{68} Al-Qalam / القلم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المعارج / Al-Ma’arij {70} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Haqqah الحاقة (Hari Kiamat) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 69 Tafsir ayat Ke 37.
لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا الْخَاطِئُونَ ﴿٣٧﴾
lā ya`kuluhū illal-khāṭi`ụn
QS. Al-Haqqah [69] : 37
Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
Maka tiadalah bagi orang kafir ini seorang teman dekat pun yang menghalangi azab baginya, tidak pula sedikit pun ada makanan baginya kecuali dari darah dan nanah penghuni neraka. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa dan kafir kepada Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka pada hari ini tiada seorang teman pun baginya di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (AL-Haqqah: 35-37)
Pada hari ini tiada seorang pun yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah. Hamim artinya teman dekat. Tiada teman dekat. tiada pemberi syafaat yang didengar, dan tiada makanan baginya di sini kecuali gislin. Menurut Qatadah, gislin adalah makanan yang paling buruk bagi penduduk neraka. Ar-Rabi’ dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa gislin adalah nama sebuah pohon di dalam neraka Jahanam.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Mansur ibnu Abu Muzahim, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Mu’addib, dari Khasif, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa itu gislin, tetapi ia mempunyai dugaan kuat bahwa gislin adalah nama lain dari pohon zaqqum.
Syabib ibnu Bisyr telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa gislin adalah darah dan nanah yang mengalir dari tubuh mereka sendiri. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa gislin adalah keringat atau nanah ahli neraka.
30-37. Pada saat itu ia diperintahkan untuk disiksa, dikatakan kepada Zabaniyah malaikat yang bengis dan kejam, “Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya.” Maksudnya, kenakan belenggu di lehernya hingga tercekik, “kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.” Maksudnya, bolak-balikkan dia di atas bara dan kobarannya, “kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta,” yang berasal dari belenggu Neraka Jahanam yang amat panas membara. Belitlah dia dengan dimasukkan dari anusnya hingga menusuk keluar dari mulutnya kemudian digantung dan terus disiksa dengan azab yang mengerikan. Alangkah buruknya azab dan siksa. Duhai meruginya dia dengan penghinaan dan celaan. Penyebabnya sampai di tempat itu adalah, “sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha agung.” Ia kufur terhadap Rabbnya, membangkang para RasulNya, dan menolak kebenaran yang dibawa oleh para rasul, “dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.” Maksudnya, di hatinya tidak ada belas kasih terhadap fakir miskin. Ia tidak pernah memberi mereka makan dari hartanya dan tidak mendorong orang lain untuk memberi mereka makan, karena tidak adanya nilai Agama dalam dirinya.
Oleh karena itu, pusat dan unsur kebahagiaan itu ada dua; ikhlas karena Allah semata yang akarnya ada pada keimanan terhadap Allah dan berbuat baik terhadap sesama dengan segala bentuk kebaikan yag diantara bentuk terbesarnya adalah menghilangkan kemadorotan dari orang yang membutuhkan dengan memberi mereka makanan pokoknya, sedangkan pada diri mereka penghuni nereka tadi tidak ada keikhlasan dan tidak ada kebaikan, Karena itulah mereka berhak mendapatkan apa yang mereka peroleh. “Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini.” Pada Hari Kiamat tidak ada seorang “teman” dan sahabat pun yang bisa menolongnya agar bisa selamat dari azab Allah dan bisa membuatnya mendapatkan pahala Allah.
Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorangpun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa’at yang diterima syafa’atnya. Ghafir:18
Ia tidak mendapat “makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah.” Yaitu darah bercampur nanah penduduk neraka yang amat panas, pahit, busuk, dan tidak enak. Tidak ada yang memakan makanan seperti ini “kecuali orang-orang yang berdosa.” Yaitu orang-orang yang tersesat dari jalan yang lurus dan menempuh jalan lain yang mengantarkan mereka menuju Neraka Jahim. Karena itu mereka berhak mendapatkan siksaan yang pedih.
35-37. Atas segala perbuatan buruk yang dilakukan di dunia, maka akhirnya pada hari ini yaitu hari di akhirat, di sini yaitu di neraka, tidak ada seorang teman pun baginya yang dapat menolong atau meringankan siksa yang dia terima. Dan tidak ada pula baginya makanan sedikit pun kecuali berupa gislin yaitu makanan yang terbuat dari darah penghuni neraka dan juga nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa yaitu yang secara terus menerus berbuat durhaka. 38-40. Semua yang diuraikan pada ayat-ayat di atas belum terlihat oleh manusia, maka kelompok ayat ini menegaskan tentang kebenaran informasi Al-Qur’an dengan bersumpah menyebut wujud yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Maka aku bersumpah demi apa yang kamu lihat, dan demi apa yang tidak kamu lihat dari ciptaan-ciptaan-ku. Sesungguhnya ia, Al-Qur’an, itu benar-benar wahyu yang diturunkan kepada rasul yang mulia yaitu nabi Muhammad.
Al-Haqqah Ayat 37 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Haqqah Ayat 37, Makna Al-Haqqah Ayat 37, Terjemahan Tafsir Al-Haqqah Ayat 37, Al-Haqqah Ayat 37 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Haqqah Ayat 37
Tafsir Surat Al-Haqqah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)