{65} At-Thalaq / الطلاق | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الملك / Al-Mulk {67} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Tahrim التحريم (Mengharamkan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 66 Tafsir ayat Ke 11.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ ﴿١١﴾
wa ḍaraballāhu maṡalal lillażīna āmanumra`ata fir’aụn, iż qālat rabbibni lī ‘indaka baitan fil-jannati wa najjinī min fir’auna wa ‘amalihī wa najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīn
QS. At-Tahrim [66] : 11
Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, istri Fir‘aun, ketika dia berkata, “Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir‘aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim,”
Dan Allah membuat perumpamaan itu bagi orang yang membenarkan Allah dan rasul-Nya serta orang-orang yang mengamalkan syariat-Nya. Sungguh mereka benar-benar tidak terpengaruh buruk meski berhubungan dengan orang-orang kafir, seperti keadaan istri Firaun yang berada dalam genggaman orang paling kufur kepada Allah, tetapi istrinya tetap beriman kepada Allah. Ketika dia berkata, “Tuhan, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga. Selamatkanlah aku dari kekuasaan dan fitnah Firaun dan dari segala perbuatannya yang buruk. Selamatkanlah aku dari kaum zalim yang mengikutinya dalam kezaliman dan kesesatan.”
Ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk kaum mukmin bahwa tiada membahayakan mereka pergaulan mereka dengan orang-orang kafir, jika mereka mempunyai keperluan dengan orang-orang kafir, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. (Ali Imran: 28)
Qatadah mengatakan bahwa Fir’aun adalah orangyang paling melampaui batas dari kalangan penduduk bumi dan paling kafir di antara mereka.
Tetapi demi Allah, kekafiran suaminya itu tidak membahayakan istrinya karena ia selalu taat kepada Tuhannya, agar mereka mengetahui bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى adalah Hakim Yang Mahaadil, dia tidak menghukum seseorang melainkan karena dosanya sendiri.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Hafs Al-Aili, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, dari Sulaiman At-Taimi, dari Abu Usman An-Nahdi, dari Salman yang menceritakan bahwa istri Fir’aun disiksa di bawah terik matahari; apabila Fir’aun beranjak meninggalkannya, maka para malaikat menaunginya dengan sayap mereka, dan tersebutlah bahwa dalam siksaan yang dialaminya itu ia dapat melihat rumahnya di dalam surga. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ubaid ibnu Muhammad Al-Muharibi, dari Asbat ibnu Muhammad, dari Sulaiman At-Taimi dengan sanad yang sama.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya’qub ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Ibnu Aliyyah, dari Hisyam Ad-Dustuwa-i, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim ibnu Abu Buzah yang mengatakan bahwa istri Fir’aun bertanya, “Siapakah yang menang (dalam pertandingan itu)?” Maka dikatakan kepadanya, “Yang menang adalah Musa dan Harun.” Lalu ia berkata, “Aku beriman kepada Tuhannya Musa dan Harun.” Maka Fir’aun memerintahkan agar istrinya itu ditangkap seraya berpesan kepada para prajuritnya, “Carilah batu besar oleh kalian yang kalian jumpai. Jika dia tetap pada pendapatnya, lemparkanlah batu besar itu kepadanya. Dan jika dia mencabut kembali ucapannya, maka dia tetap menjadi istriku.” Ketika mereka mendatanginya, ia mengarahkan pandangannya ke langit dan dapat melihat calon tempat tinggalnya di surga, maka ia tetap teguh memegang pendapatnya. Kemudian roh di cabut dari jasadnya dan meninggal dengan tenang, lalu batu besar itu ditimpakan di atas tubuhnya yang sudah tidak bernyawa lagi.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menyitir ucapan istri Fir’aun:
Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga. (At-Tahrim: 11)
Menurut para ulama, istri Fir’aun memilih tetangga sebelum memilih rumah. Hal yang semakna telah disebutkan dalam suatu hadis yang berpredikat marfu’.
dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya. (At-Tahrim: 11)
Yakni bebaskanlah aku darinya, karena sesungguhnya aku berlepas diri kepada Engkau dari semua perbuatannya.
dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim. (At-Tahrim: 11)
Wanita ini bernama Asiah binti Muzahim r.a.
Abu Ja’far Ar-Razi telah meriwayatkan dari Ar-Rabi’ ibnu Anas, dari Abul Aliyah yang mengatakan bahwa imannya istri Fir’aun melalui iman istri bendahara Fir’aun. Kisahnya bermula ketika istri bendahara duduk menyisiri rambut anak perempuan Fir’aun, lalu sisir yang digunakannya itu terjatuh, dan ia berkata, “Celakalah orang yang kafir kepada Allah.” Maka anak perempuan Fir’aun bertanya kepadanya, “Apakah engkau punya Tuhan selain ayahku?” Istri bendahara menjawab, “Tuhanku, Tuhan ayahmu dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah.” Maka anak perempuan Fir’aun menamparnya dan memukulnya, lalu ia melaporkan hal itu kepada ayahnya.
Fir’aun memerintahkan agar istri bendahara ditangkap, lalu ia menanyainya, “Apakah engkau menyembah Tuhan lain selain aku?” Istri bendahara menjawab, “Ya. Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah, dan hanya kepada-Nya aku menyembah.” Lalu Fir’aun menyiksanya dengan mengikat kedua tangan dan kedua” kakinya pada pasak-pasak dan melepaskan ular-ular berbisa untuk mengerumuninya. Istri bendahara dalam keadaan demikian hingga pada suatu hari Fir’aun datang dan berkata, “Apakah kamu mau menghentikan keyakinanmu itu?” Tetapi istri bendahara itu justru menjawab, “Tuhanku, Tuhanmu, dan Tuhan segala sesuatu adalah Allah.”
