah: 18)
Kalimat berita ini menguatkan bahwa mereka benar-benar dusta dalam sumpahnya itu.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Nafil, telah menceritakan kepada kami Zuhair, dari Sammak ibnu Harb, telah menceritakan kepadaku Sa’id ibnu Jubair, bahwa Ibnu Abbas pernah bercerita kepadanya bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika berada di bawah naungan salah satu dari rumahnya, yang saat itu di hadapan beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ terdapat beberapa orang muslim, sedangkan bayangan rumah telah surut dari mereka, maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya akan datang kepada kamu seorang manusia yang melihat dengan kedua mata setan. Maka apabila dia datang kepadamu, janganlah kamu berbicara dengannya. Tidak lama kemudian datanglah seorang lelaki yang bermata biru, lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memanggilnya dan mengajaknya bicara seraya bertanya, “Mengapa kamu mencaci aku dan juga si Fulan dan si Fulan,” dengan menyebut nama beberapa orang lainnya. Lalu lelaki itu pergi dan memanggil mereka yang disebutkan namanya oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, kemudian mereka datang dan bersumpah kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ serta meminta maaf kepadanya. Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan orang musyrik) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa sesungguhnya mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (Al-Mujadilah: 18)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad melalui dua jalur dari Sammak dengan sanad yang sama.
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Muhammad ibnul Musanna, dari Gundar, dari Syu’bah, dari Sammak dengan sanad dan lafaz yang semisal.
Ibnu Jarir telah mengetengahkannya pula melalui hadis Sufyan As-Sauri, dari Sammak dengan lafaz yang semisal, sanadnya jayyid, tetapi mereka (Ahlus Sunan) tidak ada yang mengetengahkannya.
Keadaan mereka sama dengan apa yang diceritakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengenai perihal orang-orang musyrik melalui firman-Nya:
Kemudian tiadalah fitnah mereka, kecuali mengatakan, “Demi Allah, Tuhan kami, tiadalah kami mempersekutukan Allah.” Lihatlah bagaimana mereka telah berdusta terhadap diri mereka sendiri dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. (Al-An’am: 23-24)
Siapa pun yang hidup di atas sesuatu, ia akan meninggal dunia di atas sesuatu itu. Karena ketika di dunia orang-orang munafik menipu kaum Mukminin dengan bersumpah bahwa mereka adalah orang-orang Mukmin, maka pada Hari Kiamat Allah جَلَّ جَلالُهُ membangkitkan mereka semua, dan orang-orang munafik pun bersumpah seperti yang mereka lakukan (di dunia) kepada orang-orang Mukmin. Mereka mengira dengan sumpah itu أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ “mereka akan memperoleh suatu (manfaat).” Karena kekufuran, kemunafikan, dan keyakinan-keyakinan batil mereka itu menancap di benak mereka sedikit demi sedikit sehingga mereka pun tertipu dan mengira bahwa mereka akan memperoleh suatu manfaat dan pahala. Mereka berdusta dalam hal itu dan sebagaimana diketahui bahwa dusta itu tidak berlaku bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata.
Pada hari kiamat nanti, ketika mereka semua, orang-orang munafik, dibangkitkan Allah dari alam kubur menuju mahsyar, lalu mereka bersumpah kepada-Nya bahwa mereka orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan rasul-Nya, bukan orang-orang kafir, sebagaimana mereka bersumpah kepadamu di dunia bahwa mereka orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan rasul-Nya, padahal sumpah mereka itu atas kebohongan, yakni bersumpah beriman, padahal sejatinya tidak beriman; dan mereka menyangka bahwa mereka dengan bersumpah palsu itu akan memperoleh sesuatu manfaat, dikeluarkan dari neraka. Ketahuilah, bahwa mereka orang-orang pendusta baik di dunia di hadapan rasulullah maupun di akhirat di hadapan Allah. 19. Orang-orang munafik itu menjadi pendusta karena diri mereka sepenuhnya dikendalikan iblis. Setan telah menguasai diri, pikiran, perasaan, dan ruhani mereka, sehingga cahaya Allah terhalang masuk ke dalam pikiran, perasaan, dan ruhani mereka itu. Lalu setan dengan cerdik menghadang dari depan, belakang, kanan, dan kiri, serta menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan, yaitu manusia yang akal dan nuraninya dikuasai setan. Ketahuilah dengan perenungan yang mendalam bahwa golongan setan itulah golongan yang rugi, karena akal sehat dan nuraninya yang jernih tidak digunakan untuk berpikir secara mendalam, masuk akal dan sistematis dalam menyikapi ajaran Allah sehingga akal dan hati mereka tertutup dari iman.
Al-Mujadilah Ayat 18 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mujadilah Ayat 18, Makna Al-Mujadilah Ayat 18, Terjemahan Tafsir Al-Mujadilah Ayat 18, Al-Mujadilah Ayat 18 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mujadilah Ayat 18
Tafsir Surat Al-Mujadilah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)