{77} Al-Mursalat / المرسلات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النازِعات / An-Nazi’at {79} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Naba النبإ (Berita Besar) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 78 Tafsir ayat Ke 31.
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا ﴿٣١﴾
inna lil-muttaqīna mafāzā
QS. An-Naba [78] : 31
Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,
Sesungguhnya orang orang yang takut kepada Tuhan mereka dan beramal shalih mendapatkan keberuntungan dengan masuk surga. Mereka mendapatkan kebun-kebun besar dan buah anggur. Mereka mendapatkan pasangan gadis-gadis remaja yang sebaya, dada mereka berisi. Mereka memegang gelas-gelas yang penuh khamar. Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan dusta.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menceritakan keadaan orang-orang yang berbahagia dan pahala apa yang telah disediakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bagi mereka berupa kehormatan dan kenikmatan yang abadi; untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan. (An-Naba: 31)
Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak mengatakan, makna mafazan ialah tempat untuk berekreasi. Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa mereka beroleh kemenangan, maka mereka selamat dari neraka. Tetapi pendapat yang jelas dalam hal ini adalah yang dikatakan oleh Ibnu Abbas, karena dalam firman berikutnya disebutkan:
(yaitu) kebun-kebun. (An-Naba: 32)
Maksudnya, taman-taman yang dipenuhi dengan pohon-pohon kurma dan lain-lainnya.
dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya. (An-Naba: 32-33)
Yaitu bidadari-bidadari yang sebaya usianya. Ibnu Abbas dan Mujahid serta selain keduanya yang bukan hanya seorang mengatakan bahwa makna kawa’ib ialah nawahid, yakni bidadari-bidadari yang dadanya montok lagi kencang tidak bergayut, karena mereka masih gadis Iagi berusia remaja semuanya, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam surat Al-Waqi’ah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ahmad ibnu Abdur Rahman Ad-Dustuki, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Abu Sufyan alias Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnu Tayyim, telah menceritakan kepada kami Atiyyah ibnu Sulaiman alias Abul Gais, dari Abu Abdur Rahman Al-Qasim ibnu Abul Qasim Ad-Dimasyqi, dari Abu Umamah, bahwa ia pernah mendengarnya menceritakan hadis berikut dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya baju-baju gamis ahli surga benar-benar menampilkan keridaan Allah (kepada mereka), dan sesungguhnya awan benar-benar melewati mereka, lalu berseru kepada mereka, “Hai Ahli Surga, apakah yang ingin aku turunkan kepada kalian?” Sehingga sesungguhnya awan surga itu benar-benar menghujani mereka dengan gadis-gadis remaja yang sebaya usianya.
Tafsir Ayat:
Setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan kondisi orang-orang yang berdosa, selanjutnya Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan tempat kembali orang-orang yang bertakwa seraya berfirman, إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,” yakni orang-orang yang menjaga diri dari murka Rabb mereka dengan berpegang teguh pada ketaatan kepadaNya dan menjaga diri dari kemaksiatan. Mereka mendapatkan kemenangan, keselamatan, dan jauh dari neraka. Dalam kemenangan ini mereka mendapatkan, حَدَائِقَ “kebun-kebun,” yaitu kebun-kebun yang mengumpulkan berbagai jenis pohon rindang dengan buah yang di sela-selanya terpancar sungai. Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan anggur secara khusus karena sangat diinginkan hati dan banyak di kebun itu. Mereka mendapatkan istri-istri sesuai keinginan diri mereka, كَوَاعِبَ “dan gadis-gadis remaja,” yaitu gadis-gadis remaja yang buah dada mereka belum menurun lantaran mereka masih remaja, kuat, dan elok, والأتْرَاب “yang sebaya,” yakni usia mereka hampir sama. Di antara kebiasaan gadis remaja sebaya adalah saling bergaul dan berteman. Itulah kala mereka berusia tiga puluh tiga tahun yang merupakan usia wanita paling sempurna, وَكَأْسًا دِهَاقًا “dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman),” yakni, penuh berisi minuman yang lezat untuk para peminumnya, لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا “di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia,” yakni perkataan yang tidak berguna, وَلا كِذَّابًا “dan tidak (pula perkataan) dusta,” yaitu dosa sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا تَأْثِيمًا إِلا قِيلا سَلامًا سَلامًا
“Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.” (QS. Al-Waqi’ah: 25-26).
Allah جَلَّ جَلالُهُ memberi pahala besar bagi mereka ini adalah murni karena karunia dan kebaikanNya, جَزَاءً مِنْ رَبِّكَ عَطَاءً حِسَابًا “sebagai balasan dari Rabbmu dan pemberian yang cukup banyak,” karena amal perbuatan yang dituntunkan Allah جَلَّ جَلالُهُ pada mereka dan dijadikannya sebagai sebab menggapai kemuliaanNya.
Usai menjelaskan nasib para pendurhaka, Allah beralih menguraikan nasib orang bertakwa. Sungguh, orang-orang yang bertakwa dan selalu berbuat baik serta menghindari perbuatan buruk akan mendapat kemenangan dan kebahagiaan di akhirat. 32. Kemenangan dan kebahagiaan yang akan mereka dapatkan di antaranya berupa kebun-kebun yang rindang, indah, damai, dan sejuk; dan buah anggur yang kelezatan rasanya sangat berbeda dari anggur dunia meski memiliki sebutan yang sama. Inilah bentuk kenikmatan lingkungan dan makanan di surga.
An-Naba Ayat 31 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Naba Ayat 31, Makna An-Naba Ayat 31, Terjemahan Tafsir An-Naba Ayat 31, An-Naba Ayat 31 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Naba Ayat 31
Tafsir Surat An-Naba Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)