{67} Al-Mulk / الملك | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحاقة / Al-Haqqah {69} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qalam القلم (Pena) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 68 Tafsir ayat Ke 11.
هَمَّازٍ مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ ﴿١١﴾
hammāzim masysyā`im binamīm
QS. Al-Qalam [68] : 11
suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah,
Wahai Muhammad, janganlah engkau patuhi orang yang banyak bersumpah dusta dan hina, yang banyak mencela manusia, yang berjalan ke sana dan kemari menyebarkan fitnah, yang suka menukil perkataan sebagian orang untuk disampaikan kepada sebagian lainnya dengan tujuan hendak berbuat kerusakan antara mereka, yang sangat kikir mengeluarkan harta, yang sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas dalam bermusuhan dengan sesama manusia, yang banyak melanggar yang haram, yang banyak melakukan dosa, yang sangat kufur, yang keji dan kasar, yang terkenal kejahatannya karena ia mempunyai banyak harta dan anak lalu bersikap durhaka dan sombong, enggan menerima kebenaran. Apabila dibacakan kepadanya salah satu ayat-ayat Al-Qur’an, ia mendustakannya. Dia berkata, “Ini adalah dongeng dan khurafat orang-orang dahulu kala.” Ayat ini kendati pun turun berkaitan dengan sebagian orang-orang musyrik seperti Al-Walid bin Al-Mughirah. Akan tetapi, di dalamnya mengandung peringatan bagi seorang muslim untuk tidak menyerupai sifat-sifat tercela ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
yang banyak mencela. (Al-Qalam: 11)
Menurut Ibnu Abbas dan Qatadah, artinya suka mengumpat.
yang kian kemari menghambur fitnah. (Al-Qalam: 11)
Yakni orang yang berjalan di antara manusia kian kemari menghambur fitnah dan mengadu domba di antara mereka, dan menebarkan hasutan di antara orang-orang yang sedang bersitegang (bermusuhan). Perbuatan ini dinamakan dengan sebutan al-haliqah, yakni yang mencukur habis amal kebaikan. Di dalam kitab Sahihain disebutkan melalui hadis Mujahid, dari Tawus, dari Ibnu Abbas yang mengatakan:
bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melewati dua buah kuburan, lalu bersabda: Sesungguhnya penghuni kedua kuburan ini benar-benar sedang diazab, dan keduanya diazab bukanlah karena mengerjakan dosa besar. Salah seorangnya mempunyai kebiasaan tidak pernah bersuci sehabis buang air kecilnya, sedangkan yang lainnya mempunyai kebiasaan berjalan kian kemari menghambur hasutan (mengadu domba).
Jamaah selain keduanya telah mengetengahkan hadis ini dalam kitabnya masing-masing melalui berbagai jalur dari Mujahid dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepacia kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Ibrahim, dari Hammam, bahwa Huzaifah pernah mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mengadu domba.
Jamaah telah meriwayatkannya di dalam kitab masing-masing kecuali Ibnu Majah melalui berbagai jalur dari Ibrahim dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Mansur, dari Ibrahim, dari Hammam, dari Huzaifah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mangadu domba.
Juga telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id Al-Qattan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Ahwal, dari AL-A’masy, telah menceritakan kepadaku Ibrahim enam puluh tahun yang silam, dari Hammam ibnul Haris yang mengatakan bahwa seorang lelaki berlalu di hadapan Huzaifah, lalu dikatakan kepada Huzaifah bahwa sesungguhnya lelaki ini suka melaporkan pembicaraan kepada para amir (penguasa). Maka Huzaifah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda; Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mangadu domba (menghasut).
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hisyam, telah menceritakan kepada kami Mahdi, dari Wasil Al-Ahdab, dari Abu Wa’il yang mengatakan bahwa disampaikan kepada Huzaifah perihal seorang lelaki yang suka mengadu domba. Maka Huzaifah mengatakan, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Tidak dapat masuk surga orang yang banyak mangadu domba.
Dan Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Ibnu Khaisam, dari Syahr ibnu Abu Hausyab, dari Asma binti Yazid ibnus Sakan, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Maukah aku beritakan kepada kalian tentang orang yang paling baik dari kalian?” Mereka menjawab, “Tentu kami mau, ya Rasulullah.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: (Yaitu) orang-orang yang apabila terselip rasa ria, maka ia segera ingat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Maukah aku beri tahukan kalian tentang orang yang paling buruk di antara kalian. (Yaitu) orang-orang yang suka berjalan kian kemari menghambur hasutan (mengadu domba) dan yang membuat kerusakan di antara orang-orang yang menjalin kasih sayang lagi selalu mengharapkan terjadinya masalah di kalangan orang-orang yang tidak berdosa.
Ibnu Majah meriwayatkannya dari Suwaid ibnu Sa’id, dari Yahya ibnu Sulaim, dari Ibnu Khaisam dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad telah mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Ibnu Abu Husain, dari Syahr ibnu Hausyab, dari Abdur Rahman ibnu Ganam yang menyampaikannya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: Hamba-hamba Allah yang pilihan ialah orang-orang yang apabila dalam hatinya terselip rasa ria, maka ia segera ingat kepada Allah. Dan hamba-hamba Allah yang paling buruk ialah orang-orang yang berjalan ke sana kemari menebar hasutan (mengadu domba), yang memecah belah di antara orang-orang yang menjalin kasih sayang lagi selalu menginginkan terjadinya kesulitan di kalangan orang-orang yang tidak berdosa.
{هَمَّازٍ} “Yang banyak mencela,” yaitu banyak mencela dan menuduh orang dengan cara ghibah, mengolokolok atau yang lainnya. {مَشَّاءٍ بِنَمِيمٍ} “Yang kesana kemari menghambur fitnah,” maksudnya, menyebarkan namimah (adu domba) di antara sesama manusia. Namimah adalah menukil perkataan sebagian orang untuk disampaikan pada orang lain dengan tujuan untuk merusak hubungan di antara mereka serta menimbulkan permusuhan dan kebencian.
10-13. Untuk mengukuhkan larangan tersebut, Allah menyifati me-reka dengan sifat-sifat buruk seperti yang dirinci dalam ayat ini. Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah baik dalam kebenaran maupun kebatilan, dan berkepribadian buruk karena suka menghina, lagi suka mencela, yang kian ke mari menyebarkan fitnah untuk memecah belah anggota masyarakat, dan yang suka merintangi segala bentuk perbuatan yang baik dengan bersikap kikir, selain itu dia juga gemar bersikap melampaui batas dan banyak dosa baik terhadap tuhan maupun terhadap sesama manusia, yang bertabiat kasar, selain itu juga yang lebih buruk lagi adalah ia terkenal dengan kejahatannya. Di antara tokoh yang dimaksud pada ayat ini adalah al-walid bin al-Mugirah atau abu jahl bin hisyam
Al-Qalam Ayat 11 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qalam Ayat 11, Makna Al-Qalam Ayat 11, Terjemahan Tafsir Al-Qalam Ayat 11, Al-Qalam Ayat 11 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qalam Ayat 11
Tafsir Surat Al-Qalam Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)