Fir’aun berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku akan menyembelih anak laki-lakimu yang terbesar di hadapanmu jika kamu tidak mau melakukan apa yang kuperintahkan.” Ia menjawab, “Laksanakanlah apa yang ingin engkau putuskan.” Akhirnya Fir’aun menyembelih anak laki-lakinya di hadapannya; dan sesungguhnya roh anak laki-lakinya menyampaikan berita gembira kepadanya dan mengatakan, “Hai Ibu, bergembiralah, sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala anu dan anu.” Akhirnya ia tetap bersabar dan teguh dalam menghadapi siksaan itu.
Di hari yang lain Fir’aun datang, lalu mengatakan hal yang sama seperti sebelumnya, maka ia menjawabnya dengan kata-kata yang sama. Kemudian Fir’aun menyembelih lagi putranya yang lain di hadapannya. Dan roh putranya itu menyampaikan berita gembira pula kepada ibunya seraya berkata, “Hai Ibu, bersabarlah, karena sesungguhnya bagimu di sisi Allah ada pahala yang besar sekali.”
Ternyata istri Fir’aun mendengar pembicaraan roh kedua putra istri bendahara itu, akhirnya ia beriman. Lalu Allah mencabut nyawa istri bendahara Fir’aun itu dan menampakkan pahala dan kedudukannya serta kemuliaannya di sisi Allah di mata istrinya Fir’aun, sehingga keimanan istri Fir’aun bertambah kuat dan begitu pula keyakinannya.
Lalu Allah menampakkan keimanan istri Fir’aun kepada suaminya, maka Fir’aun berkata kepada para pemimpin kaumnya, “Bagaimanakah pengetahuan kalian tentang Asiah binti Muzahim?” Ternyata mereka memujinya. Maka Fir’aun berkata kepada mereka, “Sesungguhnya dia sekarang menyembah selainku.” Mereka berkata kepada Fir’aun, “Kalau begitu, bunuh saja dia.” Maka dibuatkanlah untuknya empat buah pasak, kemudian kedua tangan dan kaki Asiah diikatkan pada masing-masing pasak, lalu Asiah berdoa kepada Allah yang disitir oleh firman-Nya: Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga. (At-Tahrim: 11)
Tafsir Ayat:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ آمَنُوا “Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang yang beriman,” namanya Asia binti Muzahim radhiallahu ‘anhuma, إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ “ketika ia berkata, ‘Ya Rabbku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisiMu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim’.” Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan sifatnya sebagai sosok beriman, tunduk pada Rabbnya dan memohon permintaan tertinggi, yaitu masuk surga dan berada di dekat Rabb Yang Mahamulia serta memohon agar diselamatkan dari fitnah Fir’aun serta perbuatan-perbuatan busuknya serta fitnah semua orang yang zhalim. Dan Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabulkan permintaannya. Asia pun hidup dalam keimanan sempurna dan kokoh, serta selamat dari berbagai fitnah. Karena itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda,
كَمَلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيْرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ، وَخَدِيْجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ، وَفَضْلُ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيْدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ.
“Banyak dari kalangan lelaki yang sempurna, dan yang sempurna dari kalangan wanita hanya Maryam binti Imran, Asia binti Muzahim dan Khadijah binti Khuwailid, dan keutamaan Aisyah atas seluruh wanita laksana keutamaan daging yang dibungkus adonan gandum (yang meru-pakan makanan paling berkelas kala itu) atas seluruh makanan.” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 3769; dan Muslim no. 2431)
Begitu juga sebab kaya, istri yang beriman tidak bisa juga menyelamatkan suamiya yang kaifr dari azab Allah. Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman bahwa perempuan beriman, meskipun menjadi istri seorang kafir yang pada waktu dibolehkan, akan memperoleh keselamatan di akhirat seperti istri firaun, ketika dia berkata dalam doanya kepada Allah waktu menghadapi siksaan suaminya yang memaksanya untuk murtad, ‘ya tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, karena tidak nyaman berada di istana firaun; dan selamatkanlah aku dari firaun dan perbuatannya yang terus menyiksa; dan doanya kepada Allah, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim, balatentara firaun yang terus menyiksanya hingga wafat sehingga ia tidak merasakan siksaan mereka. ‘ 12. Ayat ini menjelaskan kesalehan seorang perempuan yang tak pernah bersuami, tetapi memiliki seorang putra. Dan maryam putri imran yang memelihara kehormatannya, lalu Allah memberikan penghargaan, penghomatan, dan kemuliaan kepadanya, maka kami meniupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh ciptaan kami sehingga ia hamil dan melahirkan bayi tanpa bapak; dan dia, maryam putri imran, membenarkan kalimat-kalimat tuhannya yang menjelaskan kekuasaan Allah yang tak terbatas dan kitab-kitab-Nya, yaitu kitab taurat dan zabur; dan dia termasuk orang-orang yang taat kepada Allah dengan rukuk dan sujud dan menjaga kehormatan dirinya.
At-Tahrim Ayat 11 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Tahrim Ayat 11, Makna At-Tahrim Ayat 11, Terjemahan Tafsir At-Tahrim Ayat 11, At-Tahrim Ayat 11 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Tahrim Ayat 11
Tafsir Surat At-Tahrim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)