{63} Al-Munafiqun / المنافقون | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الطلاق / At-Thalaq {65} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taghabun التغابن (Hari Dinampakkan Kesalahan-Kesalahan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 64 Tafsir ayat Ke 13.
اللَّهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ ﴿١٣﴾
allāhu lā ilāha illā huw, wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn
QS. At-Taghabun [64] : 13
(Dialah) Allah, tidak ada tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah.
Allah semata, tidak ada yang pantas untuk disembah selain-Nya. Hendaklah orang-orang mukmin bersandar kepada Allah dengan mengesakan-Nya dalam setiap perkara.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitakan bahwa Dia adalah Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
(Dialah) Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah saja. (At-Taghabun: 13)
Bagian pertama dari ayat ini merupakan kalimat berita yang memberitakan tentang keesaan Allah, tetapi makna yang dimaksud ialah kalimat perintah yakni ‘esakanlah penyembahan itu hanya bagi-Nya, dan ikhlaskanlah ketaatan itu hanya kepada-Nya, kemudian bertawakallah kamu kepada-Nya (bagian terakhir dari ayat ini)’. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
(Dialah) Tuhan masyriq dan magrib (timur dan barat), tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, maka jadikanlah Dia sebagai pelindung. (Al-Muzzammil: 9)
Tafsir Ayat:
اللَّهُ “(Dia-lah) Allah,” Yang لا إِلَهَ إِلا هُوَ “tidak ada tuhan yang berhak disembah melainkan Dia.” Maksudnya, Dia-lah yang berhak disembah dan dituhankan. Semua sesembahan selainNya adalah batil. وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ “Dan hendaklah orang-orang yang Mukmin bertawakal kepada Allah saja.” Maksudnya, hendaklah orang-orang yang beriman bergantung pada Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam segala hal yang menimpa mereka dan apa pun yang ingin mereka lakukan, karena tidak ada satu pun hal yang berlaku kecuali atas izin Allah جَلَّ جَلالُهُ dan tidak ada cara untuk itu kecuali dengan bergantung pada Allah جَلَّ جَلالُهُ. Ketergantungan seseorang terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak berlaku secara sempurna hingga ia memperbaiki sangkaannya terhadap Rabbnya serta percaya sepenuh hati bahwa Allahlah yang akan mencukupi urusan yang disandarkan padaNya. Ukuran lemah dan kuatnya tawakal seorang hamba ditentukan oleh kadar keimanannya.
Yaitu ajaran bahwa sesungguhnya dialah Allah, tidak ada tuhan selain dia yang menciptakan makhluk dan mengaturnya. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakal kepada Allah dalam segala keadaan. 14. Setelah diperintahkan untuk bertawakal kepada Allah, pada ayat ini orang-orang beriman diperingatkan tentang istri dan anak-anak mereka. Wahai orang-orang yang beriman! hendaknya kamu waspada. Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu dunia-akhirat. Kadang-kadang istri dapat menjerumuskan suami dan anak-anak dapat mencelakakan bapaknya untuk melakukan perbuatan yang tidak dibenarkan oleh agama. Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dengan mengawasi dan menanamkan pendidikan agama kepada mereka; dan jika kamu memaafkan mereka ketika mereka melakukan kesalahan; dan kamu menyantuni mereka dengan sikap yang lembut, serta memohonkan ampun kepada Allah untuk mereka, maka sungguh, Allah maha pengampun kepada hamba-hamba-Nya, maha penyayang kepada seluruh makhluk-Nya.
At-Taghabun Ayat 13 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taghabun Ayat 13, Makna At-Taghabun Ayat 13, Terjemahan Tafsir At-Taghabun Ayat 13, At-Taghabun Ayat 13 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taghabun Ayat 13
Tafsir Surat At-Taghabun Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)