{59} Al-Hasyr / الحشر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الصف / As-Shaff {61} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Mumtahanah الممتحنة (Wanita Yang Diuji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 60 Tafsir ayat Ke 7.
۞ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً ۚ وَاللَّهُ قَدِيرٌ ۚ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ ﴿٧﴾
‘asallāhu ay yaj’ala bainakum wa bainallażīna ‘ādaitum min-hum mawaddah, wallāhu qadīrun, wallāhu gafụrur raḥīm
QS. Al-Mumtahanah [60] : 7
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang di antara kamu dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka. Allah Mahakuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.
Semoga Allah menciptakan kasih sayang antara kalian, wahai orang-orang mukmin, dengan sanak kerabat kalian yang musyrik yang kalian musuhi. Setelah kebencian itu (hilang) semoga Allah melembutkan hati mereka yang keras dengan masuk ke dalam Islam. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan Maha Pengampun serta Maha Penyayang bagi hamba-hamba-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada hamba-hamba-Nya yang beriman sesudah memerintahkan mereka agar memusuhi orang-orang kafir.
Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. (Al-Mumtahanah: 7)
Yakni rasa kasih sayang sesudah kebencian, dan rasa simpati sesudah antipati, dan kerukunan sesudah berpecah belah.
Dan Allah adalah Mahakuasa. (Al-Mumtahanah: 7)
Yakni atas semua yang dikehendaki-Nya seperti menyatukan di antara berbagai hal yang bertentangan, berbeda, dan bertolak belakang. Maka Dia menjadikan hati mereka menjadi rukun sesudah permusuhan dan kekerasan, sehingga jadilah mereka bersatu dan hidup dengan rukun, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya mengenai anugerah yang telah diberikan-Nya kepada orang-orang Ansar:
dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu darinya. (Ali Imran: 103), hingga akhir ayat.
Hal yang sama dikatakan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melalui sabdanya:
Bukankah aku menjumpai kalian dalam keadaan sesat, lalu Allah memberi kalian petunjuk dengan melaluiku, dan dahulu kalian dalam keadaan berpecah belah, lalu Allah merukunkan kalian dengan melaluiku?
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin, dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Al-Anfal: 62-63)
Di dalam sebuah hadis disebutkan:
Cintailah kekasihmu sedang-sedang saja, karena barangkali dia akan menjadi musuhmu di suatu hari. Dan bencilah musuhmu biasa-biasa saja karena barangkali di suatu hari dia akan menjadi kekasihmu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Mumtahanah: 7)
Yaitu mengampuni kekufuran orang-orang yang kafir bilamana mereka bertobat dari kekafirannya, lalu kembali ke jalan Allah dan berserah diri kepada-Nya, dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada semua orang yang bertobat kepada-Nya dari dosa apa pun.
Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa sesungguhnya ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Sufyan alias Sakhr ibnu Harb, karena sesungguhnya Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengawini putrinya, maka hal inilah yang menjadi penyebab terjalinnya kasih sayang antara Abu Sufyan dan beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Tetapi pendapat yang dikemukakan oleh Muqatil ini masih perlu diteliti, mengingat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengawini Ummu Habibah binti Abu Sufyan sebelum penaklukan kota Mekah, sedangkan Abu Sufyan baru masuk Islam hanyalah sesudah malam penaklukan Mekah, tanpa ada seorang ulama pun yang memperselisihkannya.
Pendapat yang lebih baik adalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim yang mengatakan bahwa telah membacakan kepadaku Muhammad ibnu Aziz, telah menceritakan kepadaku Salamah, telah menceritakan kepadaku Aqil, telah menceritakan kepadaku Ibnu Syihab, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengangkat Abu Sufyan alias Sakhr ibnu Harb sebagai ‘amil untuk sebagian negeri Yaman. Ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ wafat, ia datang, dan di tengah jalan bersua dengan Zul Khimar yang murtad. Maka Abu Sufyan memeranginya, dan dia adalah seorang yang mula-mula berperang melawan orang-orang yang murtad dan berjihad membela agama Islam. Ibnu Syihab mengatakan bahwa Abu Sufyan termasuk orang yang berkenaan dengan turunnya firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan: Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. (Al-Mumtahanah: 7), hingga akhir ayat.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan dari Ibnu Abbas, bahwa Abu Sufyan pernah berkata, “Wahai Rasulullah, berikanlah kepadaku tiga perkara.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya.” Abu Sufyan berkata, “Perintahkanlah kepadaku untuk memerangi orang-orang kafir, sebagaimana aku dahulu memerangi kaum muslim.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya.” Abu Sufyan berkata, “Kumohon engkau jadikan Mu’awiyah sebagai juru tulismu.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya.” Abu Sufyan berkata, “Aku mempunyai anak perempuan yang merupakan wanita Arab yang paling cantik dan paling baik, yaitu Ummu Habibah binti Abu Sufyan. Sekarang kunikahkan engkau dengannya,” hingga akhir hadis.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa permusuhan yang diperintahkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada orang-orang yang beriman terhadap orang-orang musyrik serta diperintahkan agar dilakukan ini adalah selama mereka berada di dalam kesyirikan dan kekufuran. Jika mereka beriman, hukum pun berubah sesuai penyebabnya; maksudnya, rasa cinta dengan didasari keimanan kembali. Karena itu, janganlah kalian wahai orang-orang yang beriman berputus asa untuk menyeru mereka kembali pada keimanan, عَسَى اللَّهُ أَنْ يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُمْ مِنْهُمْ مَوَدَّةً “mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka,” yang disebabkan oleh kembalinya mereka pada keimanan. وَاللَّهُ قَدِيرٌ “dan Allah Mahakuasa” atas segala sesuatu, yang di antaranya adalah memberikan petunjuk pada hati dan merubah-rubahnya dari satu kondisi ke kondisi lain. وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ “Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Tidak ada dosa yang karena besarnya membuatNya tidak memberi ampunan dan tidak ada aib yang karena beratnya membuatNya tidak menutupinya.
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيم
“Katakanlah, ‘Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (QS. Az-Zumar: 53).
Dalam ayat ini terdapat kabar gembira islamnya sebagian orang-orang musyrik yang pada saat itu memusuhi orang-orang Mukmin. Hal itu terjadi. Segala puji dan karunia hanya bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ semata.
Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang beriman menaruh harapan kepada Allah untuk mengubah kebencian dengan kasih sayang. Mudah-Mudahan Allah menimbulkan kasih sayang yang tulus dan bersemi di antara kamu, orang-orang beriman dengan orang-orang yang pernah kamu musuhi di antara mereka, orang-orang kafir. Allah mahakuasa mengubah benci menjadi cinta dan permusuhan menjadi persahabatan. Dan Allah maha pengampun kepada yang tobat dari dosa-dosanya, maha penyayang kepada hamba yang taat kepada-Nya. 8. Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil, karena kebaikan dan keadilan itu bersifat universal, kepada orang-orang kafir yang tidak memerangi kamu karena agama dengan menekankan kebebasan dan toleransi beragama; dan tidak mengusir kamu dari kampung halaman kamu, karena kamu beriman kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.
Al-Mumtahanah Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Mumtahanah Ayat 7, Makna Al-Mumtahanah Ayat 7, Terjemahan Tafsir Al-Mumtahanah Ayat 7, Al-Mumtahanah Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Mumtahanah Ayat 7
Tafsir Surat Al-Mumtahanah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)