{61} As-Shaff / الصف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المنافقون / Al-Munafiqun {63} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah الجمعة (Hari Jum’at) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 62 Tafsir ayat Ke 11.
وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَائِمًا ۚ قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ ۚ وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ ﴿١١﴾
wa iżā ra`au tijāratan au lahwaninfaḍḍū ilaihā wa tarakụka qā`imā, qul mā ‘indallāhi khairum minal-lahwi wa minat-tijārah, wallāhu khairur-rāziqīn
QS. Al-Jumu’ah [62] : 11
Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya dan mereka tinggalkan engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah, “Apa yang ada di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perdagangan,” dan Allah pemberi rezeki yang terbaik.
Wahai Nabi, apabila sebagian kaum muslimin melihat perniagaan atau sesuatu berupa keuntungan dunia dan perhiasannya, mereka berhamburan menuju padanya sehingga meninggalkanmu berdiri sendiri berkhutbah di atas mimbar. Katakanlah kepada mereka, “Apa yang ada di sisi Allah berupa pahala dan kenikmatan lebih bermanfaat bagi kalian dibandingkan kelalaian dan keuntungan perniagaan. Hanya Allah sebaik-baiknya pemberi rezeki dan karunia, mintalah dari-Nya. Mohonlah pertolongan dengan ketaatan kepada-Nya untuk mendapatkan yang ada di sisi-Nya, yaitu kebaikan di dunia dan di akhirat.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengecam orang-orang yang bubar meninggalkan khotbah Jumat karena menuju ke tempat perniagaan yang baru tiba di Madinah di masa itu. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). (Al-Jumu’ah: 11)
Maksudnya, pergi meninggalkanmu yang sedang berkhotbah di atas mimbar. Demikianlah menurut takwil yangdikemukakan oleh paratabi’in yang bukan hanya seorang, yang antara lain ialah Abul Aliyah, Al-Hasan, Zaid ibnu Aslam, dan Qatadah.
Muqatil ibnu Hayyan menduga bahwa barang dagangan tersebut adalah milik Dihyah ibnu Khalifah sebelum dia masuk Islam, dia memakai genderang dalam menjajakan barang dagangannya, akhirnya mereka bubar menuju ke tempat perniagaan itu dan meninggalkan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang sedang berkhotbah di atas mimbarnya, terkecuali sebagian kecil dari mereka yang tidak terpengaruh. Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah hadis yang menceritakannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris, dari Husain, dari Salim ibnu Abul, Ja’d, dari Jabir yang mengatakan bahwa iringan kafilah perniagaan datang ke Madinah di saat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang berkhotbah, maka orang-orang pun bubar menuju ke arahnya dan yang tersisa hanyalah dua belas orang lelaki yang tetap di tempatnya. Maka turunlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya. (Al-Jumu’ah: 11)
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis yang sama di dalam kitab sahih masing-masing.
Al-Hafiz Abu Ya’la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zakaria ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Hasyim, dari Husain, dari Salim ibnu Abul Ja’d dan Abu Sufyan, dari Jabir ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang berkhotbah Jumat, datanglah iringan kafilah ke Madinah. Maka para sahabat bergegas menuju kepadanya, sehingga tiada yang tertinggal bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ selain dari dua belas orang lelaki. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaanNya, seandainya kalian semua terpengaruh hingga tiada seorang pun dari kalian yang tersisa, niscaya lembah ini akan mengalirkan api membakar kalian semua. Lalu turunlah ayat berikut, yaitu firman-Nya: Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). (Al-Jumu’ah: 11) Jabir ibnu Abdullah melanjutkan, bahwa di antara kedua belas orang yang tetap mendengarkan khotbah Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah Abu Bakar dan Umar r.a.
Di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). (Al-Jumu’ah: 11)
terkandung dalil yang menunjukkan bahwa imam melakukan khotbahnya pada hari Jumat dengan berdiri.
