Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah Ayat 5 القيامة Lengkap Arti Terjemah Indonesia

{74} Al-Muddatstsir / المدثر الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ الانسان / Al-Insan {76}

Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Qiyamah القيامة (Hari Kiamat) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 75 Tafsir ayat Ke 5.

Al-Qur’an Surah Al-Qiyamah Ayat 5

بَلْ يُرِيدُ الْإِنْسَانُ لِيَفْجُرَ أَمَامَهُ ﴿٥﴾

bal yurīdul-insānu liyafjura amāmah

QS. Al-Qiyamah [75] : 5

Arti / Terjemah Ayat

Tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus.

Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia)

Bahkan manusia itu mengingkari hari kebangkitan. Ia ingin terus-menerus dalam perbuatan dosa selama hidupnya. Orang kafir ini berkata seraya menganggap bahwa hari Kiamat itu masih jauh, “Kapankah hari Kiamat itu terjadi?”

Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir al-Qur’an al-Azhim)

Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎:

Bahkan manusia itu hendak membuat maksiat terus-menerus. (Al-Qiyamah: 5)

Sa’id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, yakni terus-menerus dalam kedurhakaannya. Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: hendak membuat maksiat terus-menerus. (Al-Qiyamah: 5) Yakni berangan-angan, seorang manusia berkata pada dirinya, “Aku akan berbuat maksiat, kemudian bertobat sebelum kiamat terjadi.” Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah ingkar kepada perkara hak sebelum hari kiamat.

Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: hendak membuat maksiat terus-menerus. (Al-Qiyamah: 5) Maksudnya, berjalan terus ke depan mengikuti hawa nafsunya.

Al-Hasan mengatakan bahwa anak Adam tidak akan pernah merasa puas dalam memperturutkan hawa nafsunya kepada perbuatan durhaka terhadap Allah terus-menerus kecuali orang yang dipelihara oleh Allah dari perbuatan maksiat.

Telah diriwayatkan dari Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Ad-Dahhak, dan As-Saddi serta selain mereka yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf, bahwa makna yang dimaksud menyangkut orang yang menyegerakan perbuatan-perbuatan dosa dan menangguh-nangguhkan tobatnya.

Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah orang kafir yang mendustakan hari hisab. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Zaid, dan inilah yang lebih kuat dan lebih sesuai dengan makna yang dimaksud.

Oleh karena itu, maka disebutkan dalam firman berikutnya:

Ia bertanya, “Bilakah hari kiamat itu?” (Al-Qiyamah: 6)

Yakni dia menanyakan bilakah hari kiamat itu? Akan tetapi, pertanyaan yang diajukannya itu mengandung nada tidak percaya akan kejadiannya dan mendustakan keberadaannya. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Dan mereka berkata, “Kapankah (datangnya) janji ini, jika kamu adalah orang-orang yang benar?” Katakanlah.”Bagimu ada hari yang telah dijanjikan (hari kiamat) yang tiada dapat kamu minta mundur darinya barang sesaat pun dan tidak (pula) kamu dapat meminta supaya diajukan.” (Saba’: 29-30)

Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:

Maka apabila mata terbelalak (ketakutan). (Al-Qiyamah: 7)

Abu Amr ibnul Ala mengatakan bahwa bariqa artinya terbelalak. Apa yang dikatakannya mirip dengan pengertian yang terdapat di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎:

sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip. (Ibrahim: 43)

Bahkan mata mereka terbelalak karena ngeri menyaksikan pemandangan di hari kiamat, mata mereka terbelalak ke sana kemari tidak menentu karena dicekam oleh rasa takut yang hebat. Sedangkan ulama lainnya membacanya baraqa, tetapi maknanya berdekatan dengan pendapat yang pertama. Makna yang dimaksud ialah bahwa pandangan-pandangan mata di hari kiamat terbelalak dan tidak berkedip serta bingung karena dahsyatnya pemandangan yang terjadi di hari kiamat yang sangat mengerikan.

Tafsir as-Sa’di (Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)

Keingkarannya pada Kuasa Allah جَلَّ جَلالُهُbukan karena kurangnya dalil dan bukti yang menunjukkan atas hal itu, tapi keingkarannya berasal dari dirinya sendiri, karena tujuan dan maksudnya memang untuk mendustakan Hari Kebangkitan yang ada di hadapan matanya. اَلْفُجُوْرُ berarti berdusta secara sengaja.

Selanjutnya Allah جَلَّ جَلالُهُmenyebutkan kondisikondisi Hari Kiamat seraya berfirman,

Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama Republik Indonesia)

5-6. Kepastian kiamat tidak diragukan lagi, tetapi manusia hendak membuat maksiat terus-menerus. Manusia tidak menyadari sama sekali atas akibat perbuatannya. Justru dengan nada menantang dia bertanya, ‘kapankah hari kiamat yang diancamkan itu”5-6


Al-Qiyamah Ayat 5 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Qiyamah Ayat 5, Makna Al-Qiyamah Ayat 5, Terjemahan Tafsir Al-Qiyamah Ayat 5, Al-Qiyamah Ayat 5 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Qiyamah Ayat 5


Tafsir Surat Al-Qiyamah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40