{69} Al-Haqqah / الحاقة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | نوح / Nuh {71} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ma’arij المعارج (Tempat Naik) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 70 Tafsir ayat Ke 3.
مِنَ اللَّهِ ذِي الْمَعَارِجِ ﴿٣﴾
minallāhi żil-ma’ārij
QS. Al-Ma’arij [70] : 3
(Azab) dari Allah, yang memiliki tempat-tempat naik.
Salah seorang dari kaum musyrikin itu telah meminta untuk dirinya dan kaumnya agar diturunkan azab kepada mereka. Padahal, siksaan itu akan menimpa mereka pada hari Kiamat. Tidak ada seorang pun dapat menolak azab Allah yang Mahatinggi dan Mahagagah. Para malaikat dan Jibril naik menghadap kepada-Nya dalam sehari yang kadar perbandingannya 50 ribu tahun dari tahun dunia. Bagi seorang mukmin hal itu seperti shalat fardhu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Yang tidak seorangpun dapat menolaknya. (Al-Ma’arij: 2)
Artinya, tiada yang dapat menolaknya bila Allah menghendakinya. Karena itu, disebutkan dalam firman berikutnya:
(Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai tempat-tempat naik. (Al-Ma’arij: 3)
As-Sauri telah meriwayatkan dari Al-A’masy, dari seorang lelaki, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: yang mempunyai tempat-tempat naik. (Al-Ma’arij-. 3) Yaitu tempat-tempat naik.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa zil-ma’arij artinya Yang memiliki ketinggian dan keutamaan-keutamaan. Mujahid mengatakan bahwa zil-ma’arij artinya tempat-tempat naik ke langit. Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah Yang mempunyai keutamaan-keutamaan dan nikmat-nikmat.
1-4. Allah berfirman menjelaskan kebodohan para penentang dan permintaan mereka untuk disegerakan azab Allah kepada mereka seraya memperolok-olok, membangkang dan memperlemah, “Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi,” yakni seorang telah meminta dan meminta dibuka, “untuk orang-orang kafir,” karena mereka berhak mendapatkannya lantaran kekufuran, “yang tidak seorang pun dapat menolaknya, (yang datang) dari Allah,” artinya, tidak seorang pun yang bisa menolak datangnya azab yang diminta segera oleh para pembangkang kaum musyrikin sebelum waktunya tiba atau tidak seorang pun yang bisa melenyapkannya ketika azab menimpa. Hal ini terjadi pada saat al-Nadhr bin Harits al-Quraisy atau para dedengkot lainnya yang mendustakan memintanya seraya berkata,
“Ya Allah, jika betul (Al Quran) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih”.
-Al-anfal:32-
Azab dari Allah pasti menimpa mereka, bisa disegerakan untuk mereka di dunia atau disimpan di akhirat kelak untuk mereka. Andai saja mereka mengenal Allah dan mengenal keagunganNya serta luasnya kuasa, sempurnanya nama-nama dan sifatNya, niscaya mereka tidak meminta untuk disegerakannya azab dan niscaya mereka memiliki sopan santun. Karena itu Allah menyebutkan salah satu keagunganNya yang bertentangan dengan perkataan buruk mereka, “Mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan ruh-ruh naik (menghadap) kepada Rabb,” yakni pemilik keluhuran, keagungan, kemuliaan, dan hak mengatur seluruh makhluk, kepadaNya para malaikat naik dengan tugas yang diberikan pada mereka, ruh naik padanya. Ruh adalah isim jenis yang mencakup seluruh ruh, yang baik maupun yang buruk. Hal ini terjadi pada saat kematian. Ruh orang-orang suci naik kepada Allah, mereka diberi izin dari satu langit ke langit lain hingga berhenti di langit di mana Allah berada. Menyampaikan ucapan penghormatan kepada Allah dan mengucapkan salam serta mendekat ke arahnya. Mereka senang berada di dekat Allah dan mendapatkan pujian, penghormatan, perlakuan baik dan pengagungan dari Allah. Sedangkan ruh para pendosa, ketika naik ke langit dan meminta izin, mereka tidak diberi izin dan dikembalikan lagi ke bumi.
Selanjutnya Allah menyebutkan jarak yang ditempuh oleh para malaikat dan ruh menuju Allah. Para malaikat dan ruh naik dalam sehari dengan sebab-sebab yang Allah mudahkan baginya serta pertolongan Allah berupa kemudahan, keringanan dan cepatnya perjalanan, padahal jarak tersebut sejauh jarak lima puluh ribu tahun perjalanan normal, mulai dari saat naik hingga sampai yang telah ditentukan hingga sampai pada golongan malaikat tertinggi. Kerajaan yang amat besar ini dan alam yang agung ini, baik yang berada di atas maupun bawah, seluruhnya diciptakan dan diatur oleh Allah Yang Mahaluhur lagi Tinggi. Allah mengetahui kondisi-kondisi mereka, baik yang lahir maupun yang batin. Allah mengetahui apa yang ada dan apa yang tersimpan. Allah memberikan rahmat dan kebaikanNya pada seluruh makhluk. Allah memberlakukan hukumNya, baik yang bersifat takdir ataupun syariat pada mereka, serta memberlakukan hukum pembalasanNya. Celakalah bagi kaum yang tidak mengerti keagungan Allah dan tidak memuliakan Allah dengan sebenarnya. Mereka meminta agar segera diturunkan azab sebagai pengujian dan anggapan memperlemah. Mahasuci Allah Yang Maha Penyabar yang memberi mereka tempo, tapi tidak lalai terhadap mereka. Mereka menyakiti Allah tapi Allah bersabar terhadap mereka, memberi keselamatan dan rizki pada mereka.
Inilah salah satu kemungkinan penafsiran ayat tersebut. Sehingga yang dimaksud dengan naik dalam ayat ini adalah naik di dunia, sebab kontekstual pertama menunjukkan hal tersebut. Kemungkinan juga hal ini berlaku pada hari Kiamat dan Allah memberitahukan keagungan, keluhuran, dan kebesaranNya pada semua hambaNya. Tidak ada bukti yang lebih besar yang dapat mereka saksikan untuk dapat mengenal Allah selain peristiwa naiknya para malaikat dan ruh. Mereka naik dan turun berdasar pengaturan Allah serta urusan rabbani pada hari itu yang berjarak lima puluh ribu tahun karena panjang dan beratnya perjalanan. Tapi Allah meringankan perjalanan tersebut bagi orang yang beriman.
1-3. Surah al-h’qqah menjelaskan sangat jelas tentang peristiwa kiamat, pada awal surah ini dikemukakan adanya seseorang yang bertanya dengan tujuan untuk mengejek tentang kiamat. Seseorang bertanya tentang tentang azab yang pasti terjadi, siksa yang pasti akan dijatuhkan Allah bagi orang-orang kafir, yang tidak seorang pun dapat menolaknya, azab itu datangnya dari Allah, yang memiliki tempat-tempat naik yaitu tempat naiknya para malaikat atau amal-amal manusia4. Para malaikat dan jibril naik menghadap kepada tuhan, dalam sehari yang kadarnya setara dengan lima puluh ribu tahun dari tahun-tahun di dunia, hal ini menunjukkan betapa dahsyatnya azab yang akan dialami oleh kaum kafir, karena terasa amat panjang.
Al-Ma’arij Ayat 3 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ma’arij Ayat 3, Makna Al-Ma’arij Ayat 3, Terjemahan Tafsir Al-Ma’arij Ayat 3, Al-Ma’arij Ayat 3 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ma’arij Ayat 3
Tafsir Surat Al-Ma’arij Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)