{68} Al-Qalam / القلم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المعارج / Al-Ma’arij {70} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Haqqah الحاقة (Hari Kiamat) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 69 Tafsir ayat Ke 12.
لِنَجْعَلَهَا لَكُمْ تَذْكِرَةً وَتَعِيَهَا أُذُنٌ وَاعِيَةٌ ﴿١٢﴾
linaj’alahā lakum tażkirataw wa ta’iyahā użunuw wā’iyah
QS. Al-Haqqah [69] : 12
agar Kami jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar.
Sesungguhnya, tatkala Kami melewatkan batas air hingga berada di atas segala sesuatu, Kami bawa nenek moyang kalian bersama Nuh ke dalam bahtera yang berlayar di atas air itu agar Kami jadikan peristiwa selamatnya orang-orang beriman dan tenggelamnya orang-orang kafir itu menjadi peringatan dan pelajaran bagi kalian, agar setiap telinga yang mendengarnya mengingat dan memikirkan tentang kekuasaan Allah ketika mendengarkan kisah itu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagikamu. (Al-Haqqah: 12)
Damir yang ada dalam ayat ini merujuk kepada jenis kapal karena tersimpulkan dari konteks kalimatnya. Dengan kata lain, dapat disebutkan bahwa Kami biarkan bagi kalian dari jenisnya yang dapat kalian naiki di atas lautan, hingga kalian dapat mengarunginya. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan menjadikan untukmu kapal dan binatang ternak yang kamu kendarai, supaya kamu duduk di atas punggungnya, kemudian kamu ingat nikmat Tuhanmu apabila kamu telah duduk di atasnya. (Az-Zukhruf: 12-13)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. (Yasin: 41 -42)
Qatadah mengatakan bahwa bahtera Nabi Nuh a.s. dipelihara oleh Allah hingga masih sempat dijumpai oleh generasi pertama dari umat ini. Akan tetapi, pendapat yang pertama lebih jelas. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 12)
Yakni memahami dan mengingat nikmat ini telinga yang mau mendengar. Ibnu Abbas mengatakan bahwa agar selalu diingat dan didengar.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 12) Maksudnya, menggunakan akalnya sebagai karunia dari Allah, untuk itu ia dapat mengambil manfaat dari apa yang ia dengar dari Kitabullah.
Ad-Dahhak mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 12) Yaitu didengar oleh telinga dan diperhatikan. Yakni oleh orang yang memiliki pendengaran yang sehat dan akal yang cemerlang. Ini bersifat umum mencakup semua orang yang mempunyai pemahaman dan kesadaran yang mendalam.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Al-Abbas ibnul Walid ibnu Sabih Ad-Dimasyqi, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Hausyab; ia pernah mendengar Mak-hul mengatakan bahwa ketika diturunkan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 12)
Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Aku telah memohon kepada Tuhanku, semoga menjadikan telinga Ali seperti telinga itu.
Mak-hul mengatakan, “Ali sering mengatakan bahwa sejak itu tiada sesuatu pun yang ia dengar dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ lupa dari ingatannya.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, dari Ali ibnu Sahl, dari Al-Walid ibnu Muslim, dari Ali ibnu Hausyab, dari Mak-hul dengan sanad yang sama. Hadis ini berpredikat mursal.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Muhammad ibnu Amir, telah menceritakan kepada kami Bisyr ibnu Adam, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnuz Zubair alias Abu Muhammad (yakni orang tua Abu Ahmad Az-Zubairi), telah menceritakan kepadaku Saleh ibnul Haisam; ia pernah mendengar Buraidah Al-Aslami mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepada Ali:
Jika aku diperintahkan untuk mendekatkan dirimu kepadaku dan tidak menjauhkamu dariku, dan mengajarimu dan kamu harus memperhatikannya, maka sudah seharusnya bagimu untuk selalu mengingatnya.
Lalu turunlah firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al-Haqqah: 12)
Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Muhammad ibnu Khalaf, dari Bisyr ibnu Adam dengan sanad yang sama. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkannya pula melalui jalur lain, dari Daud Al-A’ma, dari Buraidah dengan sanad yang sama, tetapi predikatnya tidak sahih pula.
11-12. DI antara sebagian besar kaum pendusta terdapat kaum Nuh. Allah menenggelamkan mereka dalam lautan ketika air menggenangi seluruh permukaan bumi dan melampaui ambang batas tertingginya. Allah memberi karunia seluruh makhluk yang ada setelah mereka yang berada “dalam bahtera,” semua makhluk yang ada setelah mereka berada di tulang punggung ayah dan ibu mereka yang diselamatkan Allah. Mereka memuji dan dan bersyukur kepada Allah yang telah menyelamatkan mereka pada saat kaum yang melampaui batas dibinasakan. Mereka menjadikan tanda-tanda kebesarnNYa sebagai pelajaran yang menunjukkan keesaanNya. Karena itu Allah berfirman, “Agar Kami jadikan,” perahu dan yang dimaksudkan adalah jenisnya, sebagai “peringatan bagi kamu,” ingatan kalian pada perahu pertama yang dibuat dan bagaimana kisahnya dan bagaimana Allah menyelamatkan orang yang beriman kepadaNya dan mengikuti RasulNya di atas perahu itu dan bagaimana Allah membinasakan seluruh penduduk bumi, karena jenis sesuatu itu mengingatkan pada aslinya.
Allah berfirman, “Dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar,” yang dicerna oleh mereka yang berakal dan dimengerti maksudnya, serta arah tanda-tanda kebesaranNya. Lain halnya dengan mereka yang berpaling, orang-orang yang lalai, orang-orang tolol, dan tidak memiliki kecerdasan. Mereka ini tidak bisa mengambil manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah karena tidak adanya pemahaman mereka mengenai Allah dan tidak mau memikirkan tanda-tanda kebesaranNya.
11-12. Tidak semua umat para nabi itu dibinasakan mereka yang taat akan diselamatkan, di antaranya adalah para pengikut nabi nuh, seperti yang ditegaskan pada ayat ini. Sesungguhnya ketika air naik membumbung sampai ke puncak gunung kami membawa nenek moyang kamu ke dalam kapal, agar kami jadikan peristiwa itu, akan diselamatkan nya mereka yang beriman dibinasakannya mereka yang durhaka , sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. 13-15. Di awal surah diuraikan tentang kiamat, kini diuraikan tentang proses terjadinya kiamat. Maka apabila sangkakala ditiup oleh malaikat lsrafil sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung dengan sangat mudahnya, lalu dibenturkan keduanya sekali benturan maka bumi menjadi datar, tidak ada lagi gunung dan lembah (lihat: surah t’h’/20:105-106). Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat.
Al-Haqqah Ayat 12 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Haqqah Ayat 12, Makna Al-Haqqah Ayat 12, Terjemahan Tafsir Al-Haqqah Ayat 12, Al-Haqqah Ayat 12 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Haqqah Ayat 12
Tafsir Surat Al-Haqqah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)