{68} Al-Qalam / القلم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المعارج / Al-Ma’arij {70} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Haqqah الحاقة (Hari Kiamat) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 69 Tafsir ayat Ke 27.
يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ ﴿٢٧﴾
yā laitahā kānatil-qāḍiyah
QS. Al-Haqqah [69] : 27
Wahai, kiranya (kematian) itulah yang menyudahi segala sesuatu.
Dan adapun orang yang diberikan catatan amalannya dari sebelah kirinya dengan penuh rasa penyesalan berkata, Sungguh celaka, kiranya tidak diberikan kepadaku catatan amalanku ini dan aku tidak mengetahui apa balasan untukku. Kiranya kematian yang aku alami di dunia itu menyelesaikan segala urusanku, aku tidak pernah dibangkitkan setelahnya, harta yang aku kumpulkan di dunia sama sekali tidak memberiku manfaat. Telah hilang alasanku sehingga aku tidak memiliki alasan sama sekali.”
ini merupakan berita tentang keadaan yang dialami oleh orang-orang yang celaka apabila seseorang dari mereka menerima kitab catatan amalnya dari sebelah kirinya di tempat hisab hari kiamat. Maka pada hari itu dia menyesali amal yang telah dilakukannya di dunia dengan penyesalan yang tiada taranya.
maka dia berkata, “Wahai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu.” (Al-Haqqah: 25-27)
Ad-Dahhak mengatakan yakni kematian yang tiada kehidupan lagi sesudahnya. Hal yang sama dikatakan oleh Muhammad ibnu Ka’b, Ar-Rabi’, dan As-Saddi.
Qatadah mengatakan bahwa orang kafir saat itu menginginkan kematian, padahal ketika di dunia tiada sesuatu pun yang lebih dibencinya selain kematian.
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku. (Al-Haqqah: 28-29)
Yakni harta dan kedudukanku tidak dapat membelaku dari azab Allah dan pembalasan-Nya, bahkan segala sesuatunya ditanggung oleh diriku, tiadayang menolongku dan tidak ada orang yang melindungiku. Maka di saat itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 30-31)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan kepada Malaikat Zabaniyah (juru siksa) untuk memegangnya dengan kasar dari tempat perhimpunan, lalu lehernya dibelenggu, kemudian diseret ke neraka Jahanam, lalu dimasukkan ke dalamnya, dan api neraka Jahanam menelannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid, dari Amr ibnu Qais, dari Al-Minhal ibnu Amr yang mengatakan bahwa tatkala Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Peganglah dia !” Maka berebutan untuk menanganinya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, masing-masing dari mereka melakukan hal yang sama, maka ia menjumpai tujuh puluh ribu malaikat itu di dalam neraka. Ibnu Abud Dunia mengatakan di dalam kitab Al-Ahw’ah bahwa orang kafir didatangi oleh empat ratus ribu malaikat, dan tiada sesuatu pun melainkan memukulinya, lalu si orang kafir itu berkata, “Aku tidak punya salah denganmu.” Maka yang memukulinya berkata, “Sesungguhnya Tuhan murka terhadapmu, maka segala sesuatu murka pula terhadapmu.”
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan bahwa tatkala Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Peganglah dia dan belenggulah dia,” maka berebutan untuk melaksanakannya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, untuk memperebutkan siapa yang paling dahulu dari mereka yang memasang belenggu di leher si kafir itu.
Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 31)
Maksudnya, lemparkanlah dia ke dalamnya.
25-29. Mereka adalah orang-orang yang celaka. Catatan amal mereka yang mencakup amalan-amalan buruk diterima dengan tangan kiri sebagai tanda yang membedakan mereka dengan yang lain dan sebagai tanda kehinaan,aib, dan dipermalukan. Salah satu dari mereka berkata dengan bersedih dan berduka, “Aduhai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini),” karena ia diberi kabar gembira akan masuk neraka dan kerugian abadi, “dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku,” alangkah baiknya aku terlupakan dan tidak dibangkitkan serta amalku tidak diperhitungkan. Karena itu ia berkata, “Aduhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu,” maksudnya, alangkah baiknya (jika) kematianku itu adalah kematian yang tidak lagi dibangkitkan.
Kemudian ia menengok harta dan kekuasaannya. Itulah yang mengundang bencana baginya dan sama sekali tidak membawa guna untuk hari akhirnya andai dijadikan tebusan dari siksaan. Ia berkata, “Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku.” Maksudnya, tidak berguna bagiku, tidak di dunia karena tidak aku gunakan untuk amal baik sama sekali dan tidak pula di akhirat. Waktu memanfaatkan harta telah habis. “Telah hilang kekuasaan dariku,” yakni lenyap dan sirna. Bala tentara tidak lagi berguna,tidak pula banyaknya segala sesuatu, tidak jumlah maupun persiapan dan tidak pula wibawa. Semua itu lenyap bagai diterbangkan angin. Karenanya, pedagang kehilangan laba. Yang datang adalah penggantinya berupa kesedihan dan duka.
27-29. Wahai, kiranya kematian yang telah kualami di dunia itulah yang menyudahi segala sesuatu yaitu yang mengakhiri hidupku sehingga tidak perlu mengalami kehidupan seperti ini di akhirat. Ternyata hartaku yang dengan susah payah kukumpulkan sama sekali tidak berguna bagiku. Demikian juga dengan kekuasaanku yang dahulu kubanggakan di dunia kini telah hilang dariku. ’27-29
Al-Haqqah Ayat 27 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Haqqah Ayat 27, Makna Al-Haqqah Ayat 27, Terjemahan Tafsir Al-Haqqah Ayat 27, Al-Haqqah Ayat 27 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Haqqah Ayat 27
Tafsir Surat Al-Haqqah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)