{62} Al-Jumu’ah / الجمعة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التغابن / At-Taghabun {64} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Munafiqun المنافقون (Orang-Orang Yang Munafik) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 63 Tafsir ayat Ke 4.
۞ وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ ﴿٤﴾
wa iżā ra`aitahum tu’jibuka ajsāmuhum, wa iy yaqụlụ tasma’ liqaulihim, ka`annahum khusyubum musannadah, yaḥsabụna kulla ṣaiḥatin ‘alaihim, humul-‘aduwwu faḥżar-hum, qātalahumullāhu annā yu`fakụn
QS. Al-Munafiqun [63] : 4
Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur-katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)?
Apabila engkau melihat orang-orang munafik itu, engkau akan takjub dengan rupa dan penampilan mereka. Jika mereka berbicara,engkau akan tertarik mendengar pembicaraan mereka karena lisan mereka yang fasih. Padahal, hati mereka kosong dari iman dan akal mereka kosong dari pemahaman dan ilmu yang bermanfaat. Mereka itu Ibarat kayu yang tersandar di dinding. Tidak ada kehidupan di dalamnya. Mereka menyangka setiap teriakan ditujukan kepada mereka dan membahayakan mereka karena mereka mengetahui hakikat keadaan mereka sendiri. Itu terjadi karena ketakutan mereka sangat besar. Hati mereka sangat tercekam. Mereka itulah musuhmu yang sebenarnya dan musuh orang-orang beriman. Berhati-hatilah, Allah akan menghinakan dan mengusir mereka dari rahmat-Nya. Perhatikan bagaimana mereka akan berpaling dari kebenaran menuju kemunafikan dan kesesatan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. (Al-Munafiqun: 4)
Mereka memiliki penampilan yang baik-baik, pandai berbicara, dan berlisan fasih. Apabila perkataan mereka didengar, maka pendengarnya akan terpesona oleh perkataan mereka yang berparamasastra. Padahal kenyataannya hati mereka sangat lemah, rapuh, mudah sok, penakut, dan pengecut. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. (Al-Munafiqun: 4)
Yakni manakala terjadi suatu peristiwa atau suatu kejadian atau hal yang menakutkan, maka mereka berkeyakinan bahwa hal itu akan menimpa diri mereka, hal ini disebabkan hati mereka yang pengecut lagi penakut. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka bakhil terhadapmu, apabila datang ketakutan (bahaya), kamu lihat mereka itu memandang kepadamu dengan mata yang terbalik-balik seperti orang yang pingsan karena akan mati; dan apabila ketakutan telah hilang, mereka mencaci kamu dengan lidah yang tajam, sedangkan mereka bakhil untuk berbuat kebaikan. Mereka itu tidak beriman, maka Allah menghapuskan (pahala) amalnya. Dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Ahzab: 19)
Mereka adalah orang-orang yang berpenampilan saja, tetapi dalamnya kosong sama sekali. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (Al-Munafiqun: 4)
Yaitu bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari petunjuk kepada kesesatan?
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Abdul Malik ibnu Qudamah Al-Jumahi, dari Ishaq ibnu Bukair ibnu Abul Furat, dari Sa’id ibnu Sa’id Al-Maqbari, dari ayahnya, dari Abu Hurairah r.a., bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya orang-orang munafik itu mempunyai ciri-ciri khas yang dapat diketahui, yaitu salam penghormatan mereka berupa laknat, makanan mereka adalah hasil rampokan, dan ganimah mereka adalah hasil penggelapan (korupsi). Mereka tidak mendekati masjid-masjid melainkan menjauhinya, dan mereka tidak mendatangi salat kecuali paling belakang. Mereka bersikap sombong, tidak bersikap rukun dan tidak pula bersikap simpatik. Mereka di malam hari bagaikan kayu (yang tersandar) dan di siang hari gaduh.
Menurut Yazid ibnu Murrah, mereka di siang hari sangat ribut.
Tafsir Ayat:
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum,” karena kekar dan kuatnya, وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ “dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka,” maksudnya, karena kepandaian mereka dalam berbicara, engkau merasa enak mendengar perkataan mereka. Perkataan dan penampilan tubuh mereka membuat kalian kagum. Tapi di balik itu tidak ada akhlak baik dan petunjuk baik sama sekali, karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ “Mereka seakan-akan kayu yang tersandar,” yang tidak ada manfaatnya dan hanya menimbulkan mudarat. يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ “Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.” Hal itu disebabkan karena sifat pengecut, takut, lemah dan ragunya hati mereka, mereka khawatir rahasia mereka terbongkar. Mereka itu adalah الْعَدُوُّ “musuh” yang sebenarnya, karena musuh yang nampak dan bisa dibedakan itu lebih ringan daripada musuh yang tidak dapat di-rasakan keberadaannya. Musuh semacam ini adalah penipu dan pembuat makar. Ia mengira sebagai penolong padahal ia adalah musuh yang nyata. فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ “Maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran).” Maksudnya bagaimanakah mereka bisa dipalingkan dari agama Islam setelah bukti-bukti nyata kokoh, setelah tanda-tandanya tegas terhadap kekafiran yang hanya membuahkan kerugian dan kesengsaraan bagi mereka.
Dan apabila engkau, nabi Muhammad, melihat mereka secara lahiriah, tubuh mereka akan mengagumkanmu, karena penampilan mereka menarik. Dan jika mereka berkata tentang agama dan kemasyarakatan, engkau akan mendengarkan tutur-katanya baik dan benar seperti orang bijak. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar, benda yang memiliki bentuk, tetapi tak bernyawa, penampilan mereka menarik dan pandai berorasi, tetapi otak mereka kosong tidak dapat memahami kebenaran. Mereka mengira bahwa setiap teriakan, yakni ungkapan amar makruf dan nahi mungkar yang diucapkan rasulullah dan para sahabat, ditujukan kepada mereka, karena hati kecil mereka merasa dan menyadari kesalahan mereka. Mereka itulah musuh yang sebenarnya, jika topeng mereka dibuka. Maka waspadalah terhadap mereka, wahai nabi dan orang-orang beriman; Allah membinasakan mereka di dunia melalui tanganmu dan di akhirat dengan dimasukkan ke dalam neraka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan dari iman, padahal mereka menyaksikan turunnya Al-Qur’an kepada nabi’5. Ayat ini menjelaskan penolakan orang-orang munafik, apabila diajak beriman dan memohon ampun kepada Allah. Dan apabila dikatakan kepada mereka dalam berbagai kesempatan, ‘marilah beriman kepada Allah dan rasul-Nya, agar rasulullah memohonkan ampunan bagimu dari segala kesalahan kamu, ‘ mereka membuang muka, karena keengganan mereka untuk beriman; dan engkau lihat mereka berpaling dari ajakanmu dengan menyombongkan diri, karena merasa dirinya hebat.
Al-Munafiqun Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Munafiqun Ayat 4, Makna Al-Munafiqun Ayat 4, Terjemahan Tafsir Al-Munafiqun Ayat 4, Al-Munafiqun Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Munafiqun Ayat 4
Tafsir Surat Al-Munafiqun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)