Imam Muslim telah meriwayatkannya di dalam kitab sahihnya melalui Jabir ibnu Samurah yang telah menceritakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melakukan dua khotbah, dan melakukan duduk di antara keduanya. Di dalam khotbahnya beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca Al-Qur’an dan memberikan peringatan kepada manusia.
Akan tetapi, perlu diketahui dalam hal ini bahwa menurut suatu pendapat kisah ini terjadi ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mendahulukan salat Jumat atas khotbahnya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud di dalam Kitabul Marasil-nya. Disebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Mahmud ibnu Khalid, dari Al-Walid, telah menceritakan kepadaku Abu Mu’az Bukair ibnu Ma’ruf, bahwa ia pernah mendengar Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa dahulu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melakukan salat Jumatnya sebelum khotbahnya, sama halnya dengan salat dua hari raya. Dan akhirnya pada suatu hari ketika Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang berkhotbah, datanglah seorang lelaki yang masuk ke dalam kumpulan jamaah salat Jumat, lalu ia berkata memberitakan, bahwa sesungguhnya Dihyah ibnu Khalifah telah tiba dengan membawa barang dagangan.
Makna yang dimaksud ialah menganjurkan kepada mereka untuk bubar dan menyambut kafilah tersebut, sehingga tiada yang tersisa kecuali hanya sejumlah kecil saja dari sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Apa yang di sisi Allah.” (Al-Jumu’ah: 11)
Yakni berupa pahala di negeri akhirat nanti.
“adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan, ” dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki. (Al-Jumu’ah: 11)
bagi orang yang bertawakal kepada-Nya dan mencari rezeki tepat pada waktunya. Demikianlah akhir dari tafsir surat Al-Jumu’ah. Segala puji bagi Allah dan semua karunia dari-Nya, dan hanya kepada-Nya memohon taufik dan pemeliharaan.
Tafsir Ayat:
وَإِذَا رَأَوْا تِجَارَةً أَوْ لَهْوًا انْفَضُّوا إِلَيْهَا “Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya,” maksudnya, mereka keluar dari masjid karena amat menginginkan sesuatu yang melalaikan itu dan karena perdagangan itu dengan meninggalkan kebaikan, وَتَرَكُوكَ قَائِمًا “dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhutbah),” yakni ketika engkau sedang berkhutbah di hadapan banyak orang. Peristiwa ini terjadi pada Hari Jum’at ketika Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tengah berkhutbah di hadapan orang-orang, datanglah kafilah perdagangan di kota Madinah. Ketika orang-orang yang berada di masjid mendengar kedatangan kafilah itu, mereka pun pergi meninggalkan masjid dan meninggalkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika sedang berkhutbah, karena bersegera ingin mendapatkan sesuatu yang tidak pantas mereka lakukan serta tidak beradab. قُلْ مَا عِنْدَ اللَّهِ “Katakanlah, ‘Apa yang di sisi Allah’,” berupa pahala bagi orang yang konsisten dalam kebaikan serta menyabarkan dirinya dalam menyembah Allah جَلَّ جَلالُهُ, خَيْرٌ مِنَ اللَّهْوِ وَمِنَ التِّجَارَةِ “adalah lebih baik daripada permainan dan perniagaan,” yang meski sebagian tujuannya terpenuhi tapi itu hanya sedikit dan membuat orang tidak mendapatkan pahala akhirat. Bersabar dalam melakukan ketaatan tidak menye-babkan orang tidak kebagian rizki, وَاللَّهُ خَيْرُ الرَّازِقِينَ “dan Allah sebaik-baik Pemberi rizki.” Siapa pun yang bertakwa pada Allah جَلَّ جَلالُهُ akan diberi rizki dari arah yang tidak diduga-duga.
Terdapat beberapa inti sari dari ayat-ayat di atas;
Pertama, Shalat Jum’at adalah kewajiban seluruh orang-orang Mukmin laki-laki. Mereka wajib bersegera menunaikan serta mem-perhatikannya.
Kedua, dua khutbah pada Hari Jum’at adalah wajib dan wajib dihadiri. Karena kata اَلذِّكْرُ (mengingat) dalam ayat di atas ditafsirkan sebagai dua khutbah. Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan agar orang-orang yang beriman datang segera untuk mendengarkannya.
Ketiga, disyariatkan serta diperintahkannya adzan Jum’at.
Keempat, larangan dan haramnya berjual beli setelah adzan Jum’at (berkumandang) karena hal itu bisa melalaikan kewajiban dan mempersibuk diri sehingga tidak bisa menunaikannya. Hal itu menunjukkan, bahwa segala sesuatu meski asalnya mubah yang jika dilakukan bisa melalaikan dari kewajiban, maka sesuatu itu tidak boleh dilakukan pada waktu itu.
Kelima, perintah untuk mendatangi dua khutbah Jum’at dan celaan bagi orang yang tidak mendatanginya. Termasuk wajib dalam hal ini adalah diam mendengarkan dua khutbah.
Keenam, seseorang yang hendak menghadiri ibadah pada waktu jiwanya mendorong agar mendatangi pekerjaan-pekerjaan yang melalaikan, perdagangan dan kepentingan-kepentingan hawa nafsu harus mengingat kebaikan-kebaikan di sisi Allah جَلَّ جَلالُهُ dan harus lebih mengedepankan ridha Allah جَلَّ جَلالُهُ daripada hawa nafsunya.
Selesai tafsir Surat al-Jumu’ah berkat karunia dan pertolongan Allah جَلَّ جَلالُهُ. Segala puji bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ semata, Rabb semesta alam.
Ayat sebelumnya mengingatkan orang-orang beriman agar kembali bekerja mencari rezeki yang halal apabila sudah melaksanakan salat Jumat. Ayat ini menegur kaum muslim yang meninggalkan Rasulullah ketika sedang menyampaikan khutbah Jumat untuk berburu barang dagangan. Dan apabila mereka, orang-orang beriman yang sedang menyimak khutbah Jum’at, melihat perdagangan, kafilah dagang yang membawa barang-barang berharga tiba di Madinah atau permainan, hiburan musik dan tari yang diselenggarakan guna menyambut kafilah dagang yang baru tiba dari Syam, mereka, sebagian besar orang-orang yang sedang menyimak khutbah Jumat itu, segera menuju kepadanya, ke tempat kafilah dagang dan hiburan itu; dan mereka meninggalkan engkau Muhammad yang sedang berdiri, menyampaikan khutbah Jumat. Katakanlah, wahai Muhammad kepada mereka, ?Apa yang ada di sisi Allah, kenikmatan surga yang diberikan kepada orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya lebih baik daripada permainan, hiburan, musik dan tari, dan perdagangan barang-barang berharga yang dicari dan disukai manusia.? Dan Allah pemberi rezeki yang terbaik kepada setiap manusia. 1. Apabila orang-orang munafik di Madinah datang kepadamu Muhammad, lalu mereka berkata di hadapanmu, ?Kami mengakui bahwa engkau adalah Rasul Allah,? untuk menunjukkan bahwa mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, maka janganlah engkau percaya terhadap ucapan mereka. Dan sebaliknya yakinlah, Allah mengetahui bahwa engkau benar-benar Rasul-Nya dengan menurunkan wahyu dan melindungimu; dan Allah menyaksikan dengan menunjukkan bukti kepada kamu bahwa orang-orang munafik itu benar-benar pendusta tentang pengakuannya bahwa mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Al-Jumu’ah Ayat 11 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Jumu’ah Ayat 11, Makna Al-Jumu’ah Ayat 11, Terjemahan Tafsir Al-Jumu’ah Ayat 11, Al-Jumu’ah Ayat 11 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Jumu’ah Ayat 11
Tafsir Surat Al-Jumu’ah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)