{73} Al-Muzzammil / المزمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القيامة / Al-Qiyamah {75} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Muddatstsir المدثر (Orang Yang Berkemul) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 74 Tafsir ayat Ke 7.
وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ ﴿٧﴾
wa lirabbika faṣbir
QS. Al-Muddatstsir [74] : 7
Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.
Wahai orang yang berselimut dengan pakaiannya, bangunlah dari pembaringanmu. Berilah peringatan kepada manusia akan azab Allah. Khususkanlah Tuhanmu semata dengan mengagungkan, mengesakan, dan menyembah-Nya. Sucikanlah pakaianmu dari berbagai macam najis karena sempurnanya kebersihan lahir adalah sempurnanya kebersihan batin. Teruslah meninggalkan sesembahan dan berhala. Tinggalkanlah semua perbuatan syirik. Janganlah mendekatinya dan janganlah engkau memberikan sesuatu karena berharap mendapatkan sesuatu yang lebih banyak. Berharaplah karena ridha Tuhanmu lalu bersabarlah atas perintah dan larangan-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah. (Al-Muddatstsir: 7)
Yaitu gunakanlah kesabaranmu dalam menghadapi gangguan mereka sebagai amalmu karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Ini menurut Mujahid, Ibrahim An-Nakha’i berpendapat bahwa bersabarlah kamu terhadap nasibmu karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Apabila ditiup sangkakala, maka waktu itu adalah waktu (datangnya) hari yang sulit, bagi orang-orang kafir lagi tidak mudah. (Al-Muddatstsir: 8-10)
Ibnu Abbas, Mujahid, Asy-Sya’bi, Zaid ibnu Aslam, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, Ar-Rabi’ ibnu Anas, dan Ibnu Zaid telah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan naqiir ialah sangkakala. Mujahid mengatakan bahwa bentuk sangkakala itu sama dengan tanduk.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Asbat ibnu Muhammad, dari Mutarrif, dari Atiyyah Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: Apabila sangkakala ditiup. (Al-Muddatstsir. 8) Rasulullah Saw, bersabda: Bagaimana aku bisa hidup senang sedangkan malaikat Israfil telah mengulum sangkakalanya dan mengernyitkan dahinya menunggu bila diperintahkan untuk meniup? Maka para sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Apakah yang engkau anjurkan kepada kami untuk melakukannya, ya Rasulullah?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Ucapkanlah, ‘Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung, dan hanya kepada-Nya kami bertawakal.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Asbat dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Abu Kuraib, dari Ibnu Fudail dan Asbat; keduanya dari Mutarrif dengan sanad yang sama. Ibnu Jarir telah meriwayatkannya pula melalui jalur lain dari Al-Aufi, dari Ibnu Abbas dengan sanad yang sama.
{وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ} “Dan untuk (memenuhi perintah) Rabbmu, bersabarlah,” dan berharaplah pahala Allah جَلَّ جَلالُهُdengan kesabaranmu itu dan niatkanlah untuk Allah جَلَّ جَلالُهُ.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melaksanakan perintah Rabbnya dan bersegera menunaikannya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memberikan peringatan pada manusia dan menjelaskan tuntutantuntutan ilahi pada mereka disertai dengan ayatayat yang jelas. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengagungkan Allah جَلَّ جَلالُهُdan menyeru manusia agar mengagungkanNya, membersihkan perbuatanperbuatan lahir dan batin dari segala keburukan, meninggalkan segala sesuatu yang disembah selain Allah جَلَّ جَلالُهُdan yang disembah bersama Allah جَلَّ جَلالُهُberupa patung dan keburukan beserta para penganutnya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memiliki pemberian agung pada manusia setelah karunia Allah جَلَّ جَلالُهُtanpa mengharapkan balasan atau kata terima kasih dari mereka. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabar demi Rabbnya dengan kesabaran paling sempurna, bersabar dalam melakukan ketaatan, bersabar dalam meninggalkan kemaksiatan, bersabar atas takdirNya yang menyakitkan, hingga Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengungguli para rasul lain yang juga memiliki keteguhan hati. Semoga kesejahteraan dan keselamatan selalu tercurah bagi beliau dan seluruh sahabat beliau.
5-7. Dan petunjuk yang ketiga adalah, tinggalkanlah segala perbuatan yang keji seperti penyembahan berhala, betapa pun banyak yang melakukan. Petunjuk yang keempat, dan janganlah engkau, wahai nabi Muhammad, memberi yaitu usahamu dalam berdakwah dengan maksud untuk mendapatkan imbalan duniawi dari manusia. Dengan demikian engkau akan memperoleh balasan dari Allah, yang lebih banyak. Petunjuk terakhir, kelima, larangan memperoleh imbalan dapat menimbulkan kesulitan maka apabila menghadapi kesulitan ayat ini memberi petunjuk, dan hanya karena tuhanmu, maka bersabarlah, pasti engkau akan berhasil dalam dakwahmu. 8-10. Kesulitan dalam dakwah tidaklah seberapa, akan ada saat yang lebih sulit lagi, maka apabila sangkakala ditiup yaitu hari kiamat telah tiba, maka itulah hari yang serba sulit, bagi siapa saja. Terlebih bagi orang-orang kafir yaitu yang keras kepala mengingkari kebenaran, pada hari itu tidak mudah, keadaannya akan diliputi kesulitan yang dahsyat.
Al-Muddatstsir Ayat 7 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Muddatstsir Ayat 7, Makna Al-Muddatstsir Ayat 7, Terjemahan Tafsir Al-Muddatstsir Ayat 7, Al-Muddatstsir Ayat 7 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Muddatstsir Ayat 7
Tafsir Surat Al-Muddatstsir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)