{70} Al-Ma’arij / المعارج | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الجن / Al-Jin {72} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Nuh نوح (Nuh) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 71 Tafsir ayat Ke 7.
وَإِنِّي كُلَّمَا دَعَوْتُهُمْ لِتَغْفِرَ لَهُمْ جَعَلُوا أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ وَاسْتَغْشَوْا ثِيَابَهُمْ وَأَصَرُّوا وَاسْتَكْبَرُوا اسْتِكْبَارًا ﴿٧﴾
wa innī kullamā da’autuhum litagfira lahum ja’alū aṣābi’ahum fī āżānihim wastagsyau ṡiyābahum wa aṣarrụ wastakbarustikbārā
QS. Nuh [71] : 7
Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.
Nuh berkata, “Wahai Tuhan, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku untuk beriman dan taat kepada-Mu di waktu malam dan siang hari. Tetapi seruanku itu tidak menambah apa-apa selain mereka semakin lari dan berpaling. Sesungguhnya setiap kali aku mengajak mereka untuk beriman agar mendapat ampunan-Mu atas dosa-dosa mereka. Mereka memasukkan jari ke dalam telinga agar tidak mendengar ajakan kebenaran itu. Bahkan, mereka menutupkan bajunya agar tidak melihatku. Mereka tetap berada dalam kekafiran dan menyombongkan diri untuk menerima keimanan. Kemudian, sesungguhnya aku telah menyeru beriman dengan cara terang-terangan, tidak sembunyi-sembunyi. Aku nyatakan seruan kepada mereka dengan suara yang tinggi dan terkadang aku bisikkan seruanku kepada mereka. Aku berkata kepada kaumku, “Mohonlah kepada Tuhan kalian agar dosa-dosa kalian diampuni dan bertobatlah kepada-Nya dari kekafiran kalian. Sesungguhnya, Dia Maha Pengampun dan Penerima Tobat hamba-hamba-Nya dan menerima tobat orang yang kembali pada-Nya.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan menutupkan bajunya (ke mukanya). (Nuh: 7)
Ibnu Jarir telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa mereka menyembunyikan jati dirinya agar Nuh tidak mengenal mereka. Sa’id ibnu Jubair dan As-Saddi mengatakan bahwa mereka menutupi kepalanya agar tidak dapat mendengar apa yang dikatakan oleh Nuh.
dan mereka tetap (mengingkari). (Nuh: 7)
Yakni mereka terus-menerus dalam kemusyrikan dan kekafirannya yang berat lagi sangat parah.
dan menyombongkan diri dengan sangat. (Nuh: 7)
Mereka menolak, tidak mau mengikuti perkara yang hak dan tidak mau tunduk kepadanya.
Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan. (Nuh: 8)
Maksudnya, dengan terang-terangan di kalangan mereka tanpa tedeng aling-aling.
kemudian sesungguhnya aku (menyeru) mereka (lagi) secara terbuka. (Nuh: 9)
Yaitu dengan pembicaraan yang jelas dan suara yang keras.
dan dengan diam-diam, (Nuh: 9)
antara aku dan mereka saja. Nuh dalam seruannya memakai cara yang beragam dengan maksud agar seruannya lebih berkesan pada mereka.
maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun.” (Nuh: 10)
Yakni kembalilah kamu ke jalan-Nya dan tinggalkanlah apa yang kamu biasa lakukan itu dan bertobatlah kamu kepadanya dari dekat. Karena sesungguhnya barang siapa yang bertobat kepada-Nya, niscaya Dia menerima tobatnya, sekalipun dosa-dosanya besar dalam kekafiran dan kemusyrikannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
maka aku berkata (kepada mereka),’ Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (Nuh: 10-11)
Maksudnya, terus-menerus; karena itulah maka disunatkan membaca surat ini dalam salat istisqa (memohon hujan) mengingat maknanya sangat relevan dengannya.
Hal yang sama telah dilakukan oleh Amirul Mu’minin Umar ibnul Khattab r.a., bahwa dia menaiki mimbar untuk memanjatkan doa istisqa, maka tiada yang dibacanya selain dari istigfar dan membaca beberapa ayat dalam istigfarnya yang antara lain adalah ayat ini: maka aku berkata (kepada mereka),’ ‘Mohonlah ampunan kepada Tuhan-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu.” (Nuh: 10-11)
Kemudian Umar berkata, “Sesungguhnya aku telah menunggu-nunggu datangnya hujan melalui bintang-bintang yang merupakan pertanda akan datangnya hujan.” Ibnu Abbas dan lain-lainnya mengatakan bahwa datanglah awan secara beriringan, sebagian darinya berurutan dengan sebagian yang lainnya.
5-7. Mereka tidak memenuhi seruan Nabi Nuh dan tidak mau patuh terhadap perintah beliau. Maka Nabi Nuh mengadu pada Rabbnya, “Ya Rabbku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran),” yakni lari dan berpaling dari kebenaran, sehingga tidak ada gunanya menyeru mereka, karena manfaat dari seruan adalah agar seluruh atau sebagian maksudnya tercapai. “Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka,” yakni agar mereka mau merespon, dimana bila mereka menerima, Engkau ampuni mereka, dan seruan ini adalah murni demi kebaikan mereka, tapi mereka tetap saja berada dalam kebatilan dan lari kebenaran. “Mereka memasukkan jari-jari mereka ke dalam telinganya,” karena khawatir mendengarkan kata-kata yang diucapkan nabi mereka, Nabi Nuh . “Dan menutupkan bajunya (ke mukanya),” yaitu mereka menjadikannya sebagai penutup mereka demi menjauhi dan membenci kebenaran. “Dan mereka tetap (mengingkari)” dalam kekufuran dan keburukan mereka, “dan menyombongkan diri” di atas kebenaran “dengan sangat”, yakni keburukan mereka semakin bertambah sedangkan kebaikan mereka semakin jauh.
Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka untuk beriman kepada ajaran-Mu agar engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya karena enggan untuk mendengar bahkan membenci seruanku itu, dan menutupkan bajunya ke wajahnya sehingga tidak melihatku dan mereka tetap keras kepala mengingkari dan sangat menyombongkan diri sehingga tidak mempan dengan segala cara yang kulakukan. 8-9. Nabi nuh melanjutkan pengaduannya kepada Allah. Lalu sesungguhnya aku telah menyeru mereka dengan cara terang-terangan dengan suara yang jelas dan di hadapan umum. Kemudian pada kesempatan lain aku menyeru mereka dengan dua cara sekaligus yaitu secara terbuka dan dengan diam-diam.
Nuh Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Nuh Ayat 7, Makna Nuh Ayat 7, Terjemahan Tafsir Nuh Ayat 7, Nuh Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Nuh Ayat 7
Tafsir Surat Nuh Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)