{61} As-Shaff / الصف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المنافقون / Al-Munafiqun {63} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah الجمعة (Hari Jum’at) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 62 Tafsir ayat Ke 7.
وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ ﴿٧﴾
wa lā yatamannaunahū abadam bimā qaddamat aidīhim, wallāhu ‘alīmum biẓ-ẓālimīn
QS. Al-Jumu’ah [62] : 7
Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang zalim.
Mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya karena mereka lebih mengutamakan kehidupan dunia dibandingkan akhirat. Mereka takut akan siksa Allah karena kekufuran dan perbuatan buruk mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui orang-orang zalim, tidak ada satu pun kezaliman mereka yang tersembunyi dari pengawasan-Nya.
Dan dalam firman berikutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjawab:
Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. (Al-Jumu’ah: 7)
Yaitu disebabkan kekafiran, perbuatan aniaya, dan perbuatan durhaka yang mereka kerjakan untuk diri mereka sendiri.
Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim. (Al-Jumu’ah: 7)
Dalam pembahasan yang lalu —dalam tafsir surat Al-Baqarah— telah kami jelaskan tentang mubahalah yang diajukan terhadap orang-orang Yahudi, yaitu melalui firman-Nya:
Katakanlah, “Jika kamu (menganggap bahwa) kampung akhirat (surga) itu khusus untukmu di sisi Allah, bukan untuk orang lain, maka inginilah kematian(mu), jika kamu memang benar.” Dan sekali-kali mereka tidak akan mengingini kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri). Dan Allah Maha Mengetahui siapa orang-orang yang aniaya. Dan sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling tamak kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih tamak lagi) daripada orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari siksa. Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Al-Baqarah: 94-96)
Telah kami bahas dan kami jelaskan pula dalam tafsir ayat di atas, bahwa makna yang dimaksud ialah mereka diminta untuk melakukan sumpah dengan musuh mereka bahwa siapa yang sesat dari mereka semoga ditimpa oleh laknat Allah; apakah diri mereka ataukah musuh mereka.
Sebagaimana telah disebutkan pula dalam pembahasan mubahalah terhadap orang-orang Nasrani dalam surat Ali Imran melalui firman-Nya:
Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan) kamu, maka katakanlah (kepadanya), “Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (Ali Imran: 61)
Dan mubahalah terhadap orang-orang musyrik dalam surat Maryam melalui firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Barang siapa yang berada di dalam kesesalan, maka biarlah Tuhan yang Maha Pemurah memperpanjang tempo baginya.” (Maryam: 75)
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Yazid Az-Zurqi, telah menceritakan kepada kami Abu Yazid, telah menceritakan kepada kami Furat, dari Abdul Karim ibnu Malik Al-Jazari, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Abu Jahal la’natullah pernah mengatakan bahwa sesungguhnya jika ia melihat Muhammad di dekat Ka’bah, maka ia benar-benar akan mendatanginya dan menginjak lehernya (bila Muhammad) sedang salat. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Seandainya dia benar-benar melakukannya, niscaya malaikat akan menyambarnya secara terang-terangan. Dan seandainya orang-orang Yahudi mau mengharapkan kematian (diri mereka), niscaya mereka semuanya mati, lalu mereka akan melihat tempat kediaman mereka di neraka. Dan seandainya orang-orang yang ber-mubahalah dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mau keluar (untuk ber-mubahalah), tentulah mereka kembali ke tempat mereka tanpa menemukan lagi baik keluarga maupun harta benda mereka.
Imam Bukhari, Imam Turmuzi, dan Imam Nasai meriwayatkan hadis ini melalui Abdur Razzaq, dari Ma’mar, dari Abdul Karim. Imam Bukhari mengatakan bahwa diikuti pula oleh Amr ibnu Khalid, dari Ubaidillah ibnu Amr dari Abdul Karim. Imam Nasai telah meriwayatkannya pula dari Abdur Rahman ibnu Abdullah Al-Halabi, dari Ubaidillah ibnu Amr Ar-Ruqqi dengan sanad yang sama dan lebih sempurna.
Ketika mereka tidak mengharapkan kematian padahal mereka mengetahui hal itu, mereka pun mengetahui bahwa mereka berada di atas kebatilan dan mereka juga mengetahui ketidakbenarannya. Karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَلا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ “Dan mereka tidak akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya, karena kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh tangan mereka (sendiri).” Maksudnya, karena dosa dan kemaksiatan yang membuat mereka merasa takut dari kematian. وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ “Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zhalim.” Tidak mungkin kezhaliman mereka samar bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ sedikit pun.
Namun demikian, mereka tidak mungkin mengharapkan kematian. Dan mereka, tokoh-tokoh yahudi di madinah yang mengaku kekasih Allah tidak akan pernah mengharapkan kematian itu selamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Hal ini karena hati kecil mereka mengakui dirinya salah dan menyadari bahwa kematian akan mengungkapkan siapa yang salah dan siapa yang benar. Dan Allah maha mengetahui pengakuan, perasaan, dan kegelisahan orang-orang yang zalim, yaitu orang-orang yang menganiaya dirinya sendiri dengan berbuat kejahatan, padahal mereka mengetahuinya. 8. Kematian yang tidak diharapkan itu pasti akan datang. Katakanlah, wahai nabi Muhammad kepada para pemuka yahudi di madinah, ‘sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, karena kamu menyadari bahwa kematian akan mengungkapkan siapa yang salah dan siapa yang benar, ia, kematian, meskipun dijauhi pasti menemui kamu, di mana pun kamu berada; kemudian kamu, melalui pintu kematian, akan dikembalikan kepada Allah untuk mempertanggung-jawabkan semua perbuatan selama hidup di dunia. Dia yang maha mengetahui yang gaib, yang tidak terlihat, dan yang nyata, yang kasat mata; lalu dia akan memberitahukan kepada kamu dengan lengkap dan menyeluruh apa yang telah kamu kerjakan, baik kejahatan maupun kebaikan. ‘.
Al-Jumu’ah Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Jumu’ah Ayat 7, Makna Al-Jumu’ah Ayat 7, Terjemahan Tafsir Al-Jumu’ah Ayat 7, Al-Jumu’ah Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Jumu’ah Ayat 7
Tafsir Surat Al-Jumu’ah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)