{71} Nuh / نوح | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المزمل / Al-Muzzammil {73} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Jin الجن (Jin) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 72 Tafsir ayat Ke 28.
لِيَعْلَمَ أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالَاتِ رَبِّهِمْ وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ وَأَحْصَىٰ كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا ﴿٢٨﴾
liya’lama ang qad ablagụ risālāti rabbihim wa aḥāṭa bimā ladaihim wa aḥṣā kulla syai`in ‘adadā
QS. Al-Jin [72] : 28
Agar Dia mengetahui bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah Tuhannya, sedang (ilmu-Nya) meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu persatu.
Wahai Rasul, katakanlah kepada orang-orang musyrik itu, “Aku tidak mengetahui, apakah azab yang diancamkan kepada kalian itu sudah dekat atau masih lama? Dia adalah Tuhan yang Maha Mengetahui yang gaib yang tidak terlihat pandangan, tidak tampak kepada satu makhluk pun tentang yang gaib itu kecuali yang telah dipilih dan diridhai-Nya untuk menjadi rasul. Sesungguhnya, Dia akan menampakkan kepada mereka sebagian dari yang gaib. Dia menjadikan para malaikat di hadapan dan di belakang Rasulullah yang menjaganya dari para jin agar mereka tidak mencuri dengar dan menyampaikannya kepada para dukun. Agar Rasulullah mengetahui bahwa para rasul sebelumnya telah menyampaikan risalah Tuhan dengan benar dan jujur, juga telah dijaga sebagaimana Rasulullah dijaga. Sesungguhnya, ilmu Allah meliputi apa yang ada pada mereka, baik secara lahir dan batin berupa syariat, hukum, dan sebagainya. Tidak ada sesuatu pun yang luput dari-Nya. Sesungguhnya, Dia menghitung segala sesuatu satu per satu sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengawasan-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridai-Nya. (Al-Jin: 26-27)
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Baqarah: 255)
Demikian pula disebutkan dalam surat ini bahwa sesungguhnya Dia mengetahui semua yang gaib dan yang nyata, dan sesungguhnya Dia tidak memperlihatkan sesuatu pun dari ilmu-Nya kepada seseorang dari makhluk-Nya kecuali sebatas apa yang diperlihatkan oleh Dia kepadanya. Karena itu, maka disebutkan dalam firman-Nya: (Dia adalah Tuhan) Yang Mengelahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridai-Nya. (Al-Jin: 26-27) Hal ini mencakup utusan dari kalangan manusia dan malaikat.
Kemudian dalam firman berikutnya disebutkan:
maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al-Jin: 27)
Yakni Allah memberikan kekhususan kepadanya dengan kawalan para malaikat yang menjaganya atas perintah dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Para malaikat itu mengawal dia berikut wahyu Allah yang ada padanya. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
Supaya Dia mengetahui, bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedangkan (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu. (Al-Jin: 28)
Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan damir yang terdapat di dalam firman-Nya, “Liya ‘lama, ” yakni kepada siapa merujuk? Menurut suatu pendapat, damir ini kembali kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Humaid, telah menceritakan kepada kami Ya’qub Al-Qummi, dari Ja’far, dari Sa’ id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: (Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang gaib itu, kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al-Jin: 26-27) Yakni empat malaikat penjaga yang menemani malaikat Jibril. Supaya dia (rasul) mengetahui. (Al-Jin: 28) Artinya, supaya Muhammad mengetahui. bahwa sesungguhnya utusan-utusan itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya, sedangkan (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu. (Al-Jin: 28)
Ibnu Abu Hatim telah meriwayatkan hal ini melalui hadis Ya’qub Al-Qummi dengan sanad yang sama. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ad-Dahhak, As-Saddi, dan Yazid ibnu Abu Habib.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma’mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya: Supaya dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya. (Al-Jin: 28) Bahwa supaya Muhammad Nabi Allah mengetahui bahwa utusan-utusan itu telah menyampaikan risalah Allah kepadanya dan bahwa para malaikat telah menjaga dan membelanya. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Sa’id ibnu Abu Arubah, dari Qatadah, lalu dipilih oleh Ibnu Jarir.
Pendapat yang lainnya mengatakan hal yang lain, seperti yang diriwayatkan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (Al-Jin: 27) Yakni para malaikat yang mengawal dan memelihara Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dari gangguan setan, sehingga orang-orang yang Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diutus kepada mereka jelas atas duduk perkaranya. Demikian itu di saat Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata agar orang-orang musyrik mengetahui bahwa para utusan malaikat itu telah menyampaikan kepadanya risalah-risalah Tuhan mereka.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abu Najih, dari Mujahid sehubungan dengan makna firman-Nya: Supaya dia mengetahui bahwa sesungguhnya rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya. (Al-Jin: 28)
Mujahid mengatakan bahwa makna ayat ialah supaya orang yang mendustakan rasul-rasul mengetahui bahwa para malaikat itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya. Akan tetapi, pendapat ini masih perlu diteliti kebenarannya.
Al-Bagawi mengatakan bahwa Ya’qub membaca firman-Nya, “Liya ‘lama, ” menjadi liyu’lima dengan memakai dhammah, artinya supaya dipermaklumatkan kepada manusia bahwa rasul-rasul itu telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya.
Dapat pula ditakwilkan bahwa damir yang ada pada lafaz liya ‘lama kembali (merujuk) kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Ini menurut suatu pendapat yang diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi di dalam kitab Zadul Masir. Dengan demikian, makna ayat ialah bahwa Allah memelihara rasul-rasul-Nya dengan pengawalan para malaikat yang menjaganya agar mereka dapat menunaikan risalah-risalah-Nya, juga memelihara wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada mereka. Supaya Dia mengetahui (dengan pengetahuan yang nyata) bahwa mereka telah menyampaikan risalah-risalah Tuhannya. Dan ini berarti semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikut Rasul dan siapa yang membelot. (Al-Baqarah: 143)
Dan semakna dengan firman-Nya:
Dan supaya Allah benar-benar mengetahui (dengan nyata) orang-orang yang beriman, dan supaya Dia benar-benar mengetahui (dengan nyata) orang-orang yang munafik. (Al-‘Ankabut: 11)
Dan masih banyak ayat lainnya yang menunjukkan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengetahui segala sesuatu sebelum kejadiaiinya dan ini merupakan suatu kepastian. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
sedangkan (sebenarnya) ilmu-Nya meliputi apa yang ada pada mereka, dan Dia menghitung segala sesuatu satu per satu. (Al-Jin: 28)
{لِيَعْلَمَ} “Supaya Dia mengetahui” dengan hal itu, {أَنْ قَدْ أَبْلَغُوا رِسَالاتِ رَبِّهِمْ} “bahwa rasulrasul itu sungguh telah menyampaikan risalahrisalah Rabbnya,” dengan menjadikan sebabsebab pada mereka, {وَأَحَاطَ بِمَا لَدَيْهِمْ} “sedang (sebenarnya) ilmuNya meliputi apa yang ada pada mereka,” yakni apa saja yang ada pada mereka dan apa pun yang mereka rahasiakan dan tampakkan, {وَأَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ عَدَدًا} “dan Dia menghitung segala sesuatu satupersatu.”
Dalam surat ini terdapat beberapa faidah:
Pertama: Keberadaan jin dan mereka adalah makhluk mukallaf yang juga diperintah dan dilarang, serta akan diberi balasan atas perbuatan mereka sebagaimana disebutkan secara jelas dalam surat ini dan surat lain.
Kedua: Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ juga diutus kepada bangsa jin sebagaimana beliau juga diutus kepada manusia. Allah جَلَّ جَلالُهُmengalihkan segolongan jin untuk mendengarkan wahyu yang disampaikan padanya dan agar mereka menyampaikannya pada kaum mereka.
Ketiga: Kecerdasan jin serta kemampuan mereka mengetahui kebenaran, dan bahwa yang mendorong mereka untuk beriman adalah petunjuk al-Qur`an dan etika baik dalam berbicara yang mereka wujudkan.
Keempat: Perhatian Allah جَلَّ جَلالُهُterhadap RasulNya dan penjagaanNya atas wahyu yang dibawa. Ketika berita kenabian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dimulai, langit dijaga oleh bintang-bintang, para setan lari dari tempat mereka dan terhalang untuk mengintai. Dengan alQur`an, Allah جَلَّ جَلالُهُmerahmati penduduk bumi dengan rahmat yang tidak terkira dan Allah جَلَّ جَلالُهُmenghendaki petunjuk pada mereka. Allah جَلَّ جَلالُهُhendak menampakkan sebagian dari AgamaNya, syariat dan ma’rifat tentangNya yang dapat menggelorakan hati, yang membuat orang-orang berakal gembira, dan syiarsyiar Islam nampak dan para penyembah patung serta berhala terpuruk.
Kelima: Begitu semangatnya para jin untuk mendengarkan al-Qur`an dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ serta berkerumunnya mereka untuk itu.
Keenam: Surat ini mencakup perintah bertauhid, larangan menyekutukan Allah جَلَّ جَلالُهُ,penjelasan tentang kondisi makhluk, tidak seorang pun berhak disembah sekecil apa pun, karena Rasulullah Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَsendiri tidak kuasa untuk menolong dan membahayakan seorang pun, bahkan tidak kuasa atas dirinya sendiri, sehingga dapat diketahui bahwa seluruh manusia juga sama. Adalah salah dan zhalim menjadikan orang yang sifatnya seperti ini sebagai sembahansembahan lain.
Ketujuh: Pengetahuanpengetahuan ghaib hanya diketahui Allah جَلَّ جَلالُهُsemata. Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali orang yang diridhai dan dikhususkan untuk mengetahui sebagian darinya.
Selesai tafsir Surat alJin. Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam.
Tujuan Allah melakukan penjagaan itu agar dia mengetahui bahwa rasul-rasul itu sungguh telah menyampaikan risalah tuhannya, sedang sebenarnya dengan ilmu dan kuasa-Nya meliputi secara rinci apa yang ada pada diri mereka, dan dia menghitung segala sesuatu satu persatu dan tidak satu pun yang luput dari pengetahuan-Nya. 1-4. Di akhir surah al-jinn dijelaskan tentang keagungan Al-Qur’an dan pemeliharaan Allah atas wahyu yang diturunkannya tersebut, sedangkan di awal surah ini berisi petunjuk kepada nabi Muhammad untuk mempersiapkan diri menghadapi turunnya wahyu yang berat. Wahai orang yang berselimut, yaitu nabi Muhammad! bangunlah untuk mengerjakan salat dan bermunajat kepada Allah pada malam hari, kecuali sebagian kecil dari waktu malammu dapat digunakan untuk istirahat tidur, yaitu separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari seperdua itu, dan bacalah Al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan dengan bacaan yang baik dan benar.
Al-Jin Ayat 28 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Jin Ayat 28, Makna Al-Jin Ayat 28, Terjemahan Tafsir Al-Jin Ayat 28, Al-Jin Ayat 28 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Jin Ayat 28
Tafsir Surat Al-Jin Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)