{73} Al-Muzzammil / المزمل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القيامة / Al-Qiyamah {75} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Muddatstsir المدثر (Orang Yang Berkemul) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 74 Tafsir ayat Ke 30.
عَلَيْهَا تِسْعَةَ عَشَرَ ﴿٣٠﴾
‘alaihā tis’ata ‘asyar
QS. Al-Muddatstsir [74] : 30
Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).
Aku akan memasukkannya ke dalam neraka Jahannam supaya dibakar dengan panasnya. Tahukah kalian apa neraka Jahannam itu? Jahannam itu tidak membiarkan daging dan tulang belulang melainkan dibakarnya, mengubah kulit dan menghitamkannya, lalu membakarnya. Yang bertugas melaksanakan perintah untuk menyiksa penghuninya adalah sembilan belas malaikat penjaga (Zabaniyah) yang sangat kuat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Al-Muddatstsir: 30)
Yaitu dari barisan terdepan Malaikat Zabaniyah (juru siksa), bentuk tubuh mereka besar-besar dan penampilan mereka sangat kasar lagi bengis.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Zar’ah, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Zaidah, telah menceritakan kepadaku Haris, dari Amir, dari Al-Barra yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Diatasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Al-Muddatstsir: 30) Sesungguhnya ada segolongan orang-orang Yahudi menanyakan kepada seorang lelaki dari sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang para penjaga neraka Jahanam, maka lelaki itu menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Lelaki itu datang dan menceritakan hal itu kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu saat itu juga Allah menurunkan firman-Nya: Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga). (Al-Muddatstsir: 30) Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memanggil para sahabatnya dan bersabda: Panggillah mereka (orang-orang Yahudi) itu. Ingatlah, sesungguhnya aku akan menanyakan kepada mereka tentang warna tanah surga jika mereka datang kepadaku. Ingatlah, sesungguhnya warna tanah surga itu bagaikan tepung terigu yang putih. Ternyata mereka datang, lalu menanyakan kepada beliau tentang para penjaga neraka Jahanam. Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengisyaratkan dengan jari jemari kedua telapak tangannya sebanyak dua kali, sedangkan pada yang kedua kali beliau menggenggamkan jari jempolnya (yakni sembilan belas malaikat penjaga). Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Ceritakanlah kepadaku tentang warna tanah surga.” Mereka berkata kepada pemimpin mereka, “Hai Ibnu Salam, jawablah mereka !” Ibnu Salam menjawab, “Seakan-akan putihnya seperti adonan roti.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Ingatlah, sesungguhnya roti itu tiada lain terbuat dari tepung.
Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abu Hatim, yakni dari Al-Barra. Tetapi menurut pendapat yang terkenal, hadis ini dari Jabir ibnu Abdullah, sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar di dalam kitab musnadnya. Ia mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Ubaidah, telah menceritakan kepada kami Sufyan dan Yahya ibnu Hakarn, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Mujalid, dari Asy-Sya’bi, dari Jabir ibnu Abdullah r.a. yang mengatakan bahwa seorang lelaki datang kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu berkata, “Hai Muhammad, sahabat-sahabatmu telah dikalahkan, hari ini.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Mengapa?” Lelaki itu menjawab, “Orang-orang Yahudi mengatakan kepada mereka, ‘Apakah nabimu telah memberitahukan kepadamu tentang jumlah para malaikat penjaga neraka?’ Mereka menjawab, ‘Kami tidak mengetahuinya sebelum menanyakannya kepada nabi kami’.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “‘Apakah suatu kaum yang ditanyai tentang sesuatu yang tidak mereka ketahui dapat dikatakan mereka dikalahkan, sedangkan mereka hanya menjawab, ‘Kami tidak mengetahuinya sebelum menanyakannya kepada Nabi kami’? Undanglah musuh-musuh Allah itu kemari, tetapi mereka pernah meminta kepada nabi mereka supaya Allah menampakkannya kepada mereka terang-terangan.”, Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan agar mereka dipanggil menghadap kepadanya, lalu mereka pun datang dan bertanya, “Hai Abul Qasim, berapakah jumlah penjaga neraka itu?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memberi petunjuk kepada sahabatnya dengan isyarat jari jemari kedua tangannya sebanyak dua kali, sedangkan yang kedua kalinya beliau genggamkan salah satu jarinya, seraya bersabda, “Jumlahnya segini.” Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada para sahabatnya: Jika kamu ditanya mengenai warna tanah surga, maka tanah surga itu putih seperti tepung gandum. Ketika mereka menanyakan tentang bilangan penjaga neraka, dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memberitahukannya kepada mereka, lalu beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya kepada mereka, “Bagaimanakah warna tanah surga?” Maka sebagian dari mereka memandang kepada sebagian yang lain, lalu berkata, “Seperti roti, hai Abul Qasim.”Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Roti itu terbuat dari tepung.”
Imam Turmuzi meriwayatkan hal yang sama dalam tafsir ayat ini dari Ibnu Abu Umar, dari Syaiban dengan sanad yang sama. Ia serta Al-Bazzar mengatakan hadis ini tidak dikenal melainkan hanya melalui riwayat Mujahd. Imam Ahmad telah meriwayatkannya dari Ali ibnul Madini, dari Sufyan tanpa menyebutkan darmak (tepung terigu).
11-30. Ayat-ayat ini turun berkenaan dengan al-Walid bin al-Mughirah yang sengit menentang kebenaran, yang menantang Allah dan RasulNya dengan peperangan dan menyelisihi. Allah amat mencelanya dengan celaan yang tidak pernah dialamatkan pada yang lain. Ini adalah balasan bagi semua orang yang menentang dan mencampakkan kebenaran. Orang seperti ini pasti mendapatkan kehinaan di dunia dan siksaan akhirat jauh lebih menghinakan.
Allah berfirman, “Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku telah menciptakannya sendirian,” yakni yang Aku ciptakan sendirian tanpa harta, keluarga, dan lainnya yang senantiasa Aku jaga dan Aku beri. Aku jadikan, “baginya harta benda yang banyak,” yakni harta yang berlimpah, “dan” Aku jadikan untuknya :anak-anak,” yakni anak-anak lelaki, “yang selalu berasama dia,” yaitu selalu ada bersamanya. Dengan anak-anak itu ia bersenang-senang, dengan mereka juga ia memenuhi kebutuhannya dan mendapatkan pertolongan, “dan Ku-lapangkan baginya (rizki dan kekuasaan) dengan selapang-lapangnya,” yakni Aku berikan padanya dinia dan sebab-sebabnya ketika semua keinginannya terpenuhi dan semua yang dikehendaki diperoleh. “Kemudian,” dengan berbagai nikmat dan pemberian ini, “dia ingin sekali supaya Aku menambahnya,” yakni ia ingin untuk mendapatkan nikmat akhirat sebagaimana ia mendapatkan kenikmatan dunia. “Sekali-kali tidak (akan Aku tambah),” yakni tidak seperti yang ia dambakan, tapi sebaliknya justru berseberangan dengan apa yang diinginkan.
Hal itu “karena sesungguhnya dia menentang ayat-ayat Kami (al-Quran).” Ia mengetahui (kebenaran)nya, tapi kemudian ia tidak mau tunduk padanya. Ayat-ayat mengajaknya pada kebenaran tapi ia tidak mau tunduk padanya. Ia tidak hanya cukup berpaling dari ayat-ayat al-Quran, tapi ia memeranginya dan berusaha untuk membatalkannya. Karena itulah Allah berfirman tentangnya, “sesungguhnya dia telah memikirkan,” dalam dirinya, “Dan menetapkan (apa yang ditetapkannya),” apa yang di pikirannya agar bisa mengucapkan perkataan yang membatalkan al-Quran, “maka celakalah dia! Bagaimanakah dia menetapkan, kemudian ia memikirkan suatu hal yang berada di luar kemampuannya dan berharap bisa mendapatkan sesuatu yang tidak bisa didapatkan oleh dia sendiri dan orang-orang sepertinya. “kemudian dia memikirkan” perkataannya. “Sesudah itu dia bermasam muka dan merengut,” pada wajah dan penampilan luarnya sebagai sikap lari dari kebenaran dan membencinya. “Kemudian dia berpaling (dari kebenaran) dan menyombongkan diri,” sebagai akibat dari usaha pikiran, tindakan, dan perkataannya. “Lalu dia berkata, ‘(al-Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang dipelajari (dari orang-orang dahulu), ini tidak lain hanyalah perkataan manusia’,” yakni, bukan Firman Allah, tapi perkataan manusia. Di samping itu bukan perkataan manusia terbaik tapi perkataan manusia. Di samping itu bukan perkataan manusia terbaik tapi perkataan orang-orang buruk dan keji yang diucapkan oleh pendusta dan penyihir. Celakalah dia, alangkah jauhnya dia dari kebenaran dan dan alangkah dekatnya dia dengan kerugian dan kecelakaan. Bagaimana terlintas di otak dan terbayang oleh nurani siapa pun orang yang menyatakan Firman paling luhur dan agung, Firman Rabb Yang Mahamulia, Luhur dan Agung menyerupai perkataan makhluk-makhluk yang miskin dan serba kurang? Atau bagaimanakah si pendusta lagi pembangkang ini berani mengungkapkan sifat seperti itu pada Firman Allah? Tidak ada yang berhak di dapatkan melainkan azab yang dahsyat. Karena itu Allah berfirman, “Aku akan memasukannya ke dalam Saqar, tahukah kamu apa (Neraka) Saqar itu, Saqar itu tidak meninggalkan dan tidak membiarkan,” yakni tidak meninggalkan kedahsyatan maupun orang yang disiksa sedikit pun kecuali pasti mengenainya, “(Neraka Saqar) adalah pembakar kulit manusia,” membakar mereka dalam siksaan dan membuat mereka gemetar karena amat panas. “Di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga),” dari kalangan malaikat yang menjaganya. Mereka kejam dan bengis. Mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan dan mereka melakukan apa yang diperintahkan.
26-30. Sebagai akibat dari kedurhakaan yang dilakukan oleh al-walid dan siapa pun, sebagaimana diuraikan oleh ayat-ayat yang lalu, maka ia disiksa dan puncaknya dijelaskan pada ayat-ayat ini. Kelak, aku akan menyiksanya dengan memasukkannya ke dalam neraka saqar, dan tahukah kamu apa neraka saqar itu’ saqar itu tidak meninggalkan atau menyisakan, semua anggota tubuhnya akan diliputi siksa dan tidak membiarkan mati, sehingga terbebas dari azab. Saqar itu adalah yang menghanguskan kulit manusia. Di atas neraka saqar ada sembilan belas malaikat penjaga, yang siap siaga mengawasi penghuninya. 31. Mendengar penjaga saqar ada sembilan belas, mereka menduga sembilan belas orang, kaum musyrik dengan angkuhnya menyatakan akan mengalahkan sembilan belas penjaga tersebut. Dan yang kami jadikan penjaga neraka itu hanya dari malaikat yang sangat kuat lagi kasar serta patuh kepada Allah, dan kami menentukan bilangan mereka yang sembilan belas itu hanya sebagai cobaan yang dapat menyebabkan kesesatan bagi orang-orang kafir yang menganggap sepele jumlah tersebut, di sisi lain agar orang-orang yang diberi kitab menjadi yakin karena bilangan tersebut sesuai dengan apa yang termaktub dalam kitab suci mereka, dan agar orang yang beriman bertambah imannya, agar orang-orang yang diberi kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu. Dan agar orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata, , ‘apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai suatu perumpamaan” demikianlah Allah membiarkan sesat orang-orang yang dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada orang-orang yang dia kehendaki. Dan tidak ada yang mengetahui bala tentara tuhanmu kecuali dia sendiri. Dan saqar itu tidak lain hanyalah peringatan bagi manusia.
Al-Muddatstsir Ayat 30 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Muddatstsir Ayat 30, Makna Al-Muddatstsir Ayat 30, Terjemahan Tafsir Al-Muddatstsir Ayat 30, Al-Muddatstsir Ayat 30 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Muddatstsir Ayat 30
Tafsir Surat Al-Muddatstsir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)