{73} Al-Muzzammil / المزمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القيامة / Al-Qiyamah {75} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Muddatstsir المدثر (Orang Yang Berkemul) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 74 Tafsir ayat Ke 16.
كَلَّا ۖ إِنَّهُ كَانَ لِآيَاتِنَا عَنِيدًا ﴿١٦﴾
kallā, innahụ kāna li`āyātinā ‘anīdā
QS. Al-Muddatstsir [74] : 16
Tidak bisa! Sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an).
Wahai Rasul, serahkan kepada-Ku orang yang Aku telah ciptakan sendiri di rahim ibunya tidak memiliki harta dan tidak pula anak. Lalu, Aku jadikan ia memiliki harta yang berlimpah dan anak-anak yang berdatangan di Mekah. Sedikit pun mereka tidak pernah pergi. Aku mudahkan baginya jalan mencari rezeki dengan semudah-mudahnya. Kemudian setelah semua pemberian ini, ia ingin sekali agar Aku menambahkan harta dan keturunannya, sedangkan ia kafir kepada-Ku. Sungguh, tidak seperti yang diharapkan oleh orang yang berdosa itu, Aku sekali-kali tidak akan menambahkan semua itu, karena ia telah menentang dan mendustakan bukti-bukti Allah, Aku akan membebaninya kesulitan berupa siksaan, ancaman yang tiada pernah berhenti. Yang dimaksud disini adalah Al-Walid bin Al-Mughirah yang menentang kebenaran dari Allah dan rasul-Nya dengan melakukan peperangan, inilah balasan setiap orang yang durhaka.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, mengancam orang jahat itu yang telah diberi banyak nikmat duniawi oleh Allah, lalu ia membalasnya dengan kekafiran terhadap nikmat-nikmat yang telah diberikan kepadanya, dan menggantinya dengan kekafiran serta keingkaran terhadap ayat-ayat Allah, dan mendustakannya serta menganggapnya sebagai perkataan manusia. Hal ini diungkapkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan menghitung-hitung nikmat yang telah Dia berikan kepadanya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian. (Al-Muddatstsir 11)
Yakni dia keluar dari perut ibunya dalam keadaan sendirian, tidak berharta dan tidak beranak, kemudian Allah memberinya rezeki,
harta benda yang banyak. (Al-Muddatstsir: 12)
Yaitu harta yang berlimpah lagi banyak. Suatu pendapat menyebutnya seribu dinar, pendapat yang lainnya mengatakan seratus ribu dinar, dan menurut pendapat yang lainnya berupa lahan pertanian yang sangat luas, sedangkan pendapat yang lainnya lagi mengatakan selain itu. Dan Allah menjadikan baginya,
dan anak-anak yang selalu bersama dia. (Al-Muddatstsir: 13)
Mujahid mengatakan makna yang dimaksud ialah tidak pernah absen darinya dan selalu ada bersamanya, tidak pernah bepergian untuk berniaga, melainkan semuanya itu telah ditangani oleh budak-budaknya dan orang-orang upahannya (pegawainya), sedangkan mereka hanya tinggal saja bersama ayah mereka, dan ayah mereka merasa senang selalu bersama mereka serta merasa terhibur. Mereka (anak-anak) itu menurut apa yang disebutkan oleh As-Saddi, Abu Malik dan Asim ibnu Umar ibnu Qatadah ada tiga belas orang. Ibnu Abbas dan Mujahid mengatakan sepuluh orang anak. Hal ini merupakan nikmat yang tiada taranya, yaitu keberadaan anak-anak di dekat orang tua mereka.
dan Kulapangkan baginya (rezeki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya. (Al-Muddatstsir: 14)
Yakni Aku berikan kepadanya berbagai macam harta benda dan peralatan serta hal-hal lainnya.
kemudian dia ingin sekali supaya Aku menambahnya. Sekali-kali tidak (akan Aku tambah), karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (Al-Qur’an). (Al-Muddatstsir: 15-16)
Yaitu ingkar karena dia mengingkari nikmat-nikmat-Nya sesudah mengetahui.
11-30. Ayat-ayat ini turun berkenaan dengan al-Walid bin al-Mughirah yang sengit menentang kebenaran, yang menantang Allah dan RasulNya dengan peperangan dan menyelisihi. Allah amat mencelanya dengan celaan yang tidak pernah dialamatkan pada yang lain. Ini adalah balasan bagi semua orang yang menentang dan mencampakkan kebenaran. Orang seperti ini pasti mendapatkan kehinaan di dunia dan siksaan akhirat jauh lebih menghinakan.
Allah berfirman, “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian,” yakni yang Aku ciptakan sendirian tanpa harta, keluarga, dan lainnya yang senantiasa Aku jaga dan Aku beri. Aku jadikan, “baginya harta benda yang banyak,” yakni harta yang berlimpah, “dan” Aku jadikan untuknya :anak-anak,” yakni anak-anak lelaki, “yang selalu berasama dia,” yaitu selalu ada bersamanya. Dengan anak-anak itu ia bersenang-senang, dengan mereka juga ia memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan pertolongan, “dan Ku-lapangkan baginya (rizki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,” yakni Aku berikan padanya dinia dan sebab-sebabnya ketika semua keinginannya terpenuhi dan semua yang dikehendaki diperoleh. “Kemudian,” dengan berbagai nikmat dan pemberian ini, “dia ingin sekali supaya Aku menambahnya,” yakni ia ingin untuk mendapatkan nikmat akhirat sebagaimana ia mendapatkan kenikmatan dunia. “Sekali-kali tidak (akan Aku tambah),” yakni tidak seperti yang ia dambakan, tapi sebaliknya justru berseberangan dengan apa yang diinginkan.
Hal itu “karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Quran).” Ia mengetahui (kebenaran)nya, tapi kemudian ia tidak mau tunduk padanya. Ayat-ayat mengajaknya pada kebenaran tapi ia tidak mau tunduk padanya. Ia tidak hanya cukup berpaling dari ayat-ayat al-Quran, tapi ia memeranginya dan berusaha untuk membatalkannya. Karena itulah Allah berfirman tentangnya, “sesungguhnya dia telah memikirkan,” dalam dirinya, “Dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),” apa yang di pikirannya agar bisa mengucapkan perkataan yang membatalkan al-Quran, “maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan, kemudian ia memikirkan suatu hal yang berada di luar kemampuannya dan berharap bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa didapatkan oleh dia sendiri dan orang-orang sepertinya. “kemudian dia memikirkan” perkataannya. “Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,” pada wajah dan penampilan luarnya sebagai sikap lari dari kebenaran dan membencinya. “Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,” sebagai akibat dari usaha pikiran, tindakan, dan perkataannya. “Lalu dia berkata, ‘(al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia’,” yakni, bukan Firman Allah, tapi perkataan manusia. Di samping itu bukan perkataan manusia terbaik tapi perkataan manusia. Di samping itu bukan perkataan manusia terbaik tapi perkataan orang-orang buruk dan keji yang diucapkan oleh pendusta dan penyihir. Celakalah dia, alangkah jauhnya dia dari kebenaran dan dan alangkah dekatnya dia dengan kerugian dan kecelakaan. Bagaimana terlintas di otak dan terbayang oleh nurani siapa pun orang yang menyatakan Firman paling luhur dan agung, Firman Rabb Yang Mahamulia, Luhur dan Agung menyerupai perkataan makhluk-makhluk yang miskin dan serba kurang? Atau bagaimanakah si pendusta lagi pembangkang ini berani mengungkapkan sifat seperti itu pada Firman Allah? Tidak ada yang berhak di dapatkan melainkan azab yang dahsyat. Karena itu Allah berfirman, “Aku akan memasukannya ke dalam Saqar, tahukah kamu apa (Neraka) Saqar itu, Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,” yakni tidak meninggalkan kedahsyatan maupun orang yang disiksa sedikit pun kecuali pasti mengenainya, “(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia,” membakar mereka dalam siksaan dan membuat mereka gemetar karena amat panas. “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga),” dari kalangan malaikat yang menjaganya. Mereka kejam dan bengis. Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan dan mereka melakukan apa yang diperintahkan.
14-16. Ayat ini melanjutkan uraian tentang keistimewaan yang diberikan Allah kepada al-walid bin al-Mugirah. Dan di samping itu aku berikan baginya kelapangan hidup seluas-luasnya. Kemudian dia juga berharap ingin sekali agar aku menambahnya dengan bentuk anugerah lainnya, bahkan kalau bisa diberikan surga. Aneka nikmat yang dianugerahkan kepadanya mestinya dia syukuri dengan berbuat baik, ternyata malah membangkang maka tidak bisa terpenuhi keinginannya! sesungguhnya dia telah menentang ayat-ayat kami yakni Al-Qur’an. 17-20. Allah melanjutkan ancamannya terhadap yang menolak kebenaran Al-Qur’an. Karena ia berkeras menolak ayat-ayat-ku, maka aku akan membebaninya dengan pendakian yang memayahkan. Sesungguhnya dia yang sangat keras kepala itu telah memikirkan dengan sungguh-sungguh untuk mencari kelemahan Al-Qur’an dan menetapkan apa yang ditetapkannya, maka celakalah dan terkutuklah dia! bagaimana dia menetapkan’ sungguh aneh caranya. Sekali lagi, celakalah dia! bagaimana dia menetapkan’ sungguh tidak masuk akal sehat.
Al-Muddatstsir Ayat 16 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Muddatstsir Ayat 16, Makna Al-Muddatstsir Ayat 16, Terjemahan Tafsir Al-Muddatstsir Ayat 16, Al-Muddatstsir Ayat 16 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Muddatstsir Ayat 16
Tafsir Surat Al-Muddatstsir